Zakat Logam (Emas, perak)

 


Zakat Logam (Emas, perak)

 زكاة النقود)الذهب والفضة والورق النقدي(


Zakat Emas dan Perak

Rasululla ̅h shallalla ̅hu ‘alaihi wa sallam menegaskan wajibnya mengeluarkan zakat dari emas dan perak.

وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ (أَنَّ اِمْرَأَةً أَتَتِ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَمَعَهَا اِبْنَةٌ لَهَا, وَفِي يَدِ اِبْنَتِهَا مِسْكَتَانِ مِنْ ذَهَبٍ, فَقَالَ لَهَا”أَتُعْطِينَ زَكَاةَ هَذَا?" قَالَتْ: لَا. قَالَ”أَيَسُرُّكِ أَنْ يُسَوِّرَكِ اَللَّهُ بِهِمَا يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ سِوَارَيْنِ مِنْ نَارٍ?". فَأَلْقَتْهُمَا.)  رَوَاهُ اَلثَّلَاثَةُ

“Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya radhialla ̅hu ‘anhu bahwa seorang perempuan datang kepada Nabi shallalla ̅hu ‘alaihi wa sallam bersama putrinya yang mengenakan dua gelang emas ditangannya. Lalu beliau bertanya “Apakah engkau mengeluarkan zakat gelang ini?" Dia menjawab: Tidak. Beliau bersabda “Apakah engkau senang pada hari kiamat nanti Allah akan menggelangi kamu dengan dua gelang api neraka?" Lalu perempuan itu melepaskan kedua gelang tersebut. (HR Abu Daud, Tirmidzi dan Nasai)


Lebih khusus dalam riwayat Abu Daud disebutkan sebagai berikut,

حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ وَحُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدَةَ الْمَعْنَى أَنَّ خَالِدَ بْنَ الْحَارِثِ حَدَّثَهُمْ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ امْرَأَةً أَتَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهَا ابْنَةٌ لَهَا وَفِي يَدِ ابْنَتِهَا مَسَكَتَانِ غَلِيظَتَانِ مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ لَهَا أَتُعْطِينَ زَكَاةَ هَذَا قَالَتْ لَا قَالَ أَيَسُرُّكِ أَنْ يُسَوِّرَكِ اللَّهُ بِهِمَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سِوَارَيْنِ مِنْ نَارٍ قَالَ فَخَلَعَتْهُمَا فَأَلْقَتْهُمَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَتْ هُمَا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلِرَسُولِهِ

“Telah menceritakan kepada Kami Abu Kamil dan Humaid bin Mas'adah secara makna bahwa Khalid bin Al Harits telah menceritakan kepada mereka telah menceritakan kepada Kami Husain dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa seorang wanita datang kepada Rasululla ̅h shallalla ̅hu ‘alaihi wa sallam membawa anak wanitanya, dan di tangan anak wanita tersebut terdapat dua gelang tebal yang terbuat dari emas, kemudian beliau berkata kepadanya “Apakah engkau memberikan zakat emas ini?" Wanita tersebut berkata tidak. Beliau bersabda “Apakah engkau senang karena kedua gelang tersebut Allah memberimu gelang dari api pada Hari Kiamat?" Khalid berkata kemudian wanita tersebut melepas kedua gelang tersebut dan melemparkannya kepada Nabi  shallalla ̅hu ‘alaihi wa sallam dan berkata kedua gelang itu untuk Allah 'azza wajalla dan rasul-Nya “. (HR Abu Daud No.1336)


Ketika wanita tersebut mengatakan bahwa kedua gelang itu adalah untuk Allah dan Rasul-Nya, maka tidak lain itu adalah untuk kemashlatan jama’ah kaum muslimin. 

Namun demikian kewajiban zakat perhiasan bisa terlaksana, manakala perhiasan tersebut disimpan dan bukan untuk dipakai, hal ini berlandaskan beberapa syarat kewajiban zakat diantaranya “bila harta tersebut berkembang”.

وَعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا (أَنَّهَا كَانَتْ تَلْبَسُ أَوْضَاحًا مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! أَكَنْزٌ هُوَ? ] فَـ [ قَالَ: إِذَا أَدَّيْتِ زَكَاتَهُ, فَلَيْسَ بِكَنْزٍ)  رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ

“Dari Ummu Salamah radhialla ̅hu ‘anha bahwa dia mengenakan perhiasan dari emas, lalu dia bertanya: Ya Rasulullah, apakah ia termasuk harta simpanan? Beliau menjawab”Jika engkau mengeluarkan zakatnya, maka ia tidak termasuk harta simpanan “ (HR Abu Dawud dan Daruquthni).


Adapun perhiasan di mana kondisinya tumbuh meskipun dibiarkan oleh pemiliknya, baik dia dijadikan simpanan atau melampaui kebiasaan, atau dipergunakan sebagai perhiasan yang berlebihan, atau digunakan di wadah, hadiah-hadiah, patung dan sebagainya, maka itu termasuk wajib zakat.

Dinar adalah sebutan untuk koin emas, sedangkan dirham adalah sebutan untuk koin perak. Uang perak sudah disebutkan dalam sejarah Ashabul Kahfi. 

وَكَذَلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا (١٩(

“Dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab”Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi)”Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun “. (Qs Al Kahfi 18:19)


Perbandingan dinar dan dirham tidak pasti, antara 1 dinar berbanding sama dengan 10 sampai 12 dirham. Nishab emas adalah dua puluh mitsqal atau setara dengan 85 gram emas. Adapun nishab perak adalah dua ratus dirham atau setara dengan 595 gram. Adapun ukuran zakat yang harus dikeluarkannya adalah seperempat puluh (2,5%) dari jumlah yang ditetapkan. Hal ini berdasar hadits berikut ini.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَقَ عَنْ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ وَعَنْ الْحَارِثِ الْأَعْوَرِ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ زُهَيْرٌ أَحْسَبُهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّه قَالَ هَاتُوا رُبْعَ الْعُشُورِ مِنْ كُلِّ أَرْبَعِينَ دِرْهَمًا دِرْهَمٌ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ شَيْءٌ حَتَّى تَتِمَّ مِائَتَيْ دِرْهَمٍ فَإِذَا كَانَتْ مِائَتَيْ دِرْهَمٍ فَفِيهَا خَمْسَةُ دَرَاهِمَ فَمَا زَادَ فَعَلَى حِسَابِ ذَلِكَ 

“Telah menceritakan kepada Kami Abdullah bin Muhammad An Nufaili, telah menceritakan kepada Kami Zuhair, telah menceritakan kepada Kami Abu Ishaq dari 'Ashim bin Dhamrah dan Al Harits Al A'war dari Ali radhialla ̅hu ‘anhu, Zuhair berkata aku mengiranya dari Nabi shallalla ̅hu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda “Berikan seperempat puluh, dari setiap empat puluh dirham satu dirham. Dan tidak ada kewajiban sedikitpun atas kalian hingga sempurna seratus dirham. Maka apabila telah berjumlah dua ratus dirham maka padanya terdapat zakat lima dirham, kemudian selebihnya sesuai perhitungan tersebut.  (HR Abu Daud No.1342)

وَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ مِنَ اَلْوَرِقِ صَدَقَةٌ, وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسٍ ذَوْدٍ مِنَ اَلْإِبِلِ صَدَقَةٌ, وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ مِنَ اَلتَّمْرِ صَدَقَةٌ)  رَوَاهُ مُسْلِم ٌ

“Dari Jabir bahwa Rasululla ̅h shallalla ̅hu ‘alaihi wa sallam bersabda “Tak ada zakat pada perak yang kurang dari 5 auqiyah (600 gram), unta yang jumlahnya kurang dari 5 ekor, dan kurma yang kurang dari 5 ausaq (1050 liter)” (HR Muslim)

وَعَنْ عَلِيٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (إِذَا كَانَتْ لَكَ مِائَتَا دِرْهَمٍ -وَحَالَ عَلَيْهَا اَلْحَوْلُ- فَفِيهَا خَمْسَةُ دَرَاهِمَ, وَلَيْسَ عَلَيْكَ شَيْءٌ حَتَّى يَكُونَ لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا, وَحَالَ عَلَيْهَا اَلْحَوْلُ, فَفِيهَا نِصْفُ دِينَارٍ, فَمَا زَادَ فَبِحِسَابِ ذَلِكَ, وَلَيْسَ فِي مَالٍ زَكَاةٌ حَتَّى يَحُولَ عَلَيْهِ اَلْحَوْلُ)  رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ

“Dari Ali radhialla ̅hu ‘anhu bahwa Rasululla ̅h shallalla ̅hu ‘alaihi wa sallam bersabda “Apabila engkau memiliki 200 dirham dan telah melewati satu tahun, maka zakatnya 5 dirham. Tidak wajib atasmu zakat kecuali engkau memiliki 20 dinar dan telah melewati setahun, maka zakatnya 1/2 dinar. Jika lebih dari itu, maka zakatnya menurut perhitungannya. Harta tidak wajib dikeluarkan zakat kecuali telah melewati setahun “ (HR  Abu Dawud)


Oleh karena itu bila jumlah uang yang ada (disimpan) nilainya mencapai nilai nominal di atas dalam kurun waktu satu tahun, maka dengan sendirinya terkena kewajiban untuk membayar zakatnya sebesar 2,5%. 


Note: 

  1. Nishab emas 20 dinar, 1 dinar = 4,25 gram, maka nishab emas adalah 20 X 4,25 gram = 85 gram. Sehingga jika harga emas Rp. 1.000.000,-/gram maka nishab emas adalah Rp. 85.000.000,-
  2. Nishab Perak adalah 200 dirham, 1 dirham = 2,975 gram, maka nishab perak adalah 200 X 2,975 gram = 595 gram. Sehingga jika harga perak Rp. 15.000,-/gram maka nishab perak adalah Rp. 8.925.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.