AWAL DAKWAH
Ibnu Sa’d dalam Thabaqat-nya berkata, “Pada setiap musim haji Rasulullah SAW mendatangi dan mengikuti orang-orang yang sedang menunaikan haji sampai ke rumah-rumah mereka dan di pasar Ukaz, Majinnah dan Dzil Majaz. Beliau mengajak mereka agar bersedia membelanya sehingga ia dapat menyampaikan risalah Allah SWT, dengan imbalan surga bagi mereka. Tetapi Rasulullah SAW tidak mendapat seorangpun yang membelanya.”
Setiap kali Rasulullah SAW berseru kepada mereka, “Wahai manusia ! Ucapkanlah La ilaha illallah, niscaya kalian beruntung. Dengan kalimat ini kalian akan menguasai Bangsa Arab dan orang-orang Ajam (selain Arab). Jika kalian beriman, maka kalian akan menjadi Raja di surga.”
Ibnu Hisyam, Shiroh Nabawiyah,
AWAL DAKWAH TERBUKA
فَٱصۡدَعۡ بِمَا تُؤۡمَرُ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (Qs. Al-Hijr:94)
Ibnu Ishaq menyebutkan ayat diatas adalah ayat pertama yang turun kepada Nabi SAW untuk mendakwahkan kalimat La ilaha illallah secara jahriyah. Menurut Ibnu Hisyam, arti fashda’ adalah pisahkan antara al-haq dan al-bathil.
Setelah turun ayat tersebut di atas, Rasulullah SAW segera melaksanakan perintah Allah tersebut dengan pergi ke atas bukit Shafa lalu memanggil “Wahai Bani Fihir, Wahai Bani Adi”, sehingga mereka berkumpul dan orang yang tidak bisa hadir mengirimkan orang untuk melihat apa yang terjadi. Rasulullah menyampaikan bahwa dirinya adalah Rasul Allah SWT dan memberi peringatan untuk mereka.
Rasulullah SAW juga mengumpulkan berbagai kabilah untuk maksud yang sama, yaitu Bani Ka’ab bin Luai, Bani Murrah bin Ka’b, Bani Abdi Syams, termasuk Bani Abdul Muthalib. Namun mereka semua menolak dakwah Rasulullah SAW sebagaimana digambarkan dalam Qs. 2:170. (Dr. Ramadhan Al-Buthi, Shiroh Nabawiyah, Jakarta : Rabbani Press)
PERGULATAN SETELAH PROKLAMASI DAKWAH
Ibnu Ishaq berkata, "Rasulullah SAW berjalan seperti semula. Beliau menampakkan Diin Allah, dan mengajak manusia kepadanya, hingga konflik meledak antara beliau dengan orang-orang Quraisy. Orang-orang menjauhkan diri dari yang lain, mendendam satu sama lain.
Orang-orang Ouraisy menyebut-nyebut nama Rasulullah SAW dalam pembicaraan mereka, mengancam beliau, dan mengadakan rapat untuk membahas persoalan beliau.“ (Ibnu Hisyam, Shiroh Nabawiyah)
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian orang-orang Quraisy mengancam kabilah-kabilah mereka yang di dalamnya terdapat sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang masuk Islam bersama beliau. Setiap kabilah menangkapi orang-orang Islam yang ada di tengah-tengah mereka kemudian menyiksanya, dan menganiaya karena dinnya.
Adapun Rasulullah SAW, Allah melindunginya melalui pamannya Abi Thalib. Ketika Abu Thalib melihat orang-orang Ouraisy bertindak sepert itu, ia menemui Bani Hasyim dan Bani Al-Muththalib guna mengajak mereka melindungi Rasulullah SAW, dan berdiri di pihak beliau. Mereka bersedia memihak Abu Thalib, berdiri di pihaknya, dan memenuh seruannya kecuali Abu Lahab -semoga Allah mengutuknya.“
Ibnu Hisyam, Shiroh Nabawiyah, Jilid 1, Jakarta : Darul Falah, 2000, h.224
TAWARAN UNTUK BERGABUNG KE DARUN NADWAH
DI dalam riwayat Ibnu Hisyam dari Ibnu Ishaq disebutkan hahwa 'Utbah bin Rabiah menjadi wakil dari Majelis Pemuka Quraisy untuk bernegosiasi dengan Rasulullah SAW. Kemudian 'Utbah datang kepada Rasulullah saw, lalu duduk di hadapan Nabi saw dan berkata, "Wahai putra saudaraku, anda adalah seorang dari lingkungan kami, dan anda pun telah mengetahui kedudukan silsilah kami (yang dipandang terhormat oleh semua orang Arab).
Namun ternyata anda telah membawa suatu persoalan yang amat gawat kepada kaum kerabat anda dan anda telah memecah belah kerukunan dan persatuan mereka. Sekarang dengarlah baik-baik, saya hendak menawarkan kepada anda beberapa hal yang mungkin dapat anda terima salah satu di antaranya." Nabi saw menjawab, "Katakanlah, hai Abul Walid apa yang hendak kamu tawarkan."
'Uthbah bin Rabiah berkata "Wahai putra saudaraku, jika dengan da'wah yang anda lakukan itu anda ingin mendapatkan harta kekayaan, maka akan kam kumpulkan harta kekayaan yang ada pada kami untuk anda, sehingga anda menjadi orang yang terkaya di kalangan kami.
Jika anda menginginkan kehormatan dan kemuliaan, anda akan kami angkat sebagai pemimpin, dan kami tidak memutuskan persoalan apapun tanpa persetujuan anda. Jika anda ingin menjadi Raja, kami bersedia menobatkan anda sebagai raja kami. Jika anda tidak sanggup menangkal jin yang merasuk ke dalam diri anda, kami bersedia mencari tabib yang sanggup menyembuhkan anda, dan untuk itu kami tidak akan menghitung-hitung biaya yang diperlukan sampai anda sembuh." (Ibnu Hisyam, Shiroh Nabawiyah, Jakarta : Darul Falah, 2000, h.246)
Dengan kata lain, Islam tidak bisa dihadirkan kecuali dalam sistem tersendiri, terpisah dari sistem yang ada, sekalipun bergelut dalam wilayah yang sama.
DAKWAH INTERNASIONAL (SURAT AL FATH =SURAT KEMENANGAN)
URUTANNYA: Nabi bermimpi, berangkat ke Mekkah, terjadi perjanjian Hudaybiah, turun surat al Fath dari ayat 1 sd 28
Diriwayatkan oleh al-Hakim dll, yang bersumber dari al-Miswar bin Mikhramah dan Marwan bin al-Hakim bahwa surat al-Fath (dari awal sampai akhir) diturunkan dalam peristiwa Hudaibiyyah (suatu tempat antara Mekah dan Madinah)
إِنَّا فَتَحۡنَا لَكَ فَتۡحٗا مُّبِينٗا وَيَنصُرَكَ ٱللَّهُ نَصۡرًا عَزِيزًا
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata[1393],
(1393]. Menurut pendapat sebagian ahli Tafsir yang dimaksud dengan kemenangan itu ialah kemenangan penaklukan Mekah, dan ada yang mengatakan penaklukan negeri Rum dan ada pula yang mengatakan Perdamaian Hudaibiyah. Tetapi kebanyakan ahli Tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud di sini ialah Perdamaian Hudaibiyah.
لِّيَغۡفِرَ لَكَ ٱللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعۡمَتَهُۥ عَلَيۡكَ وَيَهۡدِيَكَ صِرَٰطٗا مُّسۡتَقِيمٗا
2. supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
وَيَنصُرَكَ ٱللَّهُ نَصۡرًا عَزِيزًا
3. dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).
هُوَ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِيمَٰنٗا مَّعَ إِيمَٰنِهِمۡۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا
4. Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi[1394] dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
لِّيُدۡخِلَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ عَنۡهُمۡ سَئَِّاتِهِمۡۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عِندَ ٱللَّهِ فَوۡزًا عَظِيمٗا
5. supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah, (al-Fath: 5)
Diriwayatkan oleh asy-Syaikhaan (al-Bukhari dan Muslim), at-Tirmidzi, dan al-Hakim, yang bersumber dari Anas bahwa ketika Rasulullah saw. pulang dari Hudaibiyyah, bersabdalah beliau kepada para shahabat: “Telah turun kepadaku ayat yang lebih aku cintai daripada segala apa yang ada di muka bumi ini.” Kemudia Rasulullah membacakan ayat tersebut (al-Fath: 2) kepada mereka, mereka berkata: “Betapa untung dan bahagianya tuan, ya Rasulullah. Allah telah menerangkan nasib tuan di kemudian hari. Namun bagaimana nasib kami ?” Maka turunlah ayat selanjutnya (al-Fath: 5) yang menjelaskan nasib mereka di akhirat.
اِنَّ اللهَ زَوَىلِيَ الْأَرْضَ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَسَيَبْلُغُ مُلْكَ أُمَّتِيْ مَازُوِيَ لِيَ مِنْهَا
Rasulullah SAW bersabda, “Sesunguhnya Allah telah menghimpunkan untukku bumi dari timur dan baratnya, dan kekuasaan ummatku akan mencapai wilayah yang dihimpunkan untukku” (HR Muslim)
Hadits diatas disebutkan oleh Dr. Al-Hamisy dalam Tafsir wa Bayan saat menjelaskan Qs. Al-Fath:27
Rasulullah SAW memasuki Mekkah langsung menuju Ka’bah. Di sekitar Ka’bah masih terdapat 360 berhala. Kemudian Nabi SAW menghancurkannya satu persatu dengan sebuah tongkat di tangannya seraya mengucapkan “
وَقُلۡ جَآءَ ٱلۡحَقُّ وَزَهَقَ ٱلۡبَٰطِلُۚ إِنَّ ٱلۡبَٰطِلَ كَانَ زَهُوقٗا
“Al-Haq telah datang dan Al-Bathil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (Qs. Al-Isra:81) (Said Ramadhan Al-Buthi, h.352)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.