Akhlaqul Karimah (SPD)

 


TUJUAN UMUM : Warga belajar memiliki perilaku dan kemauan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan   Rasul-nya

TUJUAN KHUSUS 
1. Memahami pengertian akhlaq secara benar, yaitu perilaku yang bersesuaian dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya.
2. Memahami hanya satu figure yang bisa dijadikan uswah dalam akhlaq yaitu Rasulullah SAW
3. Memahami bahwa hubungan asasi dalam Islam hanya berdasar hubungan aqidah dan walayah
4. Mengenal proses penciptaan manusia yang berasal dari unsur thiin/tanah dan ruuh, berakibat terbentuknya sifat-sifat baik dan buruk
5. Memahami awal persaksian manusia kepada Allah di dalam rahim
6. Memahami bahwa lahirnya manusia dengan fitrah bersyarat harus dijaga kesuciannya untuk kembali dipertanggung jawabkan di akhirat
7. Memahami sifat-sifat kehidupan manusia 

POKOK BAHASAN : 
1. Akhlaqul Karimah
a. Akhlaq sebagai muayyadat (penopang) dari bangunan Dinul Islam, merupakan perilaku yang terikat dengan Dinul Islam (sistem Islam)
b. Akhlaq Rasulullah sebagai model / prototype perilaku insane paripurna, dan saripati akhlaq Rasulullah adalah Al Quran itu sendiri (kana khuluqul qur’an) Qs. 68:4
c. Pengertian Akhlak yaitu perilaku yang sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW, yang dibangun di atas landasan Aqidah Islamiyah Qs.2:111, 68:4, 33:21  3:159
d. Pengertian Akhlaq menurut :
1) Imam Al-Ghazali   menyebut akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, dan daripadanya,timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melakukan pertimbangan fikiran.
2) Ibnu Maskawayh mengatakan akhlak ialah suatu keadaan bagi diri atau jiwa yang mendorong (diri atau jiwa itu) untuk melakukan perbuatan  dengan senang tanpa didahului oleh daya pemikiran kerana sudah menjadi kebiasaan
e. Landasan akhlaq adalah aqidah Islamiyah dan ibadah kepada Allah SWT Qs. 29:45, 2:197   5:90-91
1) Akhlaq Islam yang tinggi dan mulia akan menjadikan sebuah generasi yang terbaik dalam peradaban manusia. 
2) Akhlaq bisa menjadi indikasi perbedaan antara manusia dengan binatang, manusia yang tidak berakhlaq tidak akan jauh lebih baik dari pada binatang 
3) Akhlaq yang mulia adalah akhlaq yang lahir dari pemahaman yang benar tentang ibadah dan buah dari ibadah itu sendiri. 

2. Sifat-sifat Utama Rasulullah 
a. Sifat-sifat utama Rasulullah SAW di dalam Al Qur’an Qs. 7/157  48/29  5/54
b. Perubahan radikal ethic pada masyarakat Arab yang dilakukan Rasulullah adalah mengganti semangat Jahili dengan semangat Hilm. Hilm adalah, “tindakan pengekangan jiwa seseorang dan menagan sifat seseorang dari emosi kekerasan suatu kemarahan”, atau “keadaan jiwa tetap tenang sehingga tidak dapat bergerak dengan mudah dan tidak gentar menghadapi bencana apapun yang timbul”, atau “keadaan tenang yang mantap dalam meskipun terserang amarah”, dan “lamban dalam membalas orang yang salah”. Qs. 3/134  7/199  41/34  24/22

Hak Muslim atas Muslim lainnya
Hak dan kewajiban antara satu muslim dengan muslim lainnya adalah menjawab salamnya, memenuhi undangannya, menasehatinya, mendoakannya, menjenguknya ketika sakit, mengantarkan jenazahnya.

3. Akhlaq Terhadap Orang Tua 
a. Kewajiban menghormati orang tua. 
1) Adalah perintah Allah SWT Qs. 17:23-24  2:83, 4:36, 29:8
2) Ibu yang telah begitu bersusah payah mengandung Qs. 31:14, 46:15
3) Kedua orang tua yang begitu banyak berkorban tiada banding membesarkan anaknya
b. Kisah pertentangan antara Nuh AS dan anaknya Qs. 11/45-47
c. Generasi penerus terbaik,kisah Zakaria AS dan Yahya AS Qs. 19/2-6
a. Kewajiban anak terhadap orang tua Qs. 19/7  19/12-13  31/14  2/215

4. Ma’rifatul Insan 
a. Proses penciptaan manusia dari unsur thiin dan ruuh Qs. 23/15-17
b. Hakikat dan hikmah syahadah rubbubiyah di alam rahim, yang harus dibuktikan melalui syahadah uluhiyah di alam dunia Qs. 7/172-174
c. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang sempurna. Dari sisi jasmani manusia dikatakan sebagai makhluk yang paling baik bentuknya, namun kebaikan secara fisik tersebut bisa jatuh ke tingkat yang paling rendah ketika rohaninya tidak ditata dengan baik Qs. 5:4-5
d. Pada hakikatnya manusia memiliki potensi dasar sebagai berikut :
1) Sanggup memegang amanah kepemimpinan di muka bumi Qs. 33:72
2) Memiliki fitrah yang telah ditetapkan Allah Qs. 30:30
3) Memiliki kecenderungan bertauhid Qs. 7:172
e. Sifat-sifat manusia :
1) Lemah Qs. 4:28
2) Pembantah Qs. 36:77
3) Keluh-kesah, kikir Qs. 70:19-21
4) Tergesa-gesa Qs. 17:11
5) Zhalim, bodoh, keras hati Qs. 33:72
6) Melampaui batas Qs. 10:12
7) Fitrah, hanif, cenderung pada kebaikan Qs. 30:30
8) Merdeka Qs. 91:8, 2:256
9) Bebas memilih Qs. 18:29

5. Sifat Kehidupan Manusia 
a. Fitrah manusia lahir di dunia adalah fitrah tauhid, yang mewujud dalam kesatuan ummat (wahdatul ummah) Qs. 30/30-32  23/52-54
b. Sifat-sifat kehidupan 
1) Dunia adalah tempat manusia akan diuji dengan coban dan ketakutan Qs. 3/14
2) Ingatlah, jangan larut dalam permainan duniawi ini sebab manusia sendiri tidak diciptakan dengan main-main Qs. 23/114-115
3) Kehidupan didalamnya pada hakikatnya singkat sekali, seperti sehari, atau bahkah setengah hari saja, seperti hidup disore atau pagi hari saja, bahkan seperti hidup sedetik saja disiang hari Qs. 23:111-114  79:46  10/45

6. Menutup Aurat
a. Kewajiban menutup aurat, bagi laki-laki yaitu antara lutut dan pusar, sedangkan perempuan seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Qs. 24:31  33:59  33:55  24:58,60  12:25-28
b. Fungsi pakaian yaitu menutup aurat, penghias tubuh, melindungi tubuh, baju perang Qs. 7:26  16:81
c. Pengertian aurat Qs. 7:22  20:121


REFERENSI HADITS : 

وَعَنْ أَبِي اَلدَّرْدَاءِ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَا مِنْ شَيْءٍ فِي اَلْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ اَلْخُلُقِ )  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَاَلتِّرْمِذِيُّ 
1. Dari Abu Darda' Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada suatu amal perbuatan pun dalam timbangan yang lebih baik daripada akhlak yang baik." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَلْحَيَاءُ مِنْ اَلْإِيمَانِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
2. Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Malu adalah sebagian dari iman." (HR Muttafaq Alaihi)
وَعَنْ أَبِي مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ اَلنَّاسُ مِنْ كَلَامِ اَلنُّبُوَّةِ اَلْأُولَى إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ )  أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ
3. Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Di antara nasehat yang di dapat orang-orang dari sabda nabi-nabi terdahulu ialah: Jika engkau tidak malu berbuatlah sekehendakmu." (HR Bukhari)
وَعَنْ اَلنَوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رضي الله عنه قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ اَلْبِرِّ وَالْإِثْمِ? فَقَالَ: ( اَلْبِرُّ حُسْنُ اَلْخُلُقِِ, وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ, وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ اَلنَّاسُ )  أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ 
4. Nawas Ibnu Sam'an Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang kebaikan dan kejahatan. Beliau bersabda: "Kebaikan ialah akhlak yang baik dan kejahatan ialah sesuatu yang tercetus di dadamu dan engkau tidak suka bila orang lain mengetahuinya." (HR Muslim)
  أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِاَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ (ثَلاَثَا) قَالُوا: بَلَى يَا رَسُوْلُ اللهِ! قَالَ: الإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ، وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا، أَلآ وَقُوْلُ الزَُّوْرِ، مَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْتُ لَيْتَهُ سَكَتَ   
5. Dari Abu Bakar, dia berkata "Rasulullah shaUallahu 'alaihi wasallam bersabda 'Maukah engkau aku beritahukan tentang dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar?' (Rasulullah SAW mengulangnya tiga kali). Mereka menjawab, 'Ya, wahai Rasulullah!.' Rasulullah SAW bersabda, 'Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua -kemudian Rasulullah duduk, yang sebelumnya beliau bersandar- ingatlah, dan perkataan bohong'. Rasulullah terus-menerus mengulang kata-katanya, sehingga aku berharap semoga Rasulullah diam. (HR Muslim)

الْقَعْقَاعِ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ
6. Dari Abu Hurairah berkata; Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia bertanya, Siapakah orang yang paling berhak dengan kebaktianku? Jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Ibumu! dia bertanya lagi; Kemudian siapa? beliau menjawab: Ibumu! dia bertanya lagi; Kemudian siapa? beliau menjawab: Kemudian Ibumu! dia bertanya lagi; Kemudian siapa? dijawab: Kemudian bapakmu! (HR Muslim)

عَنْ ابْنِ الْهَادِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبَرُّ الْبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ وُدَّ أَبِيهِ
7. Dari 'Abdullah bin 'Umar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kebajikan yang utama ialah apabila seseorang melanjutkan hubungan (silaturrahim) dengan keluarga sahabat baik ayahnya." (HR Muslim)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( حَقُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ, وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اَللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ 
8. Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)". (HR Muslim)

وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَلْمُؤْمِنُ اَلَّذِي يُخَالِطُ اَلنَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ خَيْرٌ مِنْ اَلَّذِي لَا يُخَالِطُ اَلنَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ )  أَخْرَجَهُ اِبْنُ مَاجَهْ
9. Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar dengan gangguan mereka lebih baik daripada yang tidak bergaul dengan mereka dan tidak sabar dengan gangguan mereka." (HR Ibnu Majah) 
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ اَلْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ )  رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ 
10. Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Termasuk baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan apa yang tidak berguna baginya. (HR Tirmidzi)

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَاناً أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً
11. “Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Sifat Hilm Rasulullah SAW 
12. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairoh, dia berkata : “Seorang Arab Badui datang, lalu buang air kecil kedalam masjid, maka orang-orang berdiri dan siap untuk memukulnya. Berkata Nabi SAW : “Biarkanlah dia dan siramlah segera air kencingnya dengan seember air, sesungguhnya kami diutus sebagai pemberi kemudahan dan tidaklah hanya diutus sebagai pemberi kesempitan”.
13. Dari Abi Umamah, sesungguhnya seorang pemuda telah datang kepada Nabi SAW dan berkata : “Wahai Nabi Allah izinkanlah saya berzina”. Maka orang-orang berteriak kepadanya. Kemudian Nabi SAW bersabda : “Mendekatlah kamu”. Laki-laki itu mendekati Rasulullah dan duduk didepannya. Kemudian Nabi SAW berkata : “Apakah kamu suka berzina dengan ibumu ?” Dia menjawab : “Tidak ! Semoga Allah menjadikan aku penebusmu”. Nabi SAW berkata lagi : “Demikian pula orang lain tidak suka menzinahi ibu-ibu mereka. Apakah kamu suka berzina dengan anak-anakmu ?” Laki-laki itu menjawab : “Tidak !  Semoga Allah menjadikan aku sebagai penebusmu”. Nabi SAW berkata lagi : “Maka demikian pula halnya dengan orang banyak, mereka tidak menyenangi zina dengan anak-anak mereka. Apakah anda suka menzinahi saudara perempuanmu ?” Dia menjawab : “Tidak ! Semoga Allah menjadikan aku penebusmu”. Nabi SAW berkata lagi : “Maka demikian pula halnya dengan orang lain tidak menyukai yang demikian itu pada saudara-saudara perempuan mereka”. Kemudian Rasulullah SAW meletakkan tangannya pada laki-laki itu dan bersabda : “Ya Allah, bersihkanlah hatinya, ampunilah dosanya dan peliharalah kemaluannya.” HR Imam Ahmad dengan sanad Jayyid.
14. Mu’awiyyah bin Hakam assulaim berkata : Pada suatu hari ketika saya sedang sholat bersama Rasulullah SAW tiba-tiba seorang dari jama’ah bersin dan saya berucap : “Yarhamukallah”. Maka ketika itu oang-orang menolehkan pandangan mereka kepada saya, dan saya berucap : “Aduh celaka ibu, kenapa mereka melihat saya ?”, malahan mereka memukul-mukulkan tangannya pada pipi-pipi mereka sendiri. Mereka terdiam ketika saya melihatnya, saya diam pula. Ketika Rasulullah SAW selesai sholat, demi Allah saya belum pernah melihat pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik didikannya dari pada beliau. Demi Allah beliau belum pernah memaksa atau bermuka masam kepada saya, tidak memukul dan tidak mencaci, bahkan beliau bersabda : “Sesungguhnya pada sholat ini, tidaklah pantas ada sesuatu apapun dari perkataan manusia kecuali tasbih, takbir dan membaca Al Qur’an”. HR Muslim.

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كُنْتُ أَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ نَجْرَانِيٌّ غَلِيظُ الْحَاشِيَةِ فَأَدْرَكَهُ أَعْرَابِيٌّ فَجَبَذَهُ بِرِدَائِهِ جَبْذَةً شَدِيدَةً حَتَّى نَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عَاتِقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَثَّرَتْ بِهَا حَاشِيَةُ الْبُرْدِ مِنْ شِدَّةِ جَبْذَتِهِ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ مُرْ لِي مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي عِنْدَكَ فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ ضَحِكَ ثُمَّ أَمَرَ لَهُ بِعَطَاءٍ

15. Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Abdullah dia berkata; telah menceritakan kepadaku Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Anas bin Malik dia berkata; Saya berjalan bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam, ketika itu beliau mengenakan kain (selimut) Najran yang tebal ujungnya, lalu ada seorang Arab badui (dusun) yang menemui beliau. Langsung ditariknya Rasulullah dengan kuat hingga saya melihat permukaan bahu beliau membekas lantaran ujung selimut akibat tarikan Arab badui yang kasar. Arab badui tersebut berkata; Wahai Muhammad berikan kepadaku dari harta yang diberikan Allah padamu, maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam menoleh kepadanya diiringi senyum serta menyuruh salah seorang sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya. HR Bukhari 

Pakaian
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لِبْسَتَيْنِ أَنْ يَحْتَبِيَ الرَّجُلُ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ لَيْسَ عَلَى فَرْجِهِ مِنْهُ شَيْءٌ وَأَنْ يَشْتَمِلَ بِالثَّوْبِ الْوَاحِدِ لَيْسَ عَلَى أَحَدِ شِقَّيْهِ وَعَنْ الْمُلَامَسَةِ وَالْمُنَابَذَةِ
16. Telah menceritakan kepada kami Isma'il dia berkata; telah menceritakan kepadaku Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang mengenakan dua kain yaitu seseorang menutup seluruh badannya dengan kain (sarung) nya sementara kemaluannya tidak ditutupi (dengan sesuatu yang lain) dan berselimutkan kain tanpa menutup salah satu dari betisnya, dan melarang mulamasah (wajib membeli jika ada pembeli yang menyentuh barang penjual) dan Munabadzah (wajib membeli jika ada penjual yang melempar dagangannya ke pembeli tanpa memeriksa terlebih dahulu) (HR Bukhari)

حَدَّثَنِي مُحَمَّدٌ قَالَ أَخْبَرَنِي مَخْلَدٌ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ اشْتِمَالِ الصَّمَّاءِ وَأَنْ يَحْتَبِيَ الرَّجُلُ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ لَيْسَ عَلَى فَرْجِهِ مِنْهُ شَيْءٌ
17. Telah menceritakan kepadaku Muhammad dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Makhlad telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin Abdullah dari Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang isytimalus shama' (seseorang berselimut dengan bajunya dan tidak memberikan celah sedikitpun, hingga jika tersingkap auratnya rawan terbuka) dan seseorang yang berselimutkan kain satu lembar tanpa mengenakan kemaluannya dengan kain yang lain. (HR Bukhari)

Sifat Kehidupan Manusia
وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبِي فَقَالَ: ( كُنْ فِي اَلدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ )  وَكَانَ اِبْنُ عُمَرَ يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ اَلصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ اَلْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِسَقَمِك وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ 
18. Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memegang kedua pundakku dan bersabda: Hiduplah di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang sedang lewat. Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Jika engkau memasuki waktu sore maka janganlah menunggu pagi; dan jika engkau memasuki waktu pagi janganlah menunggu waktu sore; ambillah kesempatana dari masa sehatmu untuk masa sakitmu dan dari masa hidupmu untuk matimu. (HR Bukhari)
.
َوَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: ( جَاءَ رَجُلٌ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اَللَّهُ وَأَحَبَّنِي اَلنَّاسُ. فـقَالَ: اِزْهَدْ فِي اَلدُّنْيَا يُحِبُّكَ اَللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا عِنْدَ اَلنَّاسِ يُحِبُّكَ اَلنَّاسُ )  رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَه 

19. Sahal Ibnu Sa'ad Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seseorang menghadap Nabi sa. dan berkata: Tunjukkan kepadaku suatu perbuatan yang bila aku melakukannya aku disukai Allah dan manusia. Beliau bersabda: Zuhudlah dari dunia Allah akan mencintaimu dan Zuhudlah dari apa yang dimiliki orang mereka akan mencintaimu. (HR Ibnu Majah) 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

20. Dari Abu Hurairah radliyallahu'anhu berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku berada dalam prasangka hamba-Ku, dan Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika ia mengingat-Ku dalam perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka, jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta, dan jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, Aku mendekatkan diri kepadanya sedepa, jika ia mendatangi-Ku dalam keadaan berjalan, maka Aku mendatanginya dalam keadaan berlari." (HR Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.