Pribadi Agung untuk Menggapai Cita-Cita Agung

 

1. Bertatapnya dua wajah hendaknya melahirkan kondisi marhamah, bukan sebaliknya melahirkan kebencian dan kedengkian. Kemarin sudah dibahas teori lerbentuknya. kader. Yaitu adanya kader karena adanya judul besar risalah. Juga disinggung tentang teori klasifikasi kader yang diukur dari asas formal bukan asas fisik materi. Kader dibagi kepada : aparat, kader 1, kader 2 dan non kader.

2. Lahirnya judul besar yaitu artikulasi kehendak Allah dipermukaan bumi, dalam wujud risalah Allah yang agung dan suci, telah menetapkan bahwa manusia dipilih untuk memikul dan mengemban amanah ini. Dalam konteks ini maka lahirlah apa yang disebut dengan kader, Allah sudah menjelaskan didalam Qs. 24:55 bahwa janji kemenangan itu hanya diberikan secara terbatas. Untuk penerjemahan misi suci risalah tersebut, maka Allah menurunkan konsep langit untuk menjadi acuan dan pegangan.

3. Untuk menjalankan misi amanah suci, manusia harus bisa mencapai kualitas pribadi sebagai 'abdan sholihan. Ada 5 Syarat yang dibutuhkan dalam pengkondisian 'abdan sholihan yaitu melakukan syahadah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, menjalankan puasa dan mengerjakan haji. Dalilnya adalah 'bunyanil islam 'ala khomsin'. Kata isti'la artinya memberikan daya topang dan daya sanggah terhadap bunyan.

4. Untuk mencapai kemenangan Islam, ada 4 tahapan yang diperlukan yaitu pembentukan pribadi muslim, keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, masyarakat marhamah dan pembentukan institusi pengatur. Siapa saja yang telah menikah, maka ia sudah menyelasikan separuh dari tahapan penegakan Diin.

5. Beberapa ayat yang dibahas selanjutnya Qs. 33L72 (rohani sebagai pimpinan), 9:55 20:131 5:35 9:19 ini haji ma'shiat. Ma'shiat maknanya adalah mengalokasikan harta, waktu, potensi, bakat, sarana yang tidak digunakan untuk penggapaian judul besar.

6. Ciri-ciri taqwa adalah :

a. Kecenderungan untuk mengambil manfaat dari al qur'an, haus dan dahaga akan mu'jizat, pesat-pesan langit dan rahasia-rahasia ghaib. Yang dimaksud al Qur'an bukanlah barang cetakan, tapi yang menempel pada washilah. 

Qs. 29:49 = ayat-ayat yang jelas, perilaku yang nyata didalam dada orang berilmu (washilah). 

Qs. 16:2 = penggiringan wahyu kedalam qalbu lewat jibril. 

Qs. 7:2 = Jibril tidak akan masuk kedalam qalbu yang terdapat kharaj (41:3-5). 

Qs. 16:106 3:64 = Rasulullah bukan rahib/akhbar, yang memiliki banyak khabar, bukan karena banyaknya ilmu, tetapi karena ia menjadi washilah.

b. Akan didapatkan kemudian, wahyu yang menetes dan melapaskan belenggu-belenggu yang ada pada dirinya, belenggu kikir, sombong, thaga dll. Selanjutnya ia akan. mampu menangkap / melihat segala sesuatu dengan pandangan qur/an. Wahyu tadi akan berputar dalam dirinya Qs. 29:49, wahyu mengatur dirinya, keluarganya, masyarakatnya, dll.

c. Kemudian ia akan menemukan cita-cita idamannya, menggapai mardhatillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.