Menjadikan Al Quran sebagai Dustur Dakwah

 


Menjadikan Al Quran sebagai Dustur Dakwah (pedoman dakwah)

Al-Qur'an mempunyai tugas lain dalam kehidupan Islam. Di samping keberadaannya sebagai minhaj amal bagi kehidupan individu Muslim, undang-undang hukum dan syariat bagi masyarakat Muslim atau negara Islam, ia juga sebagai dustur dakwah kepada Islam.


Methode dakwah Al Quran diantaranya adalah,

a. Seruan kepada akal dan hati

Dakwah Al Quran adalah dakwah yang bertujuan menggugah hati untuk berubah ke arah yang lebih baik sekaligus menanamkan ilmu ke dalam akal fikiran manusia. 

قُلْ هٰذِهٖ سَبِيْلِيْٓ اَدْعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ ۗعَلٰى بَصِيْرَةٍ اَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ ۗوَسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

“Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.” (Qs Yusuf 12:108)

Firman Allah ini mengandung seruan dengan cara hikmah yang memuaskan akal dan pelajaran yang baik yang menggerakkan hati. Hikmah memiliki sasaran tersendiri. yaitu orang-orang yang lebih didominasi pandangan penalaran. Pelajaran yang baik juga mempunyai sasaran tersendiri. yaitu orang-orang yang didominasi pengaruh sentuhan rasa.

Ini menunjukkan bahwa setiap orang yang mengikuti Rasulullah saw harus menjadi da'i kepada Allah dan dakwahnya harus dilandaskan kepada hujjah yang nyata. Hal ini mengharuskannya untuk mengetahui dakwah dan cakupan-cakupannya serta materinya dalam bidang aqidah. syariat dan akhlak,  apa yang disajikannya mengenai gambaran tentang Allah, tentang alam. manusia dan kehidupan. apa yang disajikannya sepular cara pemecahan problem-problem manusia.

b. Berdialog dengan cara yang lebih baik

Jika metode Al-Qur'an mencakup dakwah kepada orang-orang yang seide dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik. maka ia juga mencakup dialog dengan orang-orang yang berseberangan, dengan cara dialog yang lebih lemah lembut dan halus. Inilah yang dituntunkan firman Allah.

وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ 

"Bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik". (Qs An Nahl 16:125)

Kita bisa melihat bagaimana Al-Qur'an yang mencukupkan cara yang baik dalam memberikan pelajaran. Tapi untuk berdebat tidak cukup kecuali dengan cara yang lebih baik. Dengan kata lain, sekiranya ada dua cara dalam berdebat atau berdialog: Cara yang baik dan cara untuk menggugah perasaan mereka tentang kedekatan mereka dengan Ahli Al-Qur'an yang semuanya merupakan pemeluk agama samawi.

Al-Qur'an mengajari kita bagaimana kita mendebat mereka, dengan firman-Nya,

۞ وَلَا تُجَادِلُوْٓا اَهْلَ الْكِتٰبِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۖ اِلَّا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ وَقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِالَّذِيْٓ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَاُنْزِلَ اِلَيْكُمْ وَاِلٰهُنَا وَاِلٰهُكُمْ وَاحِدٌ وَّنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

"Dan. janganlah kalian berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di antara mereka, dan katakanlah, 'Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada kalian, Rabb kami dan Rabb kalian adalah satu. dan kami hanya kepada-Nya berserah diri'." (Al-Ankabut: 46). 

c. Menyeru setiap kaum dengan bahasa mereka

Di antara tuntunan Al-Qur"an dalam bidang dakwah ialah menyeru setiap kaum dengan menggunakan bahasa mereka. yang mereka pahami. bukan dengan Bahasa Arab yang terdengar aneh di telinga mereka. sebagaimana firman Allah.

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهٖ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۗ

"Dan, Kami tidak mengutus seorang rasul pun. melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka." (Ibrahim: 4).

Qardhawi menegaskan bahwa yang dimaksud dengan memahami lisanul-qaum di dalam ayat ini dengan suatu pemahaman yang lebih mendalam, bukan sekedar berbicara menggunakan bahasa adat dan negara mereka. Jadi termasuk kepada pemahaman “psikologi dakwah” dan “sosiologi dakwah” terhadap kaum yang akan didakwahi, sehingga misalkan akan berbeda jika berbicara dengan orang desa dan orang kota, dan seterusnya.

d. Berdalil kepada Al Quran dengan baik

Yang perlu diperhatikan oleh setiap dai ketika berdakwah adalah berdalil kepada Al Quran dan ayat-ayatnya, berupa hukum-hukum dan pengajaran di dalamnya dengan baik. Yaitu berdalil dengan nash Al Quran dengan methode yang benar dan meletakkan di tempat yang semestinya.

وَمَنْ اَصْدَقُ مِنَ اللّٰهِ حَدِيْثًا ࣖ

“Siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?” (Qs An Nisa :87) 

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ

“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs Al Ahzab 33:36)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.