Persetujuan Pendapat Mengenai Adanya Konperensi Meja Bundar

 Persetujuan Pendapat Mengenai Adanya Konperensi Meja Bundar

Sebagai hasil daripada perundingan antara delegasi Republik, delegasi B.F.O. dan delegasi Nederland, maka pada 22 Juni 1949 telah didapat persetujuan pendapat (meeting of minds) mengenai Konperensi Meja Bundar yang dituangkan dalam sebuah memorandum seperti di bawah :

I. Tujuan Konperensi Meja Bundar

Tujuan K.M.B. ialah penyelesaian daripada persengketaan Indonesia-Belanda yang adil dan sentausa selekas mungkin, dengan mencapai persetuju¬an antara para-pihak yang turut serta K.M.B. itu tentang jalan dan cara penyerahan kedaulatan yang sungguh, p*nuh dan tidak bersyarat kepada negara Indonesia Serikat (N.I.S.) sesuai dengan pokok-pokok persetujuan Renville.

Para pihak yang turut serta K.M.B. berjanji untuk berusaha supaya berkumpulnya K.M.B. dapat dimulai pada dekat tanggal / Agustus 1949, dan diselesaikannya di dalam waktu dua bulan sesudah itu. Para pihak yang turut serta K.M.B. berjanji berusaha untuk mengesahkan persetujuan-persetujuan yang dihasilkan oleh K.M.B. itu di dalam waktu enam minggu sesudah K.M.B. selesai. Oleh karena itu kedaulatan harus dapat diserahkan kepada N.I.S. sebelum penghabisan tahun 1949.


II. Pihak-pihak yang turut serta K.M.B.

Para pihak yang turut serta K.M.B. ialah :

1. wakil-wakil Pemerintah Kerajaan Belanda ;

2. wakil-wakil Pemerintah Republik Indonesia ;

1 dan 2 selaku pihak dalam persengketaan Indonesia — Belanda di muka Dewan Keamanan ;

3. BP.O. sebagai wakil-wakil daerah-daerah di Indonesia di luar Republik yang termasuk anggauta daripada organisasi ini.

Perlu difahamkan bahwa ikut serta dalam K.M.B. tidak akan mengura ngi hak-hak, tuntutan-tuntutan dan kedudukan-kedudukan para pihak yang turut serta K.M.B.itu.


III. Komisi Perserikatan Bangsa-bangsa (P. B.B.) untuk Indonesia (UNCI).

Komisi P.B.B untuk Indonesia akan ikut serta dalam K.M.B. sesuai dengan tugas kewajiban yang telah ditentukan untuknya oleh Dewan Keamanan.


IV. Prosedur K.M.B.

1. K.M.B. sendiri akan menentukan aturan-aturan prosedumya, selain daripada hal-hal yang telah ditentukan dalam dokumen ini;

2. Rapat-rapat akan diselenggarakan secara resmi dan tidak resmi;

3. Rapat-rapat resmi akan diselenggarakan dengan U.N.C.I.;

4. Rapat-rapat tidak resmi akan diselenggarakan dengan atau tidak dengan U.N.C.I. menurut keadaan ;

5. Keputusan-keputusan akan diambil dalam rapat-rapat resmi ;

6. K.M.B. akan memberi kesempatan kepada wakil-wakil golongan-golongan kecil (Eropa, Tionghoa dan Arab) untuk mengemukakan peman-dangan-pemandangan kepada K.M.B. tentang segala soal yang dipandang mengenai kepentingan-kepentingan mereka ;

7. Permintaan-permintaan dari wakil-wakil kepentingan-kepentingan lain yang besar artinya, yang ingin mengemukakan pemandangan-pemandang-annya dapat dipertimbangkan oleh konperensi.

V. Hasil-hasil dari K.M.B.


Hasil-hasil Konperensi akan dimuat dalam dokumen-dokumen dan persetujuan-persetujuan yang mengikat para pihak yang turut serta, yang bersangkutan. Dokumen-dokumen dan persetujuan-persetujuan ini disahkan dan akan memuat antara lain suatu Piagam Penyerahan Kedaulatan dan Anggaran Persekutuan Belanda — Indonesia dalam mana ditetapkan aturan-aturan pokok daripada kerja-sama di kemudian hari.

VI. Pengesahan persetujuan-persetujuan yang tercapai dalam K.M.B.

Dokumen-dokumen dan persetujuan-persetujuan yang dimaksudkan dalam pasal V kemudian akan diajukan dengan segera kepada parlemen negeri' Belanda, kepada Badan Perwakilan Sementara dari pada Republik Indonesia dan, dengan cara yang akan ditentukan pada waktunya, kepada Badan-badan Perwakilan daripada daerah-daerah B.F.O.


VII. Hal-hal dalam acara


A.    Undang-undang Dasar Sementara daripada N.I.S.

Kedaulatan akan diserahkan kepada Pemerintah Nasional Federal Se¬mentara daripada N.I.S. yang akan bekerja berdasarkan suatu Undang-undang Dasar Sementara.

1. U.U.D.—sementara itu akan memuat peraturan-peraturan mengenai bentuk dan kekuasaan daripada Pemerintah Federal Sementara.

2. U.U.D.—sementara akan menetapkan bahwa segala undang-undang yang telah ada, jika tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan dari U.U.D.—sementara at?.;, dengan persetujuan-persetujuan tercapai dalam K.M.B., akan tetap uwlaku sampai digaiitinya oleh undang-undang yang dikeluarkan oleh badan-badan yang berhak untuk itu menurut peraturan-peraturan yang akan ditetapkan pula dalam U.U.D.-Sementara.

3. Segala kekuasaan dari Badan Legislatip Belanda yang tertinggi, dari Mahkota dan dari Gubernur Jenderal, termasuk juga kekuasaan-kekuasa-an dari Gubernur Jenderal dengan permufakatan "Volksraad" atau "Raad van Nederlands Indie," akan menjadi milik Pemerintah Federal Sementara. Kekuasaan tertinggi mengenai perhubungan-perhubungan luar negeri dan Tentara Federal akan semata-mata (exclusively) ber-tempat di tangan Pemerintah Federal Sementara.'

4. U.U.D.-sementara itu tidak akan memuat sesuatu peraturan yang bertentangan dengan Piagam Penyerahan Kedaulatan, dengan Anggar-anggar Persekutuan Belanda-Indonesia, atau dengan dokumen-dokumen Iain mengenai kerjasama di kemudian hari.

5. U.U.D.-sementara akan memuat peraturan-peraturan guna menjamin terlaksananya hak menentukan kedudukan sendiri untuk bagian-bagian barfgsa Indonesia dan penyelenggaraan pemilihan-pemilihan yang bebas dan rahasia untuk Dewan Pembentuk Undang-undang Dasar (Konstitu-ante).


B. Piagam Penyerahan Kedaulatan

Piagam itu akan memuat peraturan-peraturan yang berikut :

1. Kedaulatan yang sungguh, penuh dan tidak bersyarat akan diserahkan sesuai dengan Pokok-pokok Persetujuan Renville ;

2. Suatu persekutuan akan dibentuk oleh Kerajaan Belanda dan N.I.S. berdasarkan kerja-sama yang sukarela dan sederajat dengan hak-hak yang sama;

3. Suatu persetujuan mengenai penyerahan hak-hak, kekuasaan-kekuasaan dan kewajiban-kewajiban dari Indonesia (Hindia Belanda) kepada N.I.S.

C. Peraturan-peraturan  pokok daripada Ang-g a -r Persekutuan Belanda-Indonesia.

Di dalam Persekutuan kedua. anggauta, yakni Kerajaan Belanda dan N.I.S., tidak akan diharap untuk menyerahkan atau memberikan hak-hak yang satu lebih daripada yang lain kepada Persekutuan itu. Penyerahan itu juga tidak akan membawa penyerahan hak-hak apapun juga, lain daripada hak-hak yang dengan sukarela mungkin diputuskan oleh masing-masing ang¬gauta akan diberikan, dalam keyakinan bahwa dengan secara demikian ini ia menjadi scbaik-baiknya tidak hanya kepada kepentingan-kepentingan sen¬diri, akan tetapi juga kepada kepentingan-kepentingan bersama. Persekutuan itu tidak akan merupakan suatu negara-atasan (super-state).

D. Penilikan penyelenggaraan persetujuan-persetujuan

U .N.C.I, atau sesuatu badan lain daripada P.B.B. akan menilik di Indo¬nesia penyelenggaraan persetujuan-persetujuan yang telah tercapai dalam K.M.B.

E. Hal-hal lain dalam acara.

Hal-hal lain yang akan dibicarakan dalam K.M.B. akan meliputi: perhubungan luar negeri, hak menentukan kedudukan sendiri untuk bagian-bagian bangsa Indonesia, perjanjian-perjanjian dengan daerah-daerah "zelf-bestuur," kebangsaan dan kewarganegaraan, hubungan-hubungan keuangan dan ekonomi, hubungan-hubungan kebudayaan, persetujuan-persetujuan mi¬liter dan penarikan kembali Tentara Kerajaan Belanda, penukaran Komisaris komisaris Tinggi, kedudukan pegawai-pegawai sipil yang masih bekerja pada waktu penyerahan kedaulatan terjadi dan Irian (Nieuw Guinea).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.