Periode Defensif-Ofensif dan Ekspedisi Militer Pertama
Rasulullah Muhammad SAW disamping sebagai kepala negara, beliau juga sebagai Panglima Militer, merencanakan Kebijakan dan langkah-langkah strategis militer dalam mempertahankan Madinah, hingga tahun ke-5 Hijrah
Pada masa Rasulullah SAW, peperangan itu terbagi dalam dua periode yaitu periode Defensif (Marhalah Difa’i) dan periode Opensif (Marhalatul Hujumi). Pelaksanaan marhalah hujumi inilah yang menjadikan da’wah Islamiyah mendunia.
Pada Marhalah Hujumi, ini adalah tahapan mengajak semua manusia termasuk kaum Musyrikin dan Atheis, untuk menerima Islam. Demikian pula Ahli Kitab, mereka harus menerima Islam atau tunduk kepada Hukum Islam secara umum. Kemudian orang-orang yang menghalangi Islam akan diperangi selama memungkinkan dan setelah semua dakwah secara damai dikerahkan.
Marhalah Difa’I dimulai sejak perang Badar sampai Perang Khandaq (Ahzab). Namun sejak Perang Khandaq selesai, maka dimulaikan Marhalah Hujumi dalam kebijakan/strategi militer Rasulullah SAW.
Rasulullah saw telah menegaskan, sekembalinya dari perang Ahzab, dalam sebuah riyawat Bukhari, “Sekarang kita yang menyerang mereka dan mereka tidak akan menyerang kita. Kita bergerak mendatangai mereka.” Al-Bazzar dengan sanad hasan meriwayatkan dari hadits Jabir ra, bahwa Nabi saw pernah bersabda apda perang Ahzab, ketika mereka telah mempersiapkan pasukan yang sangat besar untuk menghadapi Nabi saw : “Setelah hari ini mereka tidak akan menyerang kalian, tetapi kalianlah yang akan menyerang mereka.”
Peperangan Pertama Yang Dilakukan Rasulullah saw
Telah kita katakan bahwa Hadits-hadits dan riwayat-riwayat yang lebih kuat menyebutkan bahwa permulaan disyariatkan peperangan ialah seudah Hijrah. Perintah perang ini dilaksanakan pada bulan Shafar , awal bulan keduabelas sejak hijrah Nabi saw ke Madinah.
Saat itu Rasulullah saw keluar untuk pertama kali dengan tujuan perang. Peperangan ini dikenal dengan perang “Widan” yang bertujuan memerangi kaum Quraisy dan Bani Hamzah. Tetapi Rasulullah saw tidak melanjutkan peperangan karena Bani Hamzah menawarkan perdamaian. Setelah itu Rasulullah saw, bersama para sahabatnya kembali ke Madinah tanpa melakukan peperangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.