a. Keputusan Rapat Pemuka Quraisy
Gerakan yang dilakukan kaum musyrikin Quraisy guna melenyapkan Nabi Muhammad dan ajarannya tidak membawa hasil selama beberapa tahun, hal ini membuat mereka semakin geram dengan Nabi Muhammad ﷺ, malah sebaliknya gerakan yang dilakukan Nabi Muhammad semakin berada pada puncaknya dan berkobar-kobar.
Tapi kaum musyrikin juga tidak mau begitu saja membiarkan usahanya gagal, maka diadakanlah rapat rahasia yang dilaksanakan di Darun Nadwah dengan dihadiri para pemuka dan segenap petinggi kaum Quraisy.
Didalam rapat yang diselenggarakan secara seksama dengan pembahasan yang rinci, dihasilkanlah kesepakatan yang luar biasa, bahwa selama jiwa Muhammad, al-Quran, dan ajarannya masih melekat di dada pengikutnya. Maka, akan semakin sulit memberantas keberadaannya, bahkan tidak akan mampu kaum Quraisy untuk mengalahkannya.
Dengan mufakat yang bulat mereka bersepakat bahwa jiwa Muhammad harus dimusnahkan dari pandangan kaum Quraisy, artinya Muhammad harus mati.
b. Pembelaan Abu Thalib atas Nabi Muhammad
Abu Thalib yang mendengar keputusan rapat kaum Quraisy juga mempersiapkan strategi dalam membela keponakan tercintanya, maka dikumpulkanlah keluarga keturunan dari Bani Hasyim dan Bani Muthallib baik yang sudah masuk Islam maupun yang belum. Keluarga ini masih satu silsilah dengan Nabi Muhammad ﷺ.
Musyawarah itu dilaksanakan di rumah Abu Thalib dalam rangka menjaga kaum kerabat dan memelihara kehormatan keluarga dari intimidasi kaum Quraisy. Maka, seluruh anggota keluarga diamanahi sebagai penjaga Nabi Muhammad (al-Amin) dan memeliharanya. Jangan biarkan Muhammad terbunuh oleh mereka yang sengaja menginginkan Muhammad lenyap. Tanah Arab akan menjadi saksi bisu atas permusuhan dan pertumpah darahan apabila kaum Quraisy berhasil membunuh Nabi Muhammad ﷺ.
Seruan Abu Thalib diterima dan disetujui dengan semangat yang berkobar oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Tetapi disisi lain Abu Lahab yang masih ada hubungan kekeluargaan dengan Bani Hasyim dan Bani Muthalib sangat benci terhadap ajakan yang dikomandoi Abu Thalib. Abu Lahab selaku prajurit kaum Quraisy yang ditugaskan untuk membunuh Nabi Muhammad merasa tidak terima atas pembelaan yang dilakukan Abu Thalib.
Dalam penjagaannya terhadap Nabi Muhammad mereka dengan ketat bergantian, apabila waktu malam tiba beliau dijaga oleh keluarga Abu Thalib beserta keluarga yang lain, begitu sebaliknya.
Peristiwa ini menurut riwayat terjadi pada tahun ketujuh sejak keNabian Nabi Muhammad di bulan Muharram.
Respon
Pembelaan yang dilakukan Bani Hasyim dan Bani Muthalib kepada Nabi Muhammad benar-benar membuat kaget kaum Quraisy, ditambah lagi dengan penjagaan super ketat yang dilakukan secara bergantian oleh kedua keluarga Bani ini.
Setelah mendengar berita tersebut tentu mereka tidak akan bisa melancarkan serangan yang sudah mereka rapatkan tempo hari, maka diadakanlah rapat atas peristiwa itu. Dari hasil rapat musyawarah tersebut mereka sepakat untuk melakukan pemboikotan kepada keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib serta seluruh pengikut Muhammad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.