Program-Program Kajian

 

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, " (Qs. Ali Imran 3:190)

Program pembinaan merupakan salah satu unsur pokok dalam pembinaan. Progam-program pembinaan disusun untuk menjadi substansi dalam sebuah kegiatan pembinaan ummat, berdasar program yang disusun inilah sebuah pembinaan di jalankan. Ketidak-akuratan dalam penyusunan program, akan menjadikan sebuah pembinaan tidak efektif, yaitu tidak mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. 

Program-program pembinaan disusun dengan berdasar pada karakteristik sebagai berikut:

1. Kontinuitas, pembinaan berjalan secara berkelanjutan dan tidak terhenti pada satu masa saja (istimroriyah) namun program pembinaan disusun untuk memenuhi pembinaan yang berkelanjutan Setelah satu segmen program digelar, maka disusun segmen program selanjutnya, demikian seterusnya sehingga mampu menjadikan seorang individu menjadi muslim yang kaffah dan memiliki kafa'ah untuk menjalankan program-program jihad.

2. Bertahap, pembinaan memiliki tahap-tahap tertentu untuk pencapaian target (marohil). Program pembinaan disusun secara bertahap, di mana pada setiap tahapan dilakukan evaluasi dan dimonitor perkembangannya.

3. Komprehensif, sasaran pembinaan mencakup seluruh aspek kehidupan dan potensi manusia (syumuliah). Program pembinaan meliputi pembinaan terhadap seluruh aspek kehidupan dan potensi manusia, meliputi pembinaan jasad (bina al-Jasadiyah), pemikiran (bina al-fikriyah) dan ruhani (bina al-ruhiyah).

Sebuah pembinaan yang kontinu, bertahap dan komprehensif, memiliki program yangdisusun secara lengkap, di mana unsur-unsur kegiatannya adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Tatap Muka, yaitu kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan mingguan, berisi

a. Pengarahan (laujih), yaitu pembina melakukan pengarahan kepada kelompok binaannya baik pada masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam kelompok maupun kegiatan-kegiatan yang akan di jalankan pada masa yang akan datang di dalam kelompok binaan.

b. Pengasuhan (tarbiyah), pembina melakukan pengasuhan atas fungsi-fungsi intelektual (fikriyah), ruhani (ruhiyah) dan fisik tubuh (Jasadiyah) anggota kelompok. Untuk memenuhi hal ini maka dalam setiap pertemuan mingguan, pembina menyusun aktifitas-aktiiitas yang bertujuan untuk membina dan mengembangkan aspek intelektual dan fisik, terutama aspek ruhani.

c. Pengkajian (ta 'lim), pembina menyampaikan materi ta'lim rutin dalam pembinaan. Ta'lim adalah kegiatan pokok dalam pertemuan mingguan. Ta'lim merupakan salah satu aktifitas yang berorientasi pada pengasuhan aspek intelektual.

d. Evaluasi dan monitoring (taawim wal mulaba ah), pembina melakukan evaluasi dan memonitor perkembangan kelompok binaannya. Untuk melakukan evaluasi dan monitoring ini dapat dilihat pada halaman-halaman berikutnya.

e. Variasi, kegiatan variatif yang bisa dimunculkan dalam tiap pertemuan mingguan adalah memperbaiki bacaan (tahsin tilawah), saling menasehati antar anggota kelompok (laushiyah) dan diskusi sikon aktual.

2. Kegiatan Penunjang, yaitu kegiatan yang dilakukan ditempat lain di luar pertemuan mingguan, berisi program-program penguatan ukhuwah, jasadiyah, fikriyah dan ruhiyah dan dilakukan dengan bentuk 'amal jama'i. Aktifitas yang bersifat menunjang seperti rihlah dan kemping, long march / cross country hiking, riyadhoh jama 'i, mabit jama 'i, penugasan dari pembina (tauzhij), latihan dakwah fardhiyah dengan methode out-bound. 

Program-program penunjang ini dilakukan juga untuk membangun kekuatan tim dalam kelompok, sehingga seorang anggota mampu beradaptasi dalam kelompok dan mampu menyumbangkan apa yang dimiliki untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok (harakah). 

Sekalipun disebut dengan kegiatan penunjang bukan berarti kegiatan ini dilakukan sekedarnya, justru ada beberapa hal yang tidak tergarap dalam kegiatan tatap muka tetapi bisa dilakukan dalam kegiatan penunjang, seperti penguatan kebersamaan kelompok, membangun kekuatan tim dan lainnya yang berorientasi pada pembentukan ukhttwah islamiyah.

3. Kegiatan Mandiri, yaitu kegiatan yang dilakukan secara mandiri oleh tiap anggota kelompok, peran pembina adalah memotifasi dan memberi contoh kepada tiap anggota kelompok untuk menjalankan aktifitas individual, aktifitasnya seperti:

a. Pembinaan ruhani (bina ar-ruhiyah) seperti qiyamullail, shoum sunnah, tilawah al Our'an, dzikrullah dan do'a.

b. Pembinaan pemikiran (bina al-fikroyah) seperti mengkaji alqur'an dan sunnah (dirosah), membaca buku-buku shiroh nabawiyah dan shahabat, tarikh islam, tarikh harakah, membuat tulisan dan resume buku.

c. Pembinaan fisik (bina al-jasadiyah) seperti olah raga dan senam (riyadhoh), shibahah, rimayah, lari dan penguatan otot tubuh.

Program-program mandiri ini dikontrol oleh Pembina baik secara rutin maupun secara insidentil. Adapun pengecekannya dilakukan secara individual, di mana Pembina menanyakan langsung kepada tiap-tiap anggota (atau bisa juga dengan menggunakan quesioner) dan terus memberikan motivasi kepada anggota tersebut untuk menjaga konsistensi dari program mandiri yang sudah dilakukannya, kemudian secara bertahap meningkatkan kapasitas dan lingkup program tersebut.

Schedule dan Waktu Program

Untuk tiap-tiap kegiatan di atas, pembina dapat menyusun schedule berdasar ketentuan sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan tatap muka pembina menyampaikan materi-materi dalam pembinaan sesuai dengan target dan jadwal yang telah ditetapkan serta melakukan evaluasi secara rutin atas materi yang telah disampaikan. Kegiatan tatap muka dilakukan seminggu sekali.

2. Dalam pelaksanaan kegiatan penunjang, pembina mengajukan program kepada kelompok binaannya, sementara waktu (kapan) dan sumber daya teknis yang diperlukan dimusyawarahkan dengan kelompok binaannya. Hal ini dimaksudkan untuk mempererat ukhuwah (sebab memecahkan sebuah masalah secara bersama-sama) dan membuka sikap keterbukaan anggota kepada pembina, mengutarakan permasalahan-permasalahan yang dimilikinya. 

3. Dalam kegiatan mandiri pembina memberikan contoh (uswah), mengarahkan dan memotifasi kelompok binaannya untuk melaksanakan program-program dalam kegiatan mandiri.

Adapun untuk waktunya adalah :

1. Kegiatan Tatap Muka, setiap pertemuan 2 - 2,5 jam dengan intensitas satu minggu sekali, dipilih waktu yang bisa dihadiri oleh seluruh anggota kelompok (karena itu sebaiknya dimusyawarahkan terlebih dahulu), jika melakukan pertemuan pada malam hari jangan lakukan sampai larut malam, sebab perlu diperhitungkan waktu bagi yang memiliki tempat tinggal agak jauh sekaligus untuk mempersiapkan kegiatan qiyamullail dirumah masing-masing.

2. Kegiatan Penunjang, untuk mabil jama 'i dilakukan satu bulan sekali dengan menginap disuatu tempat tertentu, sementara program lain yang membutuhkan sumber daya teknis relatif besar dilakukan empat bulan sekali dengan lama pelaksanaan sekitar satu hari satu malam, lebih baik jika dalam pelaksanaan program semacam ini teknisnya dimusyawarahkan dengan kelompok binaannya sendiri.

3. Kegiatan Mandiri, intensitasnya tidak bisa ditentukan secara tetap, tapi peran pembina adalah senantiasa memberikan arahan dan motifasi agar paling tidak setiap anggota kelompok memiliki kegiatan mandiri yang teratur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.