Teknik Pembelajaran Dalam Proses Pembinaan

 

Dalam strategi pembelajaran (belajar-mengajar) ada empat unsur pembelajaran yang harus diperhatikan oleh pembina Penguasaan atas keempat unsur ini akan menjadikan seorang pembina mahir (terampil) menyampaikan materi dan atas izin Allah SWT terhantarlah wahyu ke dalam hati mereka-mereka yang mengikuti pembinaan. Keempat unsur itu adalah pendekatan, tahapan, media dan teknik belajar.

Pembinaan Qur'ani untuk membentuk Generasi Our'ani Yang Unik (Jayl al-Our'a/i al-farid) memerlukan pendekatan pembelajaran yang Qur'ani, artinya sesuai dengan tuntunan Al Our'an dalam pembinaan muslim. Al Qur'an menjelaskan bahwa wahyu hanya bisa diserap oleh hati (Qs. 26:192-194), hati Rasulullah adalah hati pertama yang menerima wahyu. Firman Allah SWT : " Dan Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dan dibawa turun oleh ruhul amin, ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan. "

Dalam proses pembelajaran pembinaan ummat, sasaran utamanya adalah bagaimana agar hati mau menerima kebenaran, yang kemudian hati akan memerintahkan akal untuk berfikir dan anggota tubuh untuk beramal sesuai dengan kebenaran yang telah diyakini. Jika sasaran utamanya adalah akal untuk berfikir tetapi liati menolak maka pembinaan hanya menghasilkan ilmuwan-ilmuwan saja, tapi akan sulit untuk melakukan perubahan revolusioner baik pada diri seseorang maupun pada kelompok masyarakat.

Ilmu-ilmu retorika yang banyak dikembangkan, tidak terlalu banyak membantu proses transformasi wahyu dalam hati manusia. Teknik-teknik yang dikembangkan oleh ilmu-ilmu retorika bersifat semu sebab dilandasi oleh asumsi-asumsi subjektif tentang perilaku manusia. Dalam Al-Our'an dan hadits Rasulullah SAW dengan jelas dinyatakan bahwa hanya Allah-lah yang bisa merubah keadaan hati manusia, yang bisa membolak-balikkan hati manusia. Fungsi da'i hanyalah menjadi media penghantar saja, instrumen stimulus saja.

Karena itu dalam melakukan pembinaan sangat penting untuk disadari oleh tiap pembina bahwa kewajibannya hanya menyampaikan ayat-ayat Allah SWT secara sungguh-sungguh, selanjutnya ia harus bertawakkal dan berdoa kepada Allah agar dakwah yang dilakukannya dapat mengenai sasaran pembinaan itu sendiri yaitu perubahan keadaan hati manusia. 

Dakwah yang di jalankan dengan berpegang pada argumentasi (hujjah), keteladanan (uswah), do'a dan tawakkal. insya Allah dengan izin dan perkenan-Nya, mad'u akan terbuka hati dan jiwanya untuk menerima, melaksanakan dan memperjuangkan kebenaran (al-Haq).

Adapun tahapan yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran ta'lim rutin dapat menggunakan prosedur sebagai berikut:

1   Dalam tahap pendahuluan pembina perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:

a.       Menjelaskan secara singkat isi materi

b.      Menjelaskan relevansi dan kontekstualisasi isi materi dengan pengalaman madu.

c.       Menjelaskan tujuan materi.

2. Setelah penjelasan secara singkat di atas, pembina mulai menyajikan materi la lim dan taushiyahnya. Isi pokok penyajiannya berkisar pada dua hal yaitu :

a.      Menguraikan bahan pelajaran yang sudah disiapkan secara sistematis dan terfokus, lengkap dengan ayat dan haditsnya.

b.   Memberikan contoh, gambaran dan ilustrasi dari apa-apa yang disampaikan. Bisa diambil dari shiroh nabawiyah, shahabat dan cuplikan kehidupan sehari-hari.

3. Selanjutnya setelah penyajian materi, pembina dapat mulai mengakhiri menyajian materinya dengan jalan :

a. Melakukan umpan balik dan tanya jawab dari materi yang telah disampaikannya.

b. Melakukan penguatan atas materi yang telah disampaikan, dengan memberikan ringkasan dan kesimpulan-kesimpulan pokok dari apa-apa yang telah disampaikan.

c.   Memberikan gambaran tindak lanjut, bentuk-bentuk sulukiyah dan 'amaliyah yang bisa dilakukan dari apa-apa yang telah dipelajari

Untuk mengikuti proses di atas media-media belajar yang perlu dipersiapkan oleh pembina meliputi Al Our'an terjemahan yang merupakan media belajar yang pertama dan utama, buku-buku hadits, bahan bacaan atau artikel terpilih, kliping koran/majalah/tabloid untuk memperoleh wawasan yang lebib luas, meresume peristiwa / kejadian aktual dilingkungan anggota.

Pengalaman pribadi anggota kelompok-pun bisa dijadikan sebagai media belajar, sebagai contoh anggota yang bercerita tentang sikap taqlid masyarakatnya dalam beribadah dapat menjadi awalan yang baik bagi pembina dalam melakukan pembahasan tentang ibadah yang sesuai dengan Al Our'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk meluaskan pengetahuan tentang Al Qur'an, sebaiknya membaca buku-buku Ulumul Qur'an dan Tafsir Al Our'an.


Untuk penyampaian materi , Al Qur'an memberikan beberapa prinsip belajar :

1.      Belajar dalam pembinaan tidak boleh dengan hati yang "sedang karatan", (haraj), wahyu tidak akan mungkin masuk ke dalam hati yang sedang sakit. Firman Allah SWT : " Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. " (Qs. 7:2)


2.      Belajar dalam pembinaan berarti adalah mengkaji ayat-ayat Allah SWT, baik dalam Al Our'an, alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Firman Allah SWT : " Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegenap ufuq dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Our an itu adalah benar. Dan apakah Rabbmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. " (Qs.41:53)

3.      Belajar dalam pembinaan berarti menyampaikan hikmah, pelajaran yang baik dan jidal dengan cara yang baik. Firman Allah SWT : "Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan mau'idzhoh hasanah dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (Qs. 16:125)

4.      Proses pembinaan melakukan usaha-usaha untuk mengasuh, membimbing dan mendampi kelompok binaan untuk memiliki ilmu-ilmu dan akhlaq Al Qur'an. Firman Allah SWT : " Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min. " (Qs. 9:128)

5.      Dalam proses pembinaan, mengkaji fenomena ayat kauniyah dan goidiyah (tilawah) adalah tugas pertama, kemudian dengan tilawah tersebut melakukan pembersihan ruhani dari kotoran jahiliyah (tazkiyah) dan memperoleh ilmu-ilmu yang bersih dari nilai-nilai jahiliyyah (ta'lim) Firman Allah SWT : "Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rawi dari golongan mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan mereka alkitab dan alhikmah. Dan sesungguhnya sebelum itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesalan yang nyata. " (Qs. 3:164)

6.      Mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dan mengena bagi yang mendengarkan. (Al Qur'an mengistilahkannya dengan Qaul)

a)   Qoulan Sadiidan artinya perkataan yang lurus. (Qs. 4:9)

b)   Qoulan Halighan artinya perkataan yang membekas, meninggalkan bekas. (Qs. 4:63)

c)   Qoulan Maysuran artinya perkataan yang pantas. (Qs. 17:28)

d)   Ooulan Layyhum artinyaperkataan yang lemah lembut. (Qs. 20:44)

e)   Qoulan Kariman artinya perkataan yang mulia. (Qs. 17:23)

f)   Ooulan Ma 'mfan artinya perkataan yang baik. (Qs. 4:5)

Secara teknis, beberapa cara yang bisa digunakan pembina dalam mengolah pertemuan berdasar pengalaman selama ini adalah dengan jalan Taushiyah dari hati ke hati, diskusi dalam kelompok binaan terutama untuk memecahkan kasus atau masalah yang dihadapi kelompok binaan, peragaan atau memberikan contoh terutama dalam pembahasan materi-materi ibadah seperti thoharoh dan sholat dan melakukan kajian induktif atas ayat-ayat al-Qur'an. 

Selain itu di luar forum Pembina juga harus mahir atau paling tidak bersedia belajar untuk membuka konseling terhadap pribadi anggota kelompok, konseling ini diperlukan terutama dalam menangani masalah-masalah pribadi yang rumit.

Teknik-teknik pembelajaran di atas mungkin belum memberikan penjelasan yang utuh tentang penyampaian materi dalam pembinaan. Karena itu kunci untuk menguasai teknik pembelajaran ini adalah dengan mempraktekkannya secara langsung dalam pembinaan. 

Dengan cara demikian insya Allah, Allah akan memberikan keterampilan kepada setiap pembina tentang bagaimana penyampaian materi yang "mengena" itu sesungguhnya, tentu dengan jalan yang Allah sendiri yang mengetahuinya, dan pembina dapat merasakannya secara langsung bahwa Allah telah memberikan kemampuan kepadanya.

Untuk mengetahui apakah seseorang atau kelompok binaan telah terkena sentuhan, belaian dan kasih sayang Allah melalui hidayah-Nya beberapa ayat di dalam Al Qur'an menjelaskan beberapa indikasi yang muncul. Perhatikan ayat-ayat di bawah ini.

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌۚ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka dan kepada Allah mereka berlawakkal. " (Qs. Al-Anfal 8:2). 

اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ


"Allah lelah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al Qur'an yang serupa lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kilah itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpin. " (Qs. Az-Zumar 39:23)

 وَاِذَا سَمِعُوْا مَآ اُنْزِلَ اِلَى الرَّسُوْلِ تَرٰٓى اَعْيُنَهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوْا مِنَ الْحَقِّۚ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اٰمَنّ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشّٰهِدِيْنَ

" Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul, kamu lihat mata mereka mencucurkan air mala disebabkan kebenaran yang lelah mereka ketahui, seraya berkata : Ya Rabb kami, kami lelah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi. "(Qs. Al-Maidah 5:83).

 اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ

" Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat, mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri." (Qs. As-Sajdah 32:15).

 فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌ ۖ وَّنَزَعَ يَدَهٗ فَاِذَا هِيَ بَيْضَاۤءُ لِلنّٰظِرِيْنَ ࣖ قَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ اِنَّ هٰذَا لَسٰحِرٌ عَلِيْمٌۙ

" Katakanlah : Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman. Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur alas muka mereka sambil bersujud. Dan mereka berkata : Maha suci Rabb kami, sesungguhnya janji Rabb kami pasti dipenuhi. Dan mereka menyungkur alas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'. " (Qs. Al -Isro 17:107-109)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.