Pada tahun ketiga kenabian, dengan berdasarkan perintah Qs. 26:214 Muhammad SAW. Secara tranparan dan terbuka dihadapan para pembesar Quraisy di bukit Sofa mendeklarasikan kerisalahannya. Qs. 7:158.
Setelah tiga tahun, Allah memerintahkan Rasulullah untuk mendeklarasikan (i'lan) Risalahnya kepada masyarakat. Proklamasi Risalah Nubuwwah ini dilakukan di bukit Shafa di depan penguasa-penguasa Mekkah. Proklamasi tidak menunggu semua orang kafir Mekkah taslim terlebih dahulu. Dengan “modal” beberapa orang yang sudah terbina di Darul Arqom, Rasulullah SAW memaklumkan Risalah Nubuwah tanpa kompromi dengan penguasa Mekkah pada saat itu.
Inilah tahun di mana turun perintah Alllah untuk melakukan da'wah secara terbuka (jahriah), yang mana sebelumnya sudah dilakukan perintah dakwah sirriyah kepada keluarga dan orang terdekat Rasulullah saw. Menariknya perintah Da'wah Jahriyah ini bersamaan waktunya dengan perintah melakukan Tazkiyatun Nafs melalui Sholat Malam sebagai upaya persiapan dalam rangka penunaian tugas suci. Perhatikan lagi surat Al Mudatstsir.
Ibnu Hisyam berkata : “Kemudian secara berturut-turut manusia, wanita dan lelaki , memeluk Islam, sehingga berita Islam tersiar di Mekkah dan menjadi bahan pembicaraan orang. Llau Allah memerintahkan Rasul-Nya menyampaikan Islam dan mengajak orang kepadanya secara terang-terangan, setelah selama tiga tahun Rasulullah saw melakukan dakwah secara sembunyi, kemudian Allah berfirman kepadanya : “Maka siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu, dan janganlah kamu pedulikan orang musyrik.” QS al-Hijr : 94 “Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” QS asy-Syu’ara : 214-215 “Dan katakanlah “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan.” QS al-Hijr : 89 Pada waktu itu pula Rasulullah saw segera melaksanakan perintah Allah.
Kemudian menyambut firman Allah:” Maka siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu dan janganlah kamu pedulikan orang-orang yang musyrik.” Dengan pergi ke atas bukit Shafa lalu memanggil,”Wahai Bani Fihr, wahai bani ‘adi,” Sehingga mereka berkumpul dan orang yang tidak bisa hadir mengirimkan orang untuk melihat apa yang terjadi.
Maka Nabi saw berkata, “ Bagaimanakah pendapatmu jika aku kabarkan bahwa di belakang gunung ini ada sepasukan kuda musuh yang datang akan menyerangmu, apakah kamu mempercayaiku ?” Jawab mereka, “ Ya, kami belum pernah melihat kamu berdusta.” Kata Nabi saw :” Ketehuilah , sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan kepada kalian dari siksa yang pedih.” Kemudian Abu Lahab memprotes,”Sungguh celaka kamu sepanjang hari , hanya untuk inikah kamu mengumpulkan kami.” Lalu turunlah firman Allah : “Binasalah kedua belah tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan binasa”.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – حَتَّى صَعِدَ الصَّفَا فَهَتَفَ « يَا صَبَاحَاهْ » . فَقَالُوا مَنْ هَذَا ، فَاجْتَمَعُوا إِلَيْهِ . فَقَالَ « أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلاً تَخْرُجُ مِنْ سَفْحِ هَذَا الْجَبَلِ أَكُنْتُمْ مُصَدِّقِىَّ » . قَالُوا مَا جَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبًا . قَالَ « فَإِنِّى نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَىْ عَذَابٍ شَدِيدٍ » . قَالَ أَبُو لَهَبٍ تَبًّا لَكَ مَا جَمَعْتَنَا إِلاَّ لِهَذَا ثُمَّ قَامَ فَنَزَلَتْ ( تَبَّتْ يَدَا أَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ ) وَقَدْ تَبَّ هَكَذَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar lantas beliau naik ke bukit Shafa kemudian memanggil manusia, ‘Wahai orang-orang berkumpullah!’ Mereka pun berkata, ‘Siapa yang memanggil seperti itu?’ Lantas orang-orang berkumpul di hadapan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia pun berkata, ‘Bagaimana pandangan kalian kalau aku kabarkan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda muncul dari lereng gunung, apakah kalian akan membenarkanku?’ Mereka semua berkata, ‘Kami belum pernah menemukan engkau berbohong.’ Beliau berkata, ‘Kalau begitu, aku ingatkan kalian bahwa aku adalah pemberi peringatan yang diutus kepada kalian sebelum datang hari pembalasan yang pedih.’ Lantas Abu Lahab berkata, ‘Celaka engkau, kenapa engkau mengumpulkan kami hanya bertujuan untuk menjelaskan seperti itu?’ Hingga turunlah ayat ‘tabbat yadaa abii lahabiwwatab’. Dan benar-benar Abu Lahab jadinya binasa.” (HR. Bukhari, no. 4971)
Turunnya ayat ini karena Abu Lahab menanggapi seraya mengambil batu dan hendak melemparnya, Abu Lahab terus menerus mengomel, sehingga mengacaukan pertemuan, lalu Nabi membubarkan pertemuan itu.(Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad…,hal. 181.)
Teriakan yang keras ini merupakan puncak penyampaian dakwah. Rasulullah telah menjelaskan kepada orang-orang yang memiliki hubungan terdekat dengannya bahwa membenarkan risalah yang dibawanya tersebut merupakan bentuk dari efektivitas hubungan antara dirinya dan mereka, maka buadaya fanatisme kekerabatan atau suku akan hilang dari budaya orang-orang Arab.( Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah , hal. 157.)
Mereka meminta pertemuan kedua pada hari lain setelah pertemuan pertama dikacaukan oleh Abu Lahab. Pada pertemuan kedua, di kaki bukit Shafa, segenap kaum Quraisy, terutama famili dekat, semunya dipanggil tidak terkecuali Abu Lahab datang dengan gagahnya.
Nabi pun bersabda: “ Hai sekalian kaum Quraisy, hendaklah kamu menyelamatkan dirimu dari api nereka karena sesungguhnya aku tidaklah akan mampu sedikit pun di hadapan Allah kelak untuk kamu. Sesungguhnya aku ini hanya pengancam yang nyata kepada kamu di hadapan siksa Tuhan yang sangat keras kelak. Hai orang-orang keturunan Ka’ab bin Luayyi, hendaklah kamu menyelamatkan dirimu sendiri dari api nereka! Hai orang-orang keturunan Hasyim, hendaklah kamu menyelamatkan dirimu sendiri dari api neraka! Hai orang-orang keturunan Abdu-Manaf, hendaklah kamu menyelamatkan dirimu sendiri dari api neraka! Hai orang-orang keturunan Abdusy-Syamsin, hendaklah kamu menyelamatkan dirimu sendiri dari api neraka! Hai orangorang keturunan Zuhra, hendaklah kamu menyelamatkan dirimu sendiri dari api neraka! Hai orang-orang keturunan Abdul Muththalib, hendaklah kamu menyelamatkan dirimu sendiri dari api neraka! Hai Abbas bin Abdul Muththalib, hendaklah kamu menyelamatkan dirimu sendiri dari api neraka! Hai Shafiyyah, bibi Muhammad, hendaklah kamu menyelamatkan dirimu sendiri dari api neraka! Hai Fathimah anak perempuan Muhammad, hendaklah kamu menyelamatkan dirimu sendiri dari api neraka! Karena sesungguhnya aku ini tidak mampu sedikit pun bagi kamu kelak di hadapan Allah. Bahwa sesungguhnya aku ini tidak mempunyai kekuasaan untuk berbuat manfaat dan melarat untuk kamu di hadapan Allah kelak!”(Moenawar Chalil, (Mengutip Shahih Bukhari, Shahih Muslim ), Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad...,hal. 182.)
Seruannya terus bergema di seluruh wilayah Mekkah, hingga kemudian turun ayat: “Maka sampaikanlah oleh mu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”(Al-Hijr: 94).
Situasi menjadi sangat represif, siapa saja penduduk Mekkah yang diketahui masuk Gerakan Risalah maka ia akan disiksa dengan kejam, sampai ia keluar dari Gerakan Risalah Rasulullah SAW. Pembesar-pembesar Mekkah sangat berkepentingan untuk menghentikan gerakan Rasulullah SAW yang semakin hari semakin banyak pengikutnya. Mulai dari cara yang paling kasar seperti pembunuhan, intimidasi, pembantaian sampai yang paling halus seperti penawaran dan negoisasi.
Mengingat intimasi keras dari pihak penguasa musyrikin Mekkah, Rasulullah kemudian mulai membentuk kelompok-kelompok kecil yang berjalan secara rahasia. Secara Qur’anis diabadikan, ini yang dimaksud dengan sistem “Arqomisasi”. 26:214
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.