Dakwah Sirriyyah

 

Dakwah Sirriyyah dan Pembentukan Jamaah Tauhidi.

Seteah resmi dilantik sebagai Nabi dan Rasul, kemudian Rasulullah saw memulai langkah-langkah da’wah di kota Mekah. Ini dikenal dengan periode Makiyyah (marhalah makiyyah). Periode Makiyyah berlangsung selama 13 tahun dan merupakan periode pertumbuhan Al Islam di kota Mekkah. 

Selama marhalah makiyyah tersebut, “Pada saat itu Islam dan kaum muslimin di Mekkah belum memiliki syariat dan negara. Tapi orang-orang yang menyatakan syahadatain adalah mereka yang secara langsung menyerahkan kepemimpinannya kepada pribadi Muhammad. Setiap kali seseorang masuk Islam, maka ia secara langsung melepaskan keridhaannya terhadap unsur-unsur Jahiliyyah. Berikutnya ia mulai menapaki masa baru yang terpisah secara total dengan kehidupan yang pernah ia jalani pada masa Jahiliyyah. Ia menghadapi segala hal yang berbau Jahiliyyah dengan sikap menyangsikan, ragu-ragu dan waspada.” 

Dakwah pertama kali dilaksanakan Rasulullah secara sirriyah (sembunyi-sembunyi) mengingat rezim kafir Quraisy Mekkah ketika itu yang tidak memungkinkan menerima ajaran tauhid di masyarakat. Perintah da’wah kepada Nabi Muhammad SAW ini juga dalam upaya membentuk jam’ah tauhidi (komunitas Islam) melalui prosedur Syahadah (transaksi transendental). Teknis gerakan da’wah Rasul hingga tahun ketiga gerakan da’wah Rasul hingga tahun ketiga bi'tsah dengan cara sirriyah (sirritatud-da’wah dan siiriyatut-tanzhim).  

Ketika turun perintah Qum Fa-andzir sebagaimana disebutkan dalam Qs. Al Mudatstsir ayat 1-2, yang merupakan bagian dari surat-surat pertama yang turun kepada Rasulullah SAW, Allah memberikan ilham kepada Rasulullah SAW untuk melakukan dakwah secara kepada lingkungan terdekat dan itu pun dilaksanakan secara sirriyah.

ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ (١) مَا أَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ (٢) وَإِنَّ لَكَ لأجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ (٣) وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (٤) فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ (٥) بِأَيِّكُمُ الْمَفْتُونُ (٦) إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (٧) فَلا تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ (٨) وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ (٩) وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلافٍ مَهِينٍ (١٠)

“Nun[1489], demi kalam dan apa yang mereka tulis, Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat, Siapa di antara kamu yang gila. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah yang paling mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). Dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, Qs. 68:1-10  

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ (٢١٤)

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”, Qs. 26:214  

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ (٩٤)

“ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” Qs. 15:94  

وَمَا لَكُمْ لا تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثَاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (٨)

“ Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah Padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. dan Sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman” Qs. 57:8

Kita perhatikan pada ayat-ayat diatas bahwa Rasulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyampaikan ayat-ayat Allah kepada penduduk di Mekkah. Sejak awal mengemban misi kenabian, Rasulullah Saw. memenuhi perintah Allah untuk berdakwah mengajak manusia menghambakan diri dan beribadah hanya kepada Nya serta meninggalkan penyembahan berhala. 

Pada saat itu, dakwah baru dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Tujuannya agar kaum Quraisy yang fanatik terhadap kemusyrikan dan ajaran paganisme tidak kaget menerima Islam. Rasulullah Saw. tidak pernah berdakwah di tengah forum kaum Quraisy. Seruan dakwah beliau hanya disampaikan kepada orang-orang yang benar-benar memiliki hubungan dekat dengannya.

Mereka yang tergolong pertama kali masuk Islam antara lain Khadijah binti Khuwailid ra., Ali ibn Abi Thalib ra., Zaid ibn Haritsah ra,, Abu Bakar ibn Abi Qahafah Ash-Shiddiq ra., Utsman ibn Affan ra. Zubair ibn Awwam ra., Abdurrahman ibn Auf ra., dan Sa'd ibn Abi Waqqash ra.

Mereka menemui Rasulullah Saw. secara sembunyi-sembunyi. Setiap kali ingin beribadah, mereka biasanya keluar dari Kota Mekah menuju daerah terpencil agar tidak diketahui kaum Quraisy.

Ketika jumlah muslim mencapai 30 orang, Rasulullah Saw. memilih rumah Arqam ibn Abi Arqam ra. untuk dijadikan tempat bertemu dan belajar Islam. Mereka yang tergolong as-sabiquna al-awwalun (yang pertama masuk Islam) berjumlah 40 orang laki-laki dan seorang perempuan. Sebagian besar mereka berasal dari kalangan fakir dan rakyat jelata yang sama sekali tidak memiliki kedudukan apa pun di tengah masyarakat Quraisy. Sedemikian sirriyah nya komunitas belajar ini sampai pada akhir periode Makiyyah tetap tidak diketahui oleh pembesar Quraisy.

Mereka yang mau diajak untuk bergabung dengan Rasulullah SAW inilah kemudian terbentuk menjadi sebuah jamaah tauhidi, dimana pembinaan terhadap mereka berjalan seiring dengan turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW. Diantara pembinaan tersebut adalah melalui shalat lail. Inilah pembinaan jamaah tauhid pertama di Mekkah yaitu dengan meningkatkan taqarrub ilallah dengan shalat lail, membaca quran dan berdzikir.

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (١) قُمِ اللَّيْلَ إِلا قَلِيلا (٢) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلا (٣) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا (٤) إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلا ثَقِيلا (٥)

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.  Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu Perkataan yang berat.” Qs. 73:1-5  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.