Ada tiga syarat diterimanya ibadah:
1. ibadah dilakukan dengan tujuan semata mengharap ridho Allah SWT (Hallah). (Qs. 2:207 9:52)
2. Ibadah dilakukan dengan niat yang ikhlas (lillah) (Qs. 98.5 4:146)
3. Ibadah dilakuan dengan tata cara yang telah dicontohkan Rasulullah SAW (billah) (Qs. 59:7 33:21).
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
Sabda Nabi SAW : "Barang siapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami (Allah dan Rasulullah) maka amal tersebut tertolak" (HR Muslim)
] مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa yang membuat perkara yang baru dalam urusan kami ini (Islam) yang tidak (ada) asal darinya, maka ia tertolak. [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
Contoh dalam shalat, haji :
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
– خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمۡ.
Ambillah oleh kalian cara manasik haji dariku. [Hadits Riwayat Muslim]
Ibadah-ibadah Maghdoh.
Setiap ibadah pada dasarnya adalah merupakan kebutuhan bagi ruhani mu'min. Mulai dari sholat, zakat, puasa bahkan haji yang kesemuanya itu memiliki gerakan-gerakan dan bacaan-bacaan yang sudah dicontohkan Rasulullah adalah merupakan kebutuhan ruhani bagi mu'min.
Tidak ada satu ibadahpun yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi semuanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan ruhani, kalaupaun ada nilai positif yang didapat dari gerakan fisik ibadah maka itu adalah hikmah yang diberikan Allah kepada hamba-hambanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.