Bahwa setiap Nabi memiliki dan menjalankan strategi dan pendekatan yang berbeda dalam sikap perjuangannya tergantnng kepada ummat dan ruang waktu dimana ia berada.. Kesemuanya itu menjadi 1BROH atau pelajaran yang sangat berharga dalam menyusun langkah-langkah perjuangan masa kini (Qs. 12:110).
Namun yang menjadi pegangan dan patokan pokok adalah strategi perjuangan yang dicontohkan Ibrahim As (Qs. 60:4) dan Muhammas SAW (Qs. 33:21), Al Our'an memberikan istilah USWAH, yaitu contoh yang harus diTELADANI dan dilKUTI, jadi bukan sekedar pelajaran saja (ibroh). Kedua Nabi ini memiliki ciri yang sama yaitu menegakkan Dinul Islam dengan membangun sistem yang terpisah dari sistem jahiliyah, Dinul Islam ditegakkan dengan furqon, menyatakan dengan tegas dan terang untuk tidak bergabung ke dalam sistem jahiliyah, sikap ini disebut dengan baroah artinya melepaskan diri atau membebaskan diri.
Sekalipun ditindas dan diintimidasi bahkan mendapat ancaman pembunuhan, Rasulullah menegakkan Al-lslam tidak dengan masuk ke dalam sistem jahiliyyah pada masa itu. Ketika diserukan untuk meninggalkan dan menghentikan Gerakan Dakwahnya, Rasulullah bersikap tidak akan mengikuti seruan tersebut. Ini adalah Sikap Aqidah, tidak bisa ditawar-tawar, bukan sesuatu yang bisa dipertimbangkan mashlahat dan madharatnya. Karenanya Rasulullah tidak pernah memenuhi tawaran penguasa Mekkah untuk menjadi penguasa di Mekkah atau sekedar tawaran duniawi lainnya.
Proses Perjuangan Ibrahim AS bisa disebutkan sebagai berikut :
a) Ibrahim berdakwah / menyeru kepada Risalah Tauhid kepada kaumnya dengan lemah lembut (Os. 6:79-83 43:28 19:42-47 26:69-82), dengan dakwah ini
b) Ibrahim menegakkan konsep berlepas diri secara total dengan kerajaan Namruj yang memegang supremasi, dalam Al Qur'an konsep ini dikenal dengan baroah atau berlepas diri (Qs. 60:4) yang dengan demikian terjadi perbedaan besar antara institusi gerakan yang ia bangun dengan kerajaan Namruj, ini dikenal dengan furqon. Pernyataan Ibrahim pada saat memproklamirkan dirinya adalah "Inni Buro'u minkum".
c) Karena pernyataannya (i'lan) tersebut, Ibrahim langsung berhadapan dengan fir'aun setempat. Ibrahim berdebat dengan Raja Namruj, bahkan menghancurkan simbol kekuasaan Namruj paling sakral pada saat itu yaitu berhala yang terbesar. Disini Ibraliim dihukum dengan jalan dibakar hidup-hidup sekalipun akhirnya selamat (Qs. 21:51-6737:83-99 29:16-24 21:68-70).
d) Akhrrnya Ibrahim pindah (hijrah) kenegeri Syam atas perintah Allah, dan di negeri Syam inilah Ibrahim dapat menjalankan misi risalah secara sempurna dengan institusi politik yang ia bangun secara merdeka, dan tidak tergoyahkan oleh kekuasaan jahiliyah (Os. 29:25-27)
Perjuangan Ibrahim AS ini memiliki pola dan strategi yang sama dengan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Beberapa momentum sejarah yang bisa dijadikan titik tekan dan pentahapan dalam perjuangan Rasulullah yaitu :
a) Setelah Rasulullah dibi'tsah oleh Allah, kewajiban pertama yang dilakukan adalah melakukan pembersihan ruhani dengan jalan Qiyamullail dan berdakwah kepada kaum kerabat terdekat sampai kepada seluruh penduduk Mekkah (Qs. 73:1-9 74:1-10)
b) Sekalipun dengan jumlah yang masih sangat sedikit, ini tidak menghalangi Rasulullah untuk menytakan dirinya sebagai nabi dan rasul. Ini dilakukan di depan seluruh penguasa dan penduduk Mekkah di bukit Shafa (Qs. 7:158)
c) Sejak pernyataan risalah tersebut, perlakuan penguasa Mekkah berubah seketika dan menjadi-jadi dalam menyiksa seluruh pengikut Rasulullah. Berbagai tindakan keras diterapkan seperti pembunuhan, profokasi, intimidasi, intrik dan teror sampai pendekatan yang lebih halus seperti seperti tawaran kerjasama dalam peribadatan, negosiasi dengan tawaran kekayaan dunia, kekuasaan dan wanita. Seruan Rasulullah kepada shahabat adalah untuk bersabar.
d) Rasulullah dalam membangun dakwahnya tidak bergabung ke dalam sistem jahiliyyah yang secara simbolik di wakili oleh Darun Nadwah, wadah musyawarah mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh penduduik dan penguasa Mekkah Proses ini dilakukan bersamaan dengan pembinaan aqidah melalui washilah Darul Arqom bin Abil Arqom (Qs. 3:164 62:2).
e) Sampai kemudian datang perintah Allah untuk melakukan Hijrah kenegeri Yatsrib, yang kemudian dirubah Rasulullah menjadi Madinah (Qs. 4:97-100). Di Madinah inilah Rasulullah dengan kepemimpinan yang dibangunnya mampu menerjemahkan seluruh aturan Allah dalam kehidupan pribadi sampai tingkat bermasyarakat, mulai aspek politik, hukum, ekonomi, sosial, perilaku budaya, pertahanan dan keamanan (Qs. 6:165).
f) Hingga dengan Madinah yang sangat kuat beserta seluruh kekuatan politik, ekonomi dan militernya, kaum muslimin mampu menaklukkan Mekkah dan menjadikannya kembali sebagai daerah Islam . (Qs. 48:27-28),
Dengan demikian Dinul Islam sempurna pada tataran normatif wahyu sampai realitas empiris (Qs. 5:3 6:115). Alyauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu alaikum nimati wa radhitu lakumul islama dinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.