Bahwa untuk mengetahui aturan-aturan, cara dan sifat kepemimpinan Islam yang hanya terdiri dari orang-orang mu'min saja maka perlu mempelajari dari riwayat Nabi SAW.
Dengan keterangan yang sesingkat ini dapatlah kiranya kita masing-masing memikirkan bagaimanakah agaknya aturan, cara-cara dan sifat kepemimpinan Islam yang hanya terdiri dari orang-orang mukmin belaka Selidikilah riwayat Nabi kita dan lihatlah contoh apakah yang telah diberikan kepada kita oleh pahlawan kita yang besar dan mulia itu ialah Rasulullah Saw. Lebih jauh lihatlah keadaan pemerintah pada zamannya Khulafaur Rasyidin, niscayalah kita akan dapat membuktikan bagaimana dan apa yang dinamakan Amirul Mu'minin.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthi bahwa tujuan mengkaji Shiroh Nabawiyah adalah, "agar setiap muslim memperoleh gambaran tentang hakikat Islam secara paripurna, yang tercermin didalam kehidupan Nabi Saw, sesudah ia difahami secara konsepsional sebagai prinsip, kaidah dan hukum. Shiroh Nabawiyah merupakan upaya aplikatif yang bertujuan memperjelas hakikat Islam secara utuh dalam keteladananya yang tertinggi, Muhammad SAW.
Shiroh Nabawiyah adalah tafsir resmi dari Al Our'anul Karim, ia merupakan gambaran nyata perjuangan yang dilakukan Rasulullah Saw dalam menegakkan Dinul Islam
Dengan demikian tafsir resmi Al Quran adalah Shiroh Nabawiyah. Kehidupan Rasulullah SAW adalah kehidupan seorang pembina ummat dan pimpinan jama'ah sekaligus sebagai Kepala Negara yang melalui perannya ia SAW membangun Masyarakat Islam yang taat hukum (atau disebut juga dengan Masyarakat Hukum Islam), membangun masyarakat Islam dan Negara Madinah
Al-Buthi menerangkan pula bahwa, "Kehidupan Rasulullah Saw memberikan kepada kita contoh-contoh mulia, baik sebagai Pemuda Islam yang lurus perilakunya dan terpercaya diantara kaum dan juga kerabatnya, ataupun sebagai da'i kepada Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik, yang mengerahkan segala kemampuan untuk menyampaikan risalahnya Juga sebagai Kepala Negara yang mengatur segala urusan dengan cerdas dan bijaksana, sebagai suami teladan dan seorang ayah yang penuh kasih sayang, sebagai panglima perang yang mahir, sebagai negarawan yang pandai dan jujur, dan sebagai muslim secara kaffah yang dapat melakukan secara imbang antara kewajiban beribadah kepada Allah dan bergaul dengan ke luarga dan sahabatnya dengan baik".
Seluruh ayat yang turun baik sejak awal Nubuwah sampai wafatnya Rasulullah Saw selalu berada dalam konteks ini, berada dalam konteks judul besar yaitu Upaya Penzahiran Tatanan Suci Dinul Islam (liyuzh-hirohu 'alad diini kullihi). Yang paling berbahaya adalah orang yang mentafsirkan Al-Qur'an berdasarkan Ra'yunya berdasarkan pikirannya sendiri dan lepas bebas dari "Judul Besar" mengapa Rasulullah Saw diutus kemuka bumi yang tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menzhahirkan kehendak Allah Swt di permukaan bumi.
Shiroh Nabawiyah secara garis besar dapat dibedakan antara periode Makiyyah dan Madanniyah Pembeda antara kedua periodesasi tersebut adalah Hijrahnya Rasulullah Saw dan shahabat ke Madinah. Dalam konteks inilah mengapa Hijrah dalam tinjauan Shiroh Nabawiyah menjadi penting tidak hanya sebagai sebuah fakta sejarah Rasulullah, tetapi juga sebagai tahapan dan proses yang harus dilalui untuk bisa memiliki wilayah basis, masyarakat hukum dan tatanan negara Madinah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.