PERINTAH MENGHIDUPKAN SUNNAH



Qs. 33:21 Hanya orang yang mengharap rahmat Allah dan hari akhirlah yang mengambil sunnah-sunnah Rasulullah sebagai uswah. Sunnah-sunnah yang diambil tentu tidak parsial, tetapi seluruh sunnah yang diajarkan dan dipraktikkan Rasulullah saq.

Koodifikasi syari'ah yang berlandaskan pada sunnah-sunnah Nabi SAW dilakukan oleh para ulama dan dirumuskan dalam bentuk Fiqh. Pengajaran al-lslam semestinya disampaikan secara komprehensif mulai dari Fiqh Thaharah sampai Fiqih Siyasah, mencakup spektrum pemikiran yang syumuliyah mulai dari thaharah, sholat, zakat, puasa dan haji, sampai aturan-aturan qanunul 'am dan qanunul khash. Ruang ijtihad pada bidang mu'amalah sangat terbuka lebar, banyak problematika-problematik sosial, politik, ekonomi, hukum, kemiliteran yang belum terpecahkan.

Allah Ta’ala berfirman,

{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ ويَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ}
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali ‘Imran:31).

{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا}

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS al-Ahzaab:21).

فَلۡيَحۡذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنۡ أَمۡرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمۡ فِتۡنَةٌ أَوۡ يُصِيبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ
‘Maka hendaklah berhati-hati orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya dari tertimpa fitnah atau tertimpa azab yang pedih.’ (an-Nur: 63)

Rasulullah SAW bersabda,

((من أحيا سنة من سنتي فعمل بها الناس، كان له مثل أجر من عمل بها، لا ينقص من أجورهم شيئاً))
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun“(HR Ibnu Majah)

Pada akhir zaman akan didapati ada orang yang meninggalkan sunnah karena hanya mau berpegang kepada Al Quran. Sabda Rasulullah SAW

لَأُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ مُتَّكِئًا عَلَى أَرِيْكَتِهِ يَأْتِيْهِ الْأَمْرُ مِنْ أَمْرِيْ مِمَّا أَمَرْتُ بِهِ أَوْ نَهَيْتُ عَنْهُ، فَيَقُوْلُ: لَا أَدْرِيْ مَا وَجَدْنَا فِي كِتَابِ اللهِ اتَّبَعْنَاهُ
“Sungguh-sungguh, aku akan dapati salah seorang dari kalian bertelekan (tiduran) di atas dipannya, (lalu) datang kepadanya salah satu perintahku atau salah satu laranganku lalu dia mengatakan, ‘Saya tidak tahu itu. Apa yang kami dapatkan dalam kitab Allah, kami ikuti’.” (Sahih, HR. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi 

Dari al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا. قَالَ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِيْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلُأمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan sebuah nasihat kepada kami dengan nasihat yang sangat mengena. Hati menjadi bergetar, air mata pun berderai karenanya. Kami mengatakan, ’Wahai Rasullullah, seolah-olah ini nasihat perpisahan, maka berikan wasiat kepada kami.’ Beliau bersabda, ‘Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Sebab, sesungguhnya barang siapa hidup sepeninggalku, ia akan melihat perbedaan yang banyak. Maka dari itu, kalian wajib berpegang teguh dengan Sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin. Gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham kalian. Jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang baru karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat.” HR. Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi)

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اْلإِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَسيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. قِيْلَ: مَنْ هُمْ، يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ :الَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
“Sesungguhnya Islam berawal dengan keasingan dan akan kembali pada keasingan sebagaimana awalnya, maka bergembiralah bagi orang-orang yang asing.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang melakukan perbaikan ketika manusia rusak.” (Sahih, HR. Abu Amr ad-Dani dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
“Akan datang kepada manusia suatu masa yang ketika itu orang yang sabar di atas agamanya seperti menggenggam bara api’”. HR. Tirmidzi

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاء
Artinya, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasing’”. HR. Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.