MAKNA LA ILAHA ILLALLAH


Lailaha illallah dengan karakteristiknya diatas menimbulkan konsekuensi sebagai berikut:
a) Tidak ada pencipta selain Allah (Qs. 6:102 40:62)
b) Tidak ada yang memberi rizki selain Alah (Qs. 11:6 35:3)
c) Tidak ada yang memiliki selain Allah (Qs. 5:120 2:284)
d) Tidak ada yang memberi manfaat dan madharat selain Allah (Qs. 6:17 5:76 10:107)
e) Tidak ada yang mengatur alam semesta ini selain Allah (Qs. 32:5)
f) Tidak ada yang menjadi pelindung selain Allah (Qs. 5:55 2:257)
g) Tidak ada yang berhak menentukan hukum selain Allah (Qs. 6:57 6:114 12:40)
h) Tidak ada yang berhak memerintah dan melarang selain Allah (Qs. 7:54)
i) Tidak ada yang berhak menentukan undang-undang selain Allah (Qs. 42:21)
j)   Tidak ada yang ditaati selain Allah (Qs 3:132 3:32 4:69 6:117)
k) Tidak ada yang berhak disembah selain Allah (Qs 20:14 1:5 51 56)
I)  Tidak ada yang menentramkan hati selain Allah (Qs. Qs. 13:28 106:3-4 48:4)
m) Tiada penguasa atau yang dipertuan selain Allah (Qs 6:61 96:1-6 6:114)
n) Tidak ada tempat berlindung selain Allah (Qs. 42:9)
o) Tiada yang harus menjadi pegangan selain Allah (Qs. 3:101 4:175)

La ilaha illallah mengandung dua unsur kalimat, yang pertama yaitu kalimat peniadaan (nafyu), yang ditiadakan adalah ilah-ilah. Kalimat kedua yang hadir menggantikan ilah-ilah yang ditiadakan tadi adalah kalimat penegakan (itsbat), yang ditegakkan adalah Allah sebagai satu-satunya ilah. Untuk bisa mencapai tingkat itsbat ilahiyah yang sempurna seseorang harus menegakkan terlebih dahulu menegakkan mulkiyah dan rubbubiyah, perhatikan sistematika Qs. 114:1-3.

Sulit seseorang mencapai tingkat keyakinan uluhiyah yang sempurna jika ia sendiri secara kelembagaan (mulkiyah) masih mencampur-adukkan antara haq dan bathil, dalam perspektif Qs. 16:36 seseorang akan mencapai keimanan yang sempurna kepada Allah SWT jika ia mengkufurkan, meninggalkan dan menolak Thagut. Thagut berakar pada kata "thagay\ dalam Qs. 20:24, Musa diperintahkan Allah menda'wah Fir'aun yang disebutkan memiliki sifat thaga yaitu melampaui batas. Fir'aun pada saat itu bernama Fir'aun Ramses n, sedangkan Fir'aun dalam terminologi Al Our'an lebih menunjuk kepada tatanan kekuasaan yang berdiri diatas prinsip-prinsip kebenaran sekuler.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.