Diinul Islam memiliki beberapa makna hakiki yang harus menjadi fundasi pemahaman bagi seorang Muslim. Beberapa pandangan tentang makna hakiki Dinul Islam adalah sebagai berikut:
a. Allah telah menegaskan secara pasti didalam Al Qur'an, bahwa Islam merupakan Diin bagi seluruh Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul sejak dari Adam AS sampai dengan Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Samawi yang terakhir. Kepada Nuh, Ibrahim dan Ismail (QS. 10:72 2:128), kepada Ya'qub (Qs. 2:132), kepada Musa (Qs. 10:84), kepada Yusuf (Os. 12:101), kepada tukang sihir Fir'aun (Qs. 7:126), kepada kaum Hawariyyun (Qs. 3:52), kepada Ratu Saba' (Qs. 27:44).
b. Makna asal Islam yaitu menerima segala perintah dan larangan Allah SWT yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan kepada Nabi Siapa saja yang menghadapkan wajah dan hatinya - dalam seluruh persoalan hidupnya - kepada Allah, maka ia adalah seorang muslim.
Sedangkan para Nabi dan Rasul adalah orang-orang yang paling menerima segala perintah dan larangan Allah dan sepenuhnya berserah diri kepada-Nya. Oleh karena itu mereka disebut sebagai orang-orang Islam yang terkemuka. (Qs. 6.162-163 7:143) Ketundukan dan kepatuhan diatas juga termasuk kepada hukum-hukum Islam sebagaimana yang tertuang dalam Al Our'an dan Assunnah (Qs. 4:65)
c. Oleh karena manusia itu harus Islam atau menyerahkan diri secara total kepada Allah, maka Allah tidak membiarkan satu ummatpun tanpa didatangi Rasul. Rasul menjadi penyampai dan penerjemah wahyu sehingga wahyu tersebut dapat dicontohkan dan dapat diterapkan dalam kehidupan ummat itu sendiri.
Itulah sebabnya Rasul selalu dilantik (hi'tsah) dari kaum itu sendiri, sehingga Rasul akan melakukan pendekatan-pendekatan sosiologis, antropologis, dan politis yang memungkinkan penerjemahan dan penyampaian wahyu itu dapat terjadi secara efektif (tepat).
Dengan hadirnya Rasul pada tiap ummat, maka tidak akan ada lagi argumentasi yang bisa dikemukakan orang Kafir jika nantinya ia tidak menjalankan perintah wahyu, dengan alasan keturunannya (Qs. 2:170 5:104) atau lingkungannya (Qs. 7:172) yang menyebabkan ia tidak melaksanakan kehendak Allah dipermukaan bumi. Terkait dengan kehadiran Rasul ini bisa dilihat pada (Qs. 35:24 16:36 14:4 21:25)
d. Islam yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul memiliki kesamaan dalam prinsip-prinsip Tauhid, namun berbeda dalam keluasan wawasan Syari'at (Qs. 42:13). Datangnya Nabi yang berikut akan menyempurnakan dan memperluas ketentuan-ketentuan Syari'at dari Nabi sebelumnya.
Ssehingga ketika sampai kepada Nabi terakhir Muhammad SAW (Qs. 33:40 7:158 34:28 21:107) maka Syari'at Islam telah sempurna dengan sesempurnanya, sehingga tidak ada satu segmen kehidupan manapun yang tidak terjangkau olehnya, terlebih dengan adanya sumber nilai Islam yang berasal dari Ijtihad maka telah dinamislah Islam sebagai sebuah tatanan sistem kehidupan. (Qs. 6:115 5:2)
e. Dengan telah sempurnanya Konsepsi Ajaran Nilai Islam maka telah sempurnalah struktur kenabian dan Risalah Samawi. Dengan itu maka kaum muslimin kini telah diberi petunjuk tentang semua "tradisi" para Nabi yang sebelumnya. Termasuk dalam konteks ini adalah Strategi-Strategi Perjuangan Para Nabi yang sedemikian beragam dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang multi level dan multi dimensi. (Qs. 12:110 11:120 6:90 4:26). Siapa saja yang membeda-bedakan para Nabi atau menjadikan tujuan perjuangan para Nabi itu sebagai suatu yang berbeda maka mereka itulah Kafir Haq (Qs. 4:150-151 2:285)
f. Islam yang diserukan oleh Nabi Muhammad SAW bersumber kepada Al Qur'an dan Al Hadits dan Ijtihad sebagai sumber dinamisnya merupakan hidayah yang sempurna untuk seluruh umat manusia. Allah telah menurunkan Islam ini secara sempurna, menyeluruh (komprehensif) dan mendunia (global). Tidak ada satu persoalan kehidupan manusia yang tidak diatur oleh Islam, bisa dikatakan mulai dari persoalan thaharah sampai daulah, mulai dari 'Aqidah dan Tauhid, Syari'ah yang meliputi 'Ibadah dan Mu'amalah, Mu'amalah sendiri mencakup Qanunul 'Am (hukum publik) dan Qanunul Khas (hukum perdata), juga Akhlaqul Asasiyah diatur oleh Islam, atau lebih tepatnya diatur oleh Institusi "Dinul Islam ". Mulai dari idiologi, kepercayaan, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, hukum, peperangan dan perdamaian, semuanya ! (Qs. 16:89 10:37 7:145)
g. Rasulullah SAW mendefinisikan Islam dengan pengertian yang bermacam-macam, terkadang beliau menta'rifkan Islam dengan menentukan ta'rif keseluruhan Islam dengan menyebut satu bagian dari ajaran Islam Keragaman pengertian Islam ini memberikan "mozaik" khazanah pemaknaan yang satu sama lain melengkapi.
Dalam sebuah hadits dari Thalhah bin Ubaidillah ia berkata : "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan ia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah SAW bersabda : "Shalat lima waktu dalam satu hari satu malam." Laki-laki itu kemudian bertanya, apakah ada yang lainnya '? Rasulullah menjawab : "tidak, kecuali shalat sunnah." Kemudian Rasulullah menyebutkan zakat kepadanya. Dan laki-laki itu bertanya, apakah ada yang lainnya ? Jawab Rasulullah SAW : "Tidak , kecuali shadaqah sunnah" Kemudian laki-laki itu berpaling dan berkata : "Tidak aku tambahi dan kurangi darinya." Maka Rasulullah bersabda : " Menanglah jika ia benar atau ia masuk surga jika ia benar ." (Dikeluarkan oleh Imam Enam kecuali Tirmidzi, dan menurut Abu Daud, menanglah dan bapaknya jika ia benar).
Dalam hadits lainnya, Mu'awiyah bin Haydah berkata : Aku bertanya kepadamu karena Allah SWT, dengan apa Allah mengutus engkau kepada kami ? Rasulullah SAW menjawab : "Dengan Islam" Aku bertanya lagi : "Apa tanda-tanda Islam itu?" Nabi menjawab : "Jika kamu berkata aku serahkan wajahku hanya kepada Allah dan ikhlas, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Setiap muslim adalah muhrim yang bersaudara dan saling menolong, tidak diterima amal dari seorang musyrik setelah ia Islam , atau memisahkan orang-orang musyrik kepada orang-orang Islam (Dikeluarkan oleh Nasa'i)
Dalam hadits lainnya dari Umar bin Khattab, Rasulullah SAW bersabda : "Kamu bersaksi bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah hamba dan rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa dibulan Ramadhan dan haji ke Baitullah jika kamu mampu (HR. Muslim, Tirmidzi dan Nasa'i).
h. Pengertian-pengertian Islam diatas seolah-olah menunjukkan bahwa Islam hanya berbicara tentang masalah "Rukun Iman" dan "Rukun Islam", namun dalam prakteknya "Rukun Islam" ini justru akan menyinggung masalah-masalah lain yang terkait dengan "Mu'amalah", yaitu aspek-aspek institusional {landzimiyah) yang menjadi "Lembaga Penerjemah Resmi" dari norma-norma yang sudah tertulis.
Sebagai contoh, penarikan Zakat dipraktikkan oleh Rasulullah melalui suatu "Badan Resmi Kenegaraan" yang dijalankan oleh aparatur resmi yang ditunjuk oleh Rasulullah (Qs. 9:103). Pada zaman Khulafaurrasyidin, aturan-aturan dan mekanisme structural institusional semacam ini semakin diperinci dan tercatat, bahkan dalam Kekhalifahan Umar Al Faruq, model administrasi Daulah Islamiyah yang dikelola Amirul Mu'minin Umar bin Khattab mengadopsi beberapa model administrasi yang diterapkan oleh Kekaisaran Persia yang pada saat itu telah takluk kepada Khilafah.
Allah membebani manusia agar Islam ini ditegakkan dimuka Bumi sebagai langkah untuk menuju kehidupan ukhrawi. Namun sudah menjadi tabiat manusia untuk cenderung tidak menuyukai "beban" yang diamanahkan kepadanya yang membatasi hawa nafsu dan "kebebasannya" meskipun hal itu baik untuknya. Oleh karena itu Islam juga mensyari'atkan Da'wah, Amar Ma'ruf Nahi Munkar untuk membimbing manusia agar berjalan pada jalan yang benar Termasuk dalam tugas ini adalah "memaksa" seseorang untuk menuju Mardhatillah. (Qs. 16:125 9:123 8:39).
Menjadi tugas kaum muslimin pula untuk menegakkan dan melestarikan seluruh komponen Islam dan sebagai indikator tegaknya Islam adalah wujudnya pemerintahan Islam didunia (Qs. 22:40-41). Pada ayat ini, tegaknya sholat merupakan indikator negara dalam ibadah kepada Allah, penunaian zakat merupakan indikator negara dalam keadilan rabbani, amar ma'ruf merupakan indikator bahwa seluruh kebaikan terjamin keberadaannya didalam negara, dan nahi munkar merupakan indikator bahwa semua jenis kejahatan dan keburukan terkubur didalam negara. Semuanya itu merupakan indikator tegaknya seluruh bangunan Islam diatas fundasi bangunannya.
i. Lawan Islam adalah jahiliyyah, setiap bagian dari Islam mempunyai lawan yang disebut jahiliyyah. Dalam 'aqidah ada Islam dan ada jahiliyyah, dalam akhlaq ada Islam dan ada jahiliyyah, dalam politik ada Politik Islam dan ada politik jahiliyyah, dalam pendidikan ada Islam dan ada jahiliyyah, dalam perang dan damai ada Perang Suci Islam dan ada perang jahiliyyah, dalam undang-undang ada Undang-Undang Islam dan ada undang- undang jahiliyyah, (Qs. 48:26 5:50 33:33 3:154) Islam adalah kebenaran mutlak, selainnya adalah bathil (Os. 10:32)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.