Kunci Mencapai Hasil Ibadah

Pada bagian di atas telah dijelaskan ibadah-ibadah yang disediakan dan diwajibkan oleh Allah SWT sebagai wahana peningkatan ketaqwaan, kehalusan dan kepekaan ruhani hamba-hamba terkasih-Nya. Namun jika kita perhatikan sekarang dalam kehidupan muslim secara umum, sekalipun banyak orang yang menjalankan ibadah-ibadah diatas, tetapi tidak muncul dampak dan bekas (atsar) dari pelaksanaan ibadah yang dilakukan Sekalipun banyak orang melakukan tahajjud.

Banyak orang melakukan puasa dan tidak terhitung lagi yang melaksanakan tilawatil Our'an bahkan haji yang diselenggarakan tiap tahun di Mekkah, mengapa tidak terlihat tanda-tanda bahwa Islam muncul sebagai rahmatan lil alamin. sebagai Ad Diin  yang dengannya Ummat tergiring kepada kondisi mawaddah warrahmah, kepada kondisi rahmatan lil 'alamin. Tentu ada faktor lain yang juga harus diteliti sebagai penyebab tidak terjawabnya ibadah-ibadah yang dilakukan manusia dihadapan Allah Rabbul izzati

Secara historis, faktor yang paling mendasar dari tidak terjawabnya ibadah-ibadah yang dilakukan karena sebagian besar muslim sudah memotong dan mencabut "akar tunggang" ibadah dari keseluruhan pohon Islam itu sendiri. Sebagaimana yang disebutkan oleh Abui A'la Maududi : "Dimana hasil hasil puasa itu sekarang ? Kita berpuasa, shalat serta berdoa, tapi hasil yang anda ceritakan tadi tidaklah nampak ! Saya sudah mengatakan kepada anda, sebab dari situasi ini, yakni setelah melepaskan komponen-komponen Islam satu dari yang lain, dan menggantinya dengan hal-hal yang baru dan asing bagi Islam, maka anda tidak akan bisa mengharapkan dapat memetik hasil-hasil itu, seperti apabila keseluruhan Sistem Islam itu masih utuh dan belum cacat". Sejak digantikannya Khulafaurrasyidin yang merupakan khalifah 'ala minhaj nttbuwah menjadi Sistem Kerajaan (Mulkan 'Adhan dan Mulkan Jabbar), sejak itu pulalah satu-persatu ikatan-ikatan Islam terburai hingga 'ibadah menjadi bagian yang terpisah dan asing serta berbeda dan tidak terkait dengan 'Aqidah dan Pranata Hukum, dengan Institusi Jama'ah dan Daulah.

Berdasar kepada muhasabah ini, maka menjadi satu kewajiban kemudian manakala Islam kembali ditegakkan dengan seluruh pranata kelembagaannya, mulai dari aqidah, syari'ah, akhlaq, termasuk juga seluruh pranata sosial, politik, ekonomi, hukum, dan keamanan. sehingga nilai 'ibadah kembali bisa direguk kenikmatannya sebagai konsumsi ruhani yang menyegarkan, terlebih diera dimana terpaan angin dan badai topan jahiliyyah sedemikian kuat menghembus dan pohon-pohon kemaksiatan kuat mencengkeram bumi Allah. 

Bukankah Allah pemilik kerajaan yang sesungguhnya baik dilangit maupun dibumi(Qs. 2:107 3:189 5:17,18,40,120 7:158 9:116 24:42 25:2 39:44 42:49 43:85 45:27 48:14 57:2,5 85:9), mengapa banyak manusia yang tidak mau mengakuinya, bahkan membuat kerajaan-kerajaan yang menjadi tandingan-Nya, baik kerajaan yang dibangun berdasar Sosialisme, Kapitalisme, Komunisme atau unsur-unsur sekularisme asing lainnya yang sudah menjadi virus dalam kehidupan kaum muslimin.

Mari kita kaji kembali Qs. 24:55 21:105), juga (Qs. 2:258), dan (Qs. 2:151).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.