Haji merupakan pertemuan akbar ummat Islam seluruh dunia, seluruh warga Islam dari belahan bumi manapun, dari suku dan bangsa manapun berkumpul dipusat rotasi bumi Makkah al-Mukarromah (Qs. 5:97), menyatu dalam lautan pakaian ihram dan bergerak dalam gerakan yang sama, komando yang sama sekaligus bacaan yang sama. Mulai dari ditancapkannya niat, dikenakannya pakaian ihram, dikumandangkannya talbiyah, thawaf memutari ka'bah, sa'i antara shafa dan marwa, wuquf, melontar jumrah sampai tahalul adalah prosesi suci meningkatkan kapasitas dan kualitas ruhani mu'minin, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Hakikat haji sebagai simbol dari kulminasi pernyataan kehendak seorang muslim untuk meninggalkan kemusyrikan, menegakkan tauhidullah, menegakkan kerajaan-Nya dipermukaan bumi dibelahan manapun ia berada, sebagaimana terangkum dalam kalimat talbiyah : "Labbayka Allahumma labbayka, labbayka laa syarikalaka labbayka, irrnal hamda watrni mala laka wal-Mtdk, laa syarikalaka ".
Dalam melakukan haji selain harus meninggalkan bekal yang cukup bagi keluarga yang ditinggal dirumahnya, seorang mu'min juga harus mempersiapkan bekal yang cukup dalam berhaji, dan bekal yang terbaik adalah taqwa (Qs. 2:197) Perlu diingat bahwa haji adalah prosesi suci guna meningkatkan kualitas ruhani mu'min, karena itu persiapan kearah ini semestinya berorientasi kepada persiapan-persiapan ruhani, mulai dari kesabaran, kehati-hatian, meninggalkan sifat sombong/angkuh/takabur, dll.
Beberapa ketentuan syari'at tentang haji ditetapkan Al Our'an diantaranya didalam Qs
2:196-203 3:97 22:26-32 2:158 5:1-2 5:94-96.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.