Pembinaan ummah merupakan kunci dan pintu utama bagi merubah keadaan masyarakat dari kegelapan Jahiliyah (dzulumat al-jahiliyah) kepada cahaya Islam (nur al-islami). Pembinaan ummah akan menghubungkan seorang muslim secara langsung kepada Al Qur'an dan Sunnah, yang dengannya perubahan kepada keadaan yang lebih baik (Islami) menjadi suatu keniscayaan, baik perubahan secara kultural dalam pengertian peningkatan kapasitas ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah tiap diri muslim maupun perubahan secara institusional-struktural dalam pengertian transformasi dalam aspek politik (siyasah), sosial (ijtima'iyah), ekonomi (ialishodiyah), hukum perundang-undangan (hukmiyah), pendidikan (tarbiyah), kebudayaan (lsaqqfiyah), struktur kelembagaan (nidzhomiyah) dan ketentaraan ('asykariyah).
Secara definitif bisa dinyatakan bahwa, Pembinaan Ummah merupakan suatu kegiatan, usaha, pekerjaan, cara yang dilakukan baik secara langsung (melalui kata-kata, pengajaran, pengarahan) maupun tidak langsung (melalui keteladanan, contoh) dengan berlandaskan kepada suatu konsepsi (yang memiliki mabda', manhaj, ghoyah) dan di jalankan melalui pranata struktur kelembagaan (yang memiliki lakhtith dan landzhim) untuk merubah keadaan manusia (pribadi dan masyarakat) menuju kondisi yang islami, yaitu sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan Sunnah.
Pembinaan Umah sebagai kegiatan berkelanjutan (istimroriyah) melakukan pengenalan, pengajaran dan penanaman nilai-nilai Islam secara bertahap dalam rangka membentuk kepribadian muslim yang utuh (takwinusy syakhshiyyah), meliputi kapasitas ruhani (ruhiyah), pemikiran (fikriyah) dan fisik (Jasadiyah).
Sebagaimana disebutkan dalam Qs. 3:164, bahwa Rasulullah SAW sebagai Nabi dan Rasul telah menjadikan pembinaan sebagai aktifitas utamanya, melalui suatu proses transformasi kesadaran yang dikenal dengan tilawah, lazkiyah dan la 'lim hingga dalam jangka waktu seperempat abad telah dzahir simbol-simbol keagungan dan kebesaran Allah Swt dijazirah Arab.
Sebelum adanya pembinaan semacam ini, Al Our'an memberi predikat situasi tersebut dengan dholaalin mubiin kepada masyarakat jazirah Arab. "Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus dianlara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan mereka alkitab dan alhikmah. Dan sesungguhnya sebelum itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesalan yang nyata." (Qs. M Imran 3:164)
Pembinaan bagi seorang muslim wajib hukumnya. Untuk menjelaskan masalah ini dapat menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan Pertama : Wajibnya Menuntut Ilmu. Ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu keislaman hukumnya wajib dimiliki oleh setiap muslim. Dalam kaidah syarTah, tidak bernilai sedikitpun amal dan ibadah yang dilakukan oleh seorang muslim jika tidak dilandasi dengan ilmu. Amal dan ibadah tanpa ilmu hanya aktifitas sia-sia yang tidak bernilai disisi Allah SWT Untuk menuntut ilmu memerlukan washilah (medium) dan majelis pembinaan ummat menyediakan fasilitas untuk itu Perhatikan Qs. 17:36
2. Pendekatan Kedua : Wajibnya Mentadabbur Al Our'an. Setiap muslim wajib hukumnya mempelajari Al Our'an. Allah telah memberikan potensi hati, pendengaran dan penglihatan kepada manusia, tetapi jika ketiga potensi tersebut tidak dimanfaatkan untuk mengkaji ayat-ayat Allah SWT maka adzablah kemudian yang akan berbicara. Untuk mengkaji ayat-ayat Allah memerlukan wahilah (medium), pembinaan ummat menyediakan fasilitas untuk itu. Perhatikan Qs. 7:179
3. Pendekatan Ketiga : Penggunaan Waktu. Waktu sangat cepat berlalu, betapa banyak manusia yang melalaikan waktu, sehingga jika diinfentarisir ternyata waktu yang dipergunakan manusia untuk beribadah dan berjihad sangat sedikit dibanding dengan waktu-waktu yang dipergunakan untuk kehidupan duniawi semata. Biasanya dalam pendekatan ini untuk memberikan kesadaran pembinaan kepada anggota kelompok akan diminta tiap anggota kelompok untuk melakukan inventarisasi dan prosentasi terhadap waktu yang dihabiskannya selama ini. Setelah dipaparkan hasil prosentasi. Pembina menyampaikan pentingnya memanfaatkan dan mengoptimalkan waktu dengan beribadah dan beramal shalih. Untuk bisa menjadi muslim yang dapat menggunakan waktunya dengan baik tentu harus mengikuti pembinaan terlebih dahulu. Perhatikan Qs. 59:18
4. Pendekatan Keempat : Wajibnya Mencari Washilah. Bagi orang-orang mu'min diserukan oleh Allah SWT untuk meningkatkan kapasitas ruhaninya menjadi muttaqin. Setelah itu diserukan kepada orang-orang yang telah memiliki mentalitas taqwa ini untuk mencari washilah yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah dan menjadikan washilah tersebut sebagai wahana jihad. Majelis Pembinaan ummat bisa menjadi washilah semacam ini. Perhatikan Qs. 5:35
Pembinaan ummah memiliki tujuan-tujuan yang selaras dengan tuntutan-tuntutan Al Our'an terhadap manusia, dalam beberapa ayat disebutkan beberapa gambaran Generasi Islam {Ummah) yang dikehendaki Islam, diantaranya :
1. Menurut Qs. 5:54 yaitu munculnya generasi yang mereka mencintai Allah dan Allah mencintai mereka, berkasih sayang terhadap sesama mu'min dan bersikap keras terhadap orang kafir, berjihad di jalan Allah dan tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela.
2. Menurut Qs. 48:29 yaitu munculnya ikhwah-ikhwah Nabi yang keras terhadap orang kafir, berkasih sayang dengan sesama muslim, ruku' dan sujud mengharap karunia dan ridho Allah, dan tanda-tanda mereka ini nampak dari bekas (atsar) sujudnya, dalam af aliyah dan 'amaliyahnya.
3. Menurut Qs. 7:157 yaitu munculnya generasi pengikut Rasul (mut(abi') yang mereka menyuruh yang ma'ruf dan melarang dari yang munkar (da'wah), menghalalkan apa yang baik dan mengharamkan apa yang buruk (menjaga syari'ah) dan membuang 'belenggu' dan 'beban' yang ada pada mereka (membebaskan mereka dari perikatan jahiliyah).
4. Menurut Qs. 24:55 yaitu munculnya Islam , teguh dan tegaknya ad-Diin, hadirnya kondisi keamanan dan tegaknya 'ibadah hanya kepada Allah SWT.
Dengan melihat ayat-ayat yang disebutkan diatas, maka sebagai salah satu bentuk kaderisasi langsung dalam Harakah, pembinaan ummah memiliki dua tujuan pokok, yakni
1. Membentuk pribadi-pribadi muslim yang utuh sebagai basis utama bagi pembentukan ke luarga muslim {al-usroh al-islamiyah), masyarakat muslim (al-ijtima' al-islamiyah) yang taat pada aturan hukum Islam.
2. Mebentuk pribadi-pribadi mujahid yang memiliki kesiapan dan kesanggupan untuk berjihad dengan harta dan jiwa hanya pada jalan yang bertabur rahmah dan ridho Allah SWT. Pribadi-pribadi mujahid inilah yang akan memperjuangkan Islam sebagai bunyan sehingga dapat menjadi pelindung, penopang dan pengatur bagi pribadi muslim, keluarga muslim dan masyarakat muslim yang berada di bawah naungannya.
Pembinaan ummah merupakan suatu sistem yang integral dimana sub-sistem (unsur) didalamnya saling berkait dan memberikan pengaruh. Laksana sebuah tubuh, jika ada masalah pada satu organ tubuh akan mempengaruhi organ tubuh yang lain sehingga gerakan tubuh dapat ikut terpengaruh pula. Unsur-unsur yang terdapat dalam pembinaan adalah :
1. Pembina, sebagai subjek perubahan {da 'i), penanggung jawab dalam da'wah.
2 Kelompok Binaan, sebagai objek perubahan (mad'u) dalam da'wah.
3. Program Pembinaan, sebagai materi pembinaan dalam da'wah.
4. Sarana dan Prasarana Pembinaan, sebagai unsur pendukung pelaksanaan pembinaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.