Kisah tentang Khidr Allah sebutkan dalam al-Qur’an di surat al-Kahfi,
فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
Lalu mereka (Musa dan muridnya) bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (QS. Al-Kahfi: 65).
Mayoritas ulama mengatakan bahwa beliau adalah seorang nabi. Inilah pendapat yang kuat, dan banyak dalil yang mendukungnya, diantaranya,
1. Allah perintahkan Musa ‘alaihis salam untuk belajar kepada Khidr, sebagaimana yang Allah ceritakan dalam surat al-Kahfi.
قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا….
Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” … (QS. Al-Kahfi: 66).
Hingga Khidr memberikan syarat,
قَالَ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلَا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا
Dia berkata: “Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu”. (QS. Al-Kahfi: 70).
Jika Khidr bukan nabi, tentu ada orang yang bukan nabi, yang dia lebih tahu daripada nabi. Karena dalam peristiwa di atas, Khidr lebih tahu daripada Musa. Dan bagaimana mungkin ada nabi yang dia diperintahkan untuk belajar kepada selain nabi.
2. Khidr mengatakan di akhir pertemuannya dengan Musa,
رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ، وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي
Itu semua dilakukan karena rahmat dari Tuhan-Mu, dan aku tidaklah melakukannya karena murni keinginanku…(QS. Al-Kahfi: 82).
Artinya, Khidr melakukan semua perbuatan itu atas perintah Allah dan wahyu dari-Nya, bukan kemauan beliau sendiri. Dan orang yang mendapatkan wahyu khusus seperti yang dilakukan Khidr, hanya mungkin didapatkan seorang nabi.
3. Syaikh Syuaib al-Arnauth mengutip sebuah keterangan,
وكان بعض أكابر العلماء يقول: أول عقد يحل من الزندقة اعتقاد كون الخضر نبياً، لأن الزنادقة يتذرعون بكونه غير نبي إلى أن الولي أفضل من النبي، كما قال قائلهم:
مقام النبوة في برزخ … فويق الرسول ودون الولي
Sebagian ulama besar mengatakan, ‘Ikatan pertama yang dirusak oleh orang zindiq (munafik) adalah status Khidr sebagai nabi. Karena orang munafik memanfaatkan status Khidr ‘bukan nabi’ untuk beralasan bahwa wali lebih afdhal dari pada nabi. Sebagaimana mereka mengatakan,
Kedudukan nabi di barzakh… sedikit di atas rasul, di bawah wali… (Tahqiq Shahih Ibnu Hibban, 14/110).
Kedua, siapa nama asli beliau?
Khidr adalah nama gelar dan julukan. Mengapa dinamai Khidr?
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا سُمِّيَ الخَضِرَ أَنَّهُ جَلَسَ عَلَى فَرْوَةٍ بَيْضَاءَ، فَإِذَا هِيَ تَهْتَزُّ مِنْ خَلْفِهِ خَضْرَاءَ
“Beliau dinamai Khidr karena beliau duduk di atas tanah putih, tiba-tiba berguncang di belakang beliau berwarna hijau.” (HR. Bukhari 3402, Turmudzi 3151, dan Ibnu Hibban 6222).
Yang dimaksud ‘tanah putih’: tanah kering tanpa tumbuhan.
Mengenai nama aslinya, ada perbedaan pendapat di kalangan ahli sejarah. Kamaluddin ad-Damiri (w. 808 H.) mengatakan,
إن اسم الخضر مضطرب فيه اضطرابا متباينا والأصح -كما نقله أهل السير وثبت عن النبى صلى الله عليه وسلم كما نقله البغوى وغيره -أن اسمه “بليا”، وأن أباه يسمى “ملكان”، وكان من بنى إسرائيل ومن أبناء الملوك ، وفر من الملك وانصرف إلى العبادة
Nama Khidr diperselisihkan. Dan yang benar, sebagaimana yang dinukil ahli sirah, dan berdasarkan hadis nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang dinukil oleh al-Baghawi dan yang lainnya, bahwa nama beliau adalah Balyan. Dan ayahnya bernama Malkan. Termasuk bani Israil dan keturunan kerajaan. Beliau lari dari kerajaan dan menghabiskan waktunya untuk ibadah. (Hayat al-Hayawan al-Kubro, 1/271).
Ketiga, apakah beliau masih hidup ataukah sudah meninggal?
Sebagian ulama dan tokoh sufi meyakini bahwa Khidr masih hidup. Keyakinan ini membuka peluang khurafat besar-besaran. Beberapa orang sufi mengaku ketemu Khidr dan dia menyampaikan beberapa pesan yang notabene mengubah ajaran syariat.
Ada 2 alasan utama untuk mengatakan bahwa pendapat Khidr masih hidup jelas jauh dari kebenaran,
1. Jika Nabi Khidr masih hidup, sudah seharusnya beliau muncul di hadapan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjadi sahabat beliau dan membantu perjuangan beliau menyebarkan islam. Sementara tidak kita jumpai ada keterangan dari ahli sejarah manapun bahwa ada sahabat Nabi senior yang bernama Nabi Khidr.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa Nabi Isa akan turun di akhir zaman, dan beliau akan bersama-sama imam Mahdi dan kaum muslimin, melanjutkan dakwah islam.
2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di hadapan para sahabat,
لا يبقى على رأس مائة سنة ممن هو على وجه الأرض أحد
“Tidak akan tersisa seorang-pun di muka bumi ini pada seratus tahun yang akan datang.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan Khidr termasuk dalam hadis tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.