Hari-Hari Penting saat Wafatnya Nabi

SAKIT
Senin 29 Safar 11 Hijriyah suhu badan Rasulullah SAW sangat panas. Beliau sakit sekitar 14 hari. Selamat sakit beliau tetap melakukan salat berjamaah sebanyak 11 hari.

Beberapa hari sebelum Nabi wafat (kemungkinan selama 3 hari sebelum wafat), saat waktu shalat isya tiba, Nabi belum juga datang karena sedemikian parahnya sakit Nabi, jadi para makmum masih menunggu Nabi datang untuk menjadi imam shalat isya. Nabi yang mendengar (lewat istrinya) bahwa makmum belum ada yg shalat Isya lalu mengutus sahabat memanggil Abu Bakar untuk menjadi Imam shalat isya. Ketika itu Abu Bakar sedang berada di rumahnya. 

Abu Bakar yang menerima pesan utusan tersebut segra datang ke masjid, disana Abu Bakar menemui Umar yang ketika itu juga sudah berada di masjid, kemudian berkata, 'Wahai 'Umar, shalatlah bersama orang orang menjadi imam!'. 'Umar berkata, 'Engkaulah yang lebih berhak menjadi imam.' Sejak itulah selama beberapa hari, Abu Bakar menjadi imam rawatib di masjid Madinah.

WAFAT

Nabi Muhammad SAW wafat pada Hari Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun 11 Hijriah atau 7/8 Juni 632 Masehi. Waktunya siang hari

Berita kepergian Rasulullah SAW begitu cepat menyebar ke seluruh Madinah. Masyarakat ketika itu seakan-akan tidak percaya bahwa nabi terkasih telah wafat untuk kembali ke hadapan Allah SWT.

Anas bin Malik menggambarkan tidak ada hari yang lebih terang di Madinah selain hari ketika pertama kali Rasulullah SAW tiba. Dan tidak ada hari yang lebih buruk dan muram selain hari ketika rasulullah wafat.

Abu Bakar yang mendengar kabar tersebut segera menunggangi kuda menuju Masjid Nabawi. Dia menemui Aisyah, masuk ke dalam rumahnya lalu mendekati jasad Rasulullah SAW. Dia memeluk jasad itu sambil menangis.

Sementara itu Umar bin Khattab berteriak di sekitar masjid hingga terdengar sampai ke kamar Aisyah tempat jasad Rasulullah SAW berada.

Umar mengatakan orang yang beranggapan Rasulullah SAW meninggal harus dihukum. Rasulullah SAW tidak meninggal, tetapi hanya bertemu Tuhan seperti yang dilakukan Nabi Musa AS ketika meninggalkan kaumnya selama 40 hari.

Tak lama kemudian Abu Bakar keluar dari kamar Aisyah. Dia menyuruh Umar agar duduk. Namun, Umar menolak permintaannya.

Orang-orang lalu mengerubungi Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar mengatakan bahwa jika kalian menyembah Muhammad SAW, maka sungguh Muhammad SAW telah meninggal. Jika kalian menyembah Allah SWT, maka Dia selalu hidup dan takkan pernah mati.

Lalu abu bakar membaca surah Ali Imran ayat 144, setelah itu suasana lebih reda, dan kaum muslimin kembali kepada kesedihan mereka.

SYURO TSAQIFAH BANI SAIDAH

Kemudian terjadi pertemuan Tsaqifah Bani Saidah. Pertemuan ini dilaksanakan hari Senin sore (setelah zuhur). Para pemuka Anshar melakukan pertemuan di Tsaqidah (bangsal) kepunyaan Bani Saidah, atas inisiator Saad bin Ubadah selaku Ketua Bani Saidah. 

Kaum Syiah berpendapat bahwa menurut pandangan sebagian ahli sejarah, perkumpulan yang dilakukan komunitas Anshar, hanya untuk menentukan hakim dan penguasa bagi kota Madinah. Tetapi dengan kedatangan beberapa orang Muhajirin ke dalam pertemuan tersebut, perbincangan beralih pada pembahasan mengenai penentuan penerus Nabi untuk kepemimpinan semua umat Islam dan akhirnya, Abu Bakar dibaiat sebagai khalifah kaum Muslimin.

Namun, pendapat ini bisa jadi tidak tepat, karena menganggap bahwa sahabat tidak mengerti kekhalifahan yang berarti bahwa pengganti Nabi bukan sekedar pengganti hakim atau penguasa Madinah, melainkan penguasa bagi seluruh kaum muslimin *khilafah fil ardhi)

Kelompok Syiah mengutip Ibnu Qutaibah, al-Imāmah wa al-Siyāsah, jld.1, hlm.22. bahwa sudah ada penetapan Saad bin Ubadah sebagai khalifah, namun sumber lain (Tarikh Thabari) dikutip Yusuf Souyb menjelaskan bahwa belum terjadi kesepakatan. Justru ketika Saad bin Ubadah berpidato (lewat anaknya) ketika itulah tiga tokoh Muhajirin baru sampai tiba di Tsaqifah. 

Singkat cerita melalui syuro ini diangkatlah Abu Bakar sebagai Khalifah. Di syuro ini terjadilah Bay'atul Inqad yaitu baiat pengangkatan kepemimpinan.

Kemudian Abu Bakaar diarak ke masjid dan disanalah kaum muslimin Madinah mengangkat janji setiap kepada Abu Bakar sebagai khalifah, ini disebut dengan Bai'atu Thaat, sedemikian banyaknya kaum muslim yang membaiat Abu Bakar sebagai khalifah ini.

Mulai maghribnya, saat shalat maghrib di masjid Nabawi, Abu Bakar pertaka kali dan seterusnya menjadi Imam shalat di masjid nabawi.

Sampai senin malam, janazah Rasul belum dimandikan, belum dishalatkan, suasanya masih sangat sedih, semuanya masih dalam suasana kesedihan yang dalam

JANAZAH NABI DIMANDIKAN DAN DISHALATKAN

Pada selasa pagi, Janazah Rasul dimandikan, dan kemudian dishalatkan. Janazah Rasul dishalatkan secara bergiliran, ini terjadi sampai sore hari karena sedemikan banyaknya yang menshalatkan janazah Rasul,.

Ulama ahli hadits dan sejarah berbeda pendapat mengenai waktu pemakaman beliau. Ada yang mengatakan beliau dimakamkan pada hari selasa, ada pula yang mengatakan bahwa beliau dimakamkan pada hari rabu pagi. Namun saya lebih memilih pendapat bahwa Jenazah Rasulullah SAW pun dimakamkan pada Selasa malam. Ini ada di buku Yusuf Souyb.

Pada Selasa malam hari, atau malam Rabunya, janazah Rasul dimakamkan, di bawah dipan (tempat tidur) di kamar Aisyah digali lahad untuk kuburan Nabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.