Hal-Hal Seputar Puasa Ramadhan

 



1. Tentang Membaca Niat

Bahwa Imam NAWAWI Rahimahullah mengatakan :
لا يصح الصوم إلا بالنية، ومحلها القلب، ولا يشترط النطق بلا خلاف
Tidak sah puasa kecuali dengan niat, dan letak niat adalah hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan tanpa adanya khilaf. [Raudhatut Thalibin : Jilid 2, Halaman 214]

Perktaan beliau "Tidak Disyaratkan" maksudnya bukanlah sesuatu yang wajib, namun bukan berarti beliau membid'ahkan apalagi melarang.

TIDAK DISYARATKAN (Bukan Wajib), TAPI DIANJURKAN
IMAM NAWAWI Rahimahullah mengatakan :
ومحل النية القلب، ولا يشترط نطق اللسان بلا خلاف، ولا يكفي عن نية القلب بلا خلاف، ولكن يستحب التلفظ مع القلب.
Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan dengan lisan tanpa adanya khilaf, tidak cukup jika tidak diniatkan dalam hati tanpa adanya khilaf, namun DIANJURKAN untuk diucapkan mengiringi niat dihati. [Al-Majmu' Syarhul Muhadzhab : Jilid 7, Halaman 355].

IMAMA NAWAWI Rahimahullah mengatakan :
قال أصحابنا : يستحب أن ينوي بقلبه ويتلفظ بلسانه.
Para sahabat kami berkata : Dianjurkan untuk berniat dihatinya serta diucapkan dengan lisanya. [Raudhatut Thalibin : Jilid 1, Halaman 161]

IMAM NAWAWI Rahimahullah mengatakan :
والواجب : أن ينوي هذا بقلبه، فإن ضم إلى نية القلب التلفظ، كان أفضل. والله أعلم
Dan yang wajib adalah dia memantapkan niat itu dihatinya, namun jika niat hati digabung dengan ucapan, maka itu lebih utama. Wallahu A'lam. [Raudhatut Thalibin : Jilid 2, Halaman 335]

IMAMA NAWAWI Rahimahullah mengatakan :
والنية بالقلب، ويندب النطق قبل التكبير.
Niat itu dengan hati, dan DIANJURKAN untuk diucapkan sebelum takbir [Minhajut Thalibin : Halaman 15]

2. Tentang Doa Berbuka Puasa

Ada doa berbuka puasa. Bahwa ada hadits, IMAM ABU DAUD Rahimahullah mengatakan :
٢٣٥٧ - حدثنا عبد الله بن محمد بن يحيى [أبو محمد]، حدثنا على بن الحسن، أخبرني الحسين بن واقد، حدثنا مروان يعني ابن سالم المقفع قال : رأيت ابن عمر يقبض على لحيته فيقطع ما زاد على الكف، وقال : كان النبي صلى الله عليه وسلم اذا أفطر قال : "ذهب الظمأ، وابتلت العروق، وثبت الأجر إن شاء الله".
2357 - Telah bercerita pada kami Abdullah Bin Muhammad Bin Yahya [Abu Muhammad], yaitu Abu Muhammad, telah bercerita pada kami 'Ali Bin Al-Hasan, telah mengabarkan ke kami dari Al-Husain Bin Waqid, telah bercerita pada kami Marwan yaitu Ibnu Salim Al-Muqaffa', Dia berkata : Bahwa aku melihat Ibnu Umar menggenggam jenggotnya, lalu memangkas apa yang tersisa dibawah genggamanya, dan Dia berkata : NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam jika berbuka puasa maka beliau berucap : "Dzahabazh Zhoma'u Wabbtallatil 'Uruqu Wa Tsabatal Ajru Insya ALLAH". [HR. Abu Daud : No. 2357]

.
HADITS DI ATAS DALAM SANADNYA TERDAPAT SEORANG RAWI YANG BERNAMA AL-HUSAIN BIN WAQID, BERIKUT KETERANGANYA.
.
IMAM IBNU ABI HATIM Rahimahullah mengatakan :
.علي بن الحسين بن واقد المروزى، ثنا عبد الرحمن قال : سألت أبي عنه، فقال : ضعيف الحديث
.'Ali Bin Al-Husain Bin Waqid Al-Marwazi, telah bercerita pada kami Abdurrahman dia berkata : Kutanyakan ke ayahku tentang dia, beliau menjawab : Hadits darinya Lemah. [Al-Jarh Wa At-Ta'dil : Jilid 6, Halaman 140, No. 978]
.
IMAM ADZ-DZAHABI Rahimahullah mengatakan :
علي بن الحسين بن واقد، قال أبو حاتم : ضعيف الحديث، وقال النسائي : ليس به بأس، وقال البخاري : ليس به بأس.
'Ali Bin Al-Husain Bin Waqid, Abu Hatim berkata : Hadits darinya Lemah., An-Nasa'i berkata : Tidak ada apa-apanya, Al-Bukhari berkata : Tidak ada apa-apanya. [Tarikhul Islam : Jilid 15, Halaman  310, No. 280]
.
IMAM AL-MARWADZI Rahimahullah mengatakan :
حدثنا الميموني، قال : قال أبو عبدالله : حسين بن وقد له أشياء مناكير
Telah bercerita pada kami Al-Maimuni, dia berkata : Abu Abdillah (Imam Ahmad) berkata : Husain Bin Waqid memiliki hal-hal yang Munkar. [Al-Ilal Wa Ma'rifatir Rijal : Halaman 228, No. 444]

KESIMPULAN.
IMAM YUSUF AL-MIZZI Rahimahullah mengatakan :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا أفطر قال : "ذهب الظمأ، وابتلت العروق، وثبت الأجر إن شاء الله". قال الحافظ أبو عبد الله : هذا حديث غريب، لم نكتبه إلا من حديث الحسين بن واقد.
[Hadits] Bahwa RASULULLAH Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam jika berbuka puasa maka beliau berucap : "Dzahabazh Zhoma'u Wabbtallatil 'Uruqu Wa Tsabatal Ajru Insya ALLAH". Maka dikatakan oleh Al-Hafidz Abu Abdillah : Ini adalah hadits Gharib, kami tidak menulisnya kecuali hanya melalui jalur hadits Al-Husain Bin Waqid. [Tahdzibul Kamal Fii Asma' Ar-Rijal : Jilid 27, Halaman 391, No. 5872]

Jadi hadits ini Gharib/Aneh dan tak ada jalur lain kecuali melalui Al-Husain Bin Waqid yang sekaligus dianggap lemah oleh Tiga Ulama Salaf Ahli Hadits yakni Imam Al-Bukhari, Imam Ahmad Bin Hanbal dan Imam Abu Hatim Rahimahumullah.

Disamping itu, hadits ini juga dilemahkan oleh SYAIKH MUQBIL BIN HADI AL-WADI'I Rahimahullah mengatakan :.
فمن أهل العلم من يقول : ثبت حديث : "ذهب الظمأ، وابتلت العروق، وثبت الأجر إن شاء الله"، والذي يظهر أنه لا يثبت حديث في الدعاء، أي : في دعاء بخصوصه،.
Diantara ulama ada yang berpendapat : telah tetap sebuah hadits : "Dzahabazh Zhoma'u Wabbtallatil 'Uruqu Wa Tsabatal Ajru Insya ALLAH", Namun yang jelas bagiku bahwa tak ada yang shahih hadits tentang doa-doa, artinya terkait doa berbuka secara khusus. [Fadhaa'ih Wan Nashaa'ih : Halaman 74]

SEANDAINYA HADITS INI SHAHIH, MAKA LEBIH SESUAI DIBACA SETELAH BERBUKA PUASA KATA  SYAIKH IBNU UTSAIMIN Rahimahullah berkata :
أما بعد الفطر : فإن النفس قد استراحت، وفرحت، وربما يحصل غفلة. لكن ورد ذكر، إن صح عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم : فإنه يكون بعد الإفطار : "ذهب الظمأ، وابتلت العروق، وثبت الأجر إن شاء الله" هذا لا يكون إلا بعد الفطر.
Adapun setelah berbuka puasa, maka jiwa akan merasa santai dan senang, bahkan terkadang menjadi lalai, namun telah sampai doa yang jika shahih dari NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Alihi Wa Sallam maka dibacanya setelah berbuka yaitu : "Dzahabazh Zhoma'u Wabbtallatil 'Uruqu Wa Tsabatal Ajru Insya ALLAH", doa ini tidak dibaca kecuali hanya setelah berbuka puasa. [Al-Liqa' Asy-Syahri : Jilid 8, Halaman 18].

ADAPUN TERKAIT DOA "ALLAHUMMA LAKA SUMTU". MAKA REDAKSI INIPUN BOLEH DIGUNAKAN SEBAGAI DOA BERBUKA PUASA MENURUT SALAH SATU ULAMA SALAFY BERIKUT INI.

FATWA SYAIKH SHALIH AL-UTSAIMIN Rahimahullah :
السؤال : ما هو الدعاء المأثور عن النبي صلى الله عليه وسلم عند الإفطار؟
الجواب : الأدعية الواردة عن النبي صلى الله عليه وسلم في الإفطار لم تكن في الصحيحين ولا في أحدهما، لكنها في السنن، ومنها : "اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت" اللهم لك صمت : وهذا إخلاص، وعلى رزقك أفطرت : وهذا شكر لله عز وجل.
Pertanyaan : Apakah doa yang berasal dari NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam saat berbuka puasa.!?
Jawaban : Doa-doa yang berasal dari NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam saat berbuka, tak ada dalam Shahihain dan tidak pula pada salah satunya, namun terdapat pada kitab-kitab As-Sunan, diantaranya : "Allahumma Laka Shumtu Wa 'Ala Rizqika Afthartu", Allahumma Laka Shumtu ini menunjukkan ke ikhlasan, Wa 'Ala Rizqika Afthartu adalah bentuk syukur kepada ALLAH 'Azza Wa Jalla. [Al-Liqa'at Ar-Ramadhaniyyah : Halaman 67].

DITAMBAH LAGI, INI ADALAH DOA BERBUKA PUASA YANG DISUNNAHKAN OLEH PARA ULAMA LINTAS MADZHAB (Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hanbali)

1. Madzhab Hanafi
IMAM AZ-ZAILA'I Rahimahullah mengatakan :
ومن السنة أن يقول عند الإفطار : "اللهم لك صمت وبك آمنت وعليك توكلت وعلى رزقك أفطرت".
Diantara Sunnah adalah ketika kau bacakan saat berbuka puasa : "Allahumma Laka Shumtu Wa 'Ala Rizqika Afthartu". [Tabyin Al-Haqa'iq Syarh Kanzu Al-Haqa'iq : Jilid 1, Halaman 324]

2. Madzhab Maliki
IMAM AN-NAFRAWI Rahimahullah mengatakan :
ويقول ندبا عند الإفطار : "اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فاغفر لي ما قدمت وما أخرت".
Dan disunnahkan berdoa ketika berbuka puasa : "Allahumma Laka Shumtu Wa 'Ala Rizqika Afthartu, Faghfirli Maa Qaddamtu Wamaa Akhartu". [Al-Fawakih Ad-Dawani : Jilid 1, Halaman 305]

3. Madzhab Syafi'i
IMAM NAWAWI Rahimahullah mengatakan :
والمستحب أن يقول عند إفطاره : "اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت".
Dan disunnahkan untuk membaca doa ketika berbuka puasa : "Allahumma Laka Shumtu Wa 'Ala Rizqika Afthartu". [Al-Majmu' Syarhul Muhadzhab : Jilid 6, Halaman 362]

4. Madzhab Hanbali
IMAM AL-BUHUTI Rahimahullah mengatakan :
لما روى ابن ماجه من حديث عبد الله بن عمرو للصائم عند فطره دعوة لا ترد، ويسن أن يقول عند الفطر : "اللهم لك صمت، وعلى رزقك أفطرت".
Berdasarkan riwayat Ibnu Majah dari hadits Abdullah Bin 'Amru bahwa orang yang berpuasa itu mempunyai doa yang tidak ditolak saat sedang berbuka, maka disunnahkan membaca saat berbuka puasa : "Allahumma Laka Shumtu Wa 'Ala Rizqika Afthartu". [Qasyful Qina' 'An Matan Al-Iqna' : Jilid 2, Halaman 284]

Yang jelas, doa saat berbuka termasuk yang mustajab karena itu silahkan berdoa dengan manapun.

3. Tentang menghentikan sahur sebelum Adzan Shubuh

IMAM ASY-SYAFI'I Rahimahullah mengatakan :
واستحب التأني بالسحور ما لم يكن في وقت مقارب يخاف أن يكون الفجر طلع فإني أحب قطعه في ذلك الوقت.
Aku anjurkan agar tidak tergesa-gesa bersahur selagi tidak sampai pada waktu mendekati (fajar) dimana khawatir fajar akan tiba-tiba datang, karena itulah aku lebih menyukai untuk berhenti sahur pada waktu itu. [Al-'Umm : Jilid 2, Halaman 105]

Diantara dalilnya adalah berrikut

IMAM AL-BUKHARI Rahimahullah menuliskan :
"باب قدر كم بين السحور وصلاة الفجر"
١٩٢١ - حدثنا مسلم بن إبراهيم، حدثنا هشام، حدثنا قتادة، عن أنس، عن زيد بن ثابت رضي الله عنه قال : تسحرنا مع النبي صلى الله عليه وسلم ثم قام إلى الصلاة، قلت كم كان بين الأذان والسحور، قال : قدر خمسين آية
"Bab perkiraan waktu antara sahur dan shalat subuh".
1921 - Telah bercerita pada kami Muslim Biin Ibrahim, telah bercerita pada kami Hisyam, telah bercerita pada kami Qatadah, dari Anas, dari Zaid Bin Tsabit Radliallahu 'Anhu dia berkata : Kami pernah makan sahur bersama NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam lalu beliau pergi untuk melaksanakan shalat, aku (Anas) bertanya perkiraan waktu antara adzan dan sahur, dia (Zaid) menjawab : Sekitar bacaan 50 ayat. [HR. Bukhari : No. 1921 & HR. Muslim : No. 1097].

IMAM NAWAWI Rahimahullah mengatakan :
وفيه الحث على تأخير السحور إلى قبيل الفجر.
Hadits ini terdapat anjuran agar mengakhirkan sahur sebelum datang fajar. 
[Syarah Shahih Muslim : Jilid 4, Halaman 180].

IMAM IBNU HAJAR AL-ASQALANI Rahimahullah mengatakan :
قوله : "باب قدر كم بين السحور وصلاة الفجر" أي : انتهاء السحور وابتداء الصلاة، لأن المراد تقدير الزمان الذي ترك فيه الأكل.
Pernyataan pada "Bab perkiraan waktu antara sahur dan shalat subuh" artinya adalah : Selesainya sahur dan awal mulai shalat, karena yang dimaksudkan adalah perkiraan waktu dimana seseorang meninggalkan makan. [Fathul Bari : Jilid 5, Halaman 267].

SYAIKHUL ISLAM ZAKARIA AL-ANSHARI Rahimahullah mengatakan :
والسنة أن يكون بينه وبين الفجر  قدر خمسين آية
Dan yang sunnah antara selesainya (sahur) itu dengan fajar adalah dengan kadar 50 ayat. [Asnal Mathalib : Jilid 5, Halaman 324].

SYAIKH HASANAIN MAKHLUF Rahimahullah mengatakan :
ﻭﻣﻦ ﻫﺬا ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻥ اﻹﻣﺴﺎﻙ ﻻ ﻳﺠﺐ ﺇﻻ ﻗﺒﻞ اﻟﻄﻠﻮﻉ، ﻭﺃﻥ اﻟﻤﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ اﻟﻄﻠﻮﻉ ﻗﺪﺭ ﻗﺮاءﺓ ﺧﻤﺴﻴﻦ ﺁﻳﺔ ﻭﻳﻘﺪﺭ ﺫﻟﻚ ﺯﻣﻨﺎ ﺑﻌﺸﺮ ﺩﻗﺎﺋﻖ ﺗﻘﺮﻳﺒﺎ
Oleh sebab itu yang diketahui imsak tidaklah wajib kecuali fajar telah terbit, namun dianjurkan antara akhir sahur dan terbit fajar terdapat jeda perkiraan membaca 50 ayat dimana hal itu diperkirakan waktunya kurang lebih selama 10 menit. [Fatawa Al-Islamiyah : Jilid 1, Halaman 104].

IMAM AD-DASUQI AL-MALIKI Rahimahullah mengatakan :
فقد ورد أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يؤخره بحيث يكون ما بين فراغه منه وبين الفجر قدر ما يقرأ القارئ خمسين آية
Sungguh telah diriwayatkan bahwa NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengakhirkan sahur yang diperkirakan antara selesai sahur dengan waktu fajar yaitu dengan perkiraaan waktu pembacaan 50 ayat. [Hasyihah Ad-Dasuki 'Ala Syarah Ummul Barahin : Jilid 5, Halaman 78].

IMAM AL-MAWARDI Rahimahullah mengatakan :
وزمان الصيام من طلوع الفجر الثاني إلى غروب الشمس، لكن عليه تقديم الأمساك يسيرا قبل طلوع الفجر.
Waktu puasa memang dimulai dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari, akan tetapi hendaknya sedikit mendahulukan untuk imsak sebelum terbitnya fajar. [Al-Iqna' Fil Fiqh Asy-Syafi'i : Halaman 74]

HABIB HASAN AL-KAFF Hafidzahullah mengatakan :
تأخير السحور بحيث لا يفحش التأخير، ويمسك ندبا عن الأكل قبل الفجر بنحو خمسين آية ( ربع ساعة )
Mengakhirkan suhur, sekiranya tidak dianggap buruk dalam mengakhirkan, dan sunnah menahan diri dari makan sebelum keluarnya fajar dengan semisal seukuran bacaan 50 ayat (1/4 jam). [At-Tariqatus Sadidah Fil Masail Al-Mufiidah : Halaman 44]

Sumber artikel di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.