TUJUAN UMUM :
Warga belajar meyakini nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT dan menjadikan Allah sebagai Rabbinnas, Malikinnas dan Ilahinnas
TUJUAN KHUSUS
1. Memahami dan meyakini nama, sifat dan wazhifah Allah SWT
2. Meyakini dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Rabbinnas (pencipta, pemilik, pemutus perkara, pendidik, pemberi rizki, pemelihara)
3. Meyakini dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Malikinnas, dengan jalan menaati Mulkiyatullah fil Ardhi
4. Meyakini dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Ilahinnas, sebagai satu-satunya yang disembah
POKOK BAHASAN :
1. Klasifikasi Tauhid
Mengenal Allah SWT melalui :
a. Asma wa shifatullah ; Nama-nama dan sifat-sifat-Nya meliputi 99 nama Qs. 3:26, 5:114, 7:180, 17:110
b. Wazhifah-Nya (kedudukan-Nya) yaitu jabatan yang melekat pada-Nya bagi manusia, yaitu Allah sebagai Rabbinnas, Malikinnas dan Ilahinnas Qs. 1:1-3 114:1-3 39:6
2. Tauhid Rubbubiyah
a. Pengertian Rabb, secara lughoh yaitu robba-yarubbu-robban artinya pemilik, seperti robbiddar artinya pemilik rumah, atau majikan seperti dalam Qs. 12:42 12:50 12:41. secara istilah robb adalah mengembangkan suatu dari suatu keadaan kepada keadaan yang lebih sempurna (نشاءالشيءمن حال الى حال الىحال التمام) Qs. 2/21 106/3 42/10 96/3-5 10/31-32 34/21
b. Pengertian Rabb dalam Al Qur’an meliputi :
1) Pencipta dan pemelihara makhluknya : Qs. 96:1-2 10:3 2:21
a) Jasmani : pemberi makan, pemberi keamanan, pemberi rizki, perawat dan pengasuh Qs. 106:3-4 10:31-32 2:22 26:18,79-80 17:24
b) Akal : pendidik Qs. 96:3-4
c) Ruhani _ pemberi petunjuk, pemberi taubat dan pemberi syafaat Qs. 20:49-50 13:30 10:3
2) Sumber hukum : Qs. 42:10 7:2-3 6:57 6:114
a) Untuk alam semesta melalui sunnatullah Qs. 51:47 57:2
b) Untuk mengatur tata kehidupan manusia di bumi Qs. 13:37
c. Tauhid Rubbubiyah yaitu menjadikan Allah sebagai Rabb yaitu Allah sebagai pencipta dan pemelihara makhluknya, juga Allah sebagai sumber hokum, baik hokum untuk mengatur tata kehidupan alam semesta (sunnatullah) maupun hukum untuk mengatur tata kehidupan manusia di dunia.
d. Meyakini Allah sebagai rob adalah
1) mengakui dan meyakini bahwa Allah menurunkan hokum-Nya untuk mengatur tata kehidupan alam semesta, atau yang biasa disebut dengan sunnatullah, dan Qs. 6/59 10/37
2) menurunkan hokum-Nya berupa Al Qur’an untuk mengatur tata kehidupan manusia di dunia Qs. 13:37
Contoh Musyrik Rubbubiyah adalah :
a. pengakuan Fir’aun Ramses II sebagai Rabb dalam Qs. 79/2
b. mengakui aturan hidup yang dibuat oleh manusia sebagai pegangan dalam kehidupan, baik pribadi, keluarga, bermasyarakat atau bernegara Qs. 2/170
Realisasi Tauhid Rubbubiyah :
a. Beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun Qs. 2/21
b. Menerima kitab-Nya sebagai sumber dan aturan dasar dalam kehidupan Qs. 7/3
c. Menafkahkan sebagian rizki yang diberikan-Nya. Qs. 2/267
3. Tauhid Mulkiyah
a. Pengertian Malik : maliki berasal dari kata almilku yang artinya pemilik dan kata maaliki yang artinya penguasa. Malik adalah Raja, penguasa dan pemilik. Qs. 1:4 40:16 59:23
b. Konsepsi Tauhid Mulkiyah
1) Allah memiliki kerajaan di langit dan bumi (mulkiyatullah fi samawat wal ardhi) Qs. 17:11 42:5 2:247
2) Tidak ada sekutu bagi-Nya di dalam kerajaan-Nya Qs. 25:2 17:111 40:16
3) Mulkiyah Allah di bumi diproyeksikan melalui lembaga kepemimpinan bermanhaj nubuwah atau lembaga khilafah fil ardhi
c. Tauhid mulkiyah adalah meyakini Allah sebagai Raja yang ditaati (mulkan mutho’an), dengan indikasi sebagai berikut :
1) Satu-satunya institusi, lembaga, negara atau jama’ah yang haq yaitu lembaga al-Islam, yang dasar hukumnya al qur’an dan assunnah saw, bertujuan mendzahirkannya diatas segala hukum dan aturan lainnya.
2) Satu-satunya pimpinan, ulil amri yang perintah-perintahnya wajib ditaati, dipatuhi (sepanjang berdasarkan al qur’an dan assunnah saw) hanyalah pimpinan, ulil amri atau imam lembaga islam. Qs. 2/247
3) Satu-satunya undang-undang, hukum positif yang sah untuk menghukumi, mengadili tiap diri, keluarga serta masyarakat suatu negara hanyalah hukum Islam. Qs 13:37 4:60 5:50
d. Realisasi Tauhid Mulkiyah
1) Standar iman seorang hamba dituntut pembuktian ketaatan secara semppurna kepada lembaga khilafah (bermanhaj nubuwah)
2) Realisasi taat kepada Allah dengan menaati lembaga khilafah, jika tidak taat maka amalannya dianggap batal dan aqidahnya gugur
3) Menaati lembaga khilafah bagi seorang muslim hukumnya wajib, jika tidak maka dianggap berstatus musyrikin
4) Tidak bolehnya mengakui dan menaati lembaga-lembaga kepemimpinan jahiliyah Qs. 5:80-81 3:149-150 4:51 4:140 5:57 3:28
5) Komitmen terhadap wahyu dibuktikan dengan sikap bebas dari dominasi dan keterikatan pengabdian kepada lembaga kepemimpinan non wahyu Qs. 6:106 7:3 53:29 18:28 58:22
4. Tauhid Uluhiyah
a. Pengertian Ilah
Al-Ilah dari dari segi lughoh adalah pecahan dari “laa ha”, “yaliihu”, “layhan” berarti berlindung, lindungan. “Alaha”, “ya’luhu”, “ilaahatan” berarti menyerahkan atau menitipkan diri supaya selamat dan terjamin. “Al ilahu” berarti “al-ma’bud (Qs. 2:133) yaitu yang disembah
b. Konsepsi Tauhid Uluhiyah : mengakui dan meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Ilah, yaitu yang diabdi (al-ma’bud), yang diharapkan bantuan dan keridhoan-Nya. Pengingkaran terhadap tauhid uluhiyah, yaitu menolak meyakini dan mengakui bahwa Allah sebagai satu-satunya Ilah disebut kafir uluhiyah. Sedangkan menganggap bahwa ada pihak lain yang diabdi/disembah selain Allah disebut musyrik uluhiyah. Orang musyrikin adalah orang-orang yang menjadikan pihak selain Allah sebagai al-ma’bud. Qs. 3/79-80 39/3 Qs. 45/23 6/136
c. Penyimpangan dalam tauhid uluhiyah
1) Alasan orang musyrikin bahwa mereka mengabdi kepada selain Allah melainkan hanya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Qs. 39:3
2) Menjadikan hawa nafsu sebagai Ilah Qs. 45:23
3) Tidak memberikan pengabdian yang mutlak kepada Allah SWT Qs. 6/136
d. Realisasi Tauhid Uluhiyah
1) Islam tidak mengenal pengabdian ganda, setiap muslim dituntut pengabdian total kepada Allah Qs. 1:5 24:54 18:110 98:5
2) Seluruh rasul membawa perintah tauhid yaitu menegakkan pengabdian kepada Allah Qs. 7:59 7:65,73,85 11:26,61,81 16:36
3) Konsepsi La ilaha illallah menolak setiap bentuk idiologi dan falsafah ketuhanan ganda Qs. 21:22 13:16 25:18 46:28 16:86
4) Konsekuensi tauhid mulkiyah harus konsisten terhadap hukum wahyu dan pelaksanaannya Qs. 6:106 41:6-7 4:80 9:120 47:33 49:1-2
5) Realisasi pengabdian kepada Allah secara sempurna hanya bisa diimplementasikan di dalam lembaga kepemimpinan bermanhaj nubuwah Qs. 4:64 4:80 9:120 47:33 49:1-2
REFERENSI HADITS :
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مُعَاذُ أَتَدْرِي مَا حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ قَالَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا أَتَدْرِي مَا حَقُّهُمْ عَلَيْهِ قَالَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ
1. Dari Mu'adz bin Jabal berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Wahai Mu'adz, tahukah kamu hak Allah atas hamba? Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu, Jawab Mu'adz. Nabi bersabda lagi: Yaitu agar mereka beribadah kepada-Nya dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Tahukah engkau apa hak mereka atas Allah? tanya Nabi selanjutnya.Allah dan Rasul-Nya yang lebih lebih tahu. Jawab Mu'adz. Nabi bersabda: Yaitu agar Dia tidak menyiksa mereka. (HR Bukhari)
حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ أَسَدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي مَحْمُودُ بْنُ الرَّبِيعِ وَزَعَمَ مَحْمُودٌ أَنَّهُ عَقَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ وَعَقَلَ مَجَّةً مَجَّهَا مِنْ دَلْوٍ كَانَتْ فِي دَارِهِمْ قَالَ سَمِعْتُ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ الْأَنْصارِيَّ ثُمَّ أَحَدَ بَنِي سَالِمٍ قَالَ غَدَا عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَنْ يُوَافِيَ عَبْدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ النَّارَ
2. Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Asad telah mengabarkan kepada kami Abdullah telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Mahmud bin Ar Rabi' dan Mahmud dia ingat ketika menahan (tumpahan air) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Az Zuhri berkata; "Dan dia (Mahmud) pernah menahan air yang ditumpahkan beliau dari ember ketika berada di rumah mereka (kaumnya), dia berkata; saya mendengar 'Itban bin Malik Al Anshari -dia adalah salah seorang (imam) Bani Salim- dia berkata; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menemuiku di pagi hari, lalu beliau bersabda: 'Tidak akan pernah merasa cukup pada hari Kiamat kelak, seorang hamba mengucapkan 'Laa ilaaha illallah' dengan mengharap ridla Allah, melainkan Allah akan mengharamkan neraka atasnya.'" (HR Bukhari)
حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ فَائِدٍ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُبَيْدٍ قَال سَمِعْتُ بَكْرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيَّ يَقُولُ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
3. Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Ishaq Al Hauhari Al Bashri telah menceritakan kepadaku Abu 'Ashim telah menceritakan kepada kami Katsir bin Faid telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ubaid ia berkata; saya mendengar Bakr bin Abdullah Al Muzani ia berkata; telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Allah tabaraka wa ta'ala berfirman: "Wahai anak Adam, tidaklah engkau berdoa kepadaKu dan berharap kepadaKu melainkan Aku ampuni dosa yang ada padamu dan Aku tidak perduli, wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu telah mencapai setinggi langit kemudian engkau meminta ampun kepadaKu niscaya aku akan mengampunimu, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaKu dengan membawa kesalahan kepenuh bumi kemudian engkau menemuiKu dengan tidak mensekutukan sesuatu denganKu niscaya aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi." Abu Isa berkata; hadits adalah hadits hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini. (HR Tirmidzi)
عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ
4. dari Mahmud bin Labid bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil." Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Riya`, (HR Ahmad)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنْ النُّجُومِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنْ السِّحْرِ زَادَ مَا زَادَ
5. dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mempelajari ilmu nujum, maka ia telah mempelajari bagian dari sihir." Beliau menambah celaannya dengan apa yang beliau tambahkan. (HR. Abu Daud)
"من عقـد عقـدة ثم نفث فيها فقـد سحر، ومن سحر فقـد أشرك، ومن تعـلق شيئا وكل إليـه"
6. Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda “Barang siapa yang membuat suatu buhulan, kemudian meniupnya (sebagaimana yang dilakukan oleh tukang sihir) maka ia telah melakukan sihir, dan barang siapa yang melakukan sihir maka ia telah melakukan kemusyrikan, dan barang siapa yang menggantungkan diri pada sesuatu benda (jimat), maka ia dijadikan Allah bersandar kepada benda itu”. (HR Annasai)
من أتى عرافا فسأله عن شيء فصدقه لم تقبل له صلاة أربعين يوما
7. Dari salah seorang istri Nabi, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Barang siapa yang mendatangi peramal dan menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara dan dia mempercayainya, maka sholatnya tidak diterima selama 40 hari”. (HR Muslim)
يطوي الله السموات يوم القيامة ثم يأخذهن بيده اليمنى، ثم يقول : أنا الملك، أين الجبارون ؟ أين المتكبرون ؟, ثم يطوي الأرضين السبع، ثم يأخذهن بشماله، ثم يقول : أنا الملك، أين الجبارون ؟ أين المتكبرون ؟
8. Dari Ibnu Umar Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Allah akan menggulung seluruh lapisan langit pada hari kiamat, lalu diambil dengan tangan kananNya, dan berfirman : “Akulah penguasa, mana orang-orang yang berlaku lalim ? mana orang-orang yang sombong ?, kemudian Allah menggulung ketujuh lapis bumi, lalu diambil dengan tangan kiriNya dan berfirman : “Aku lah Penguasa, mana orang-orang yang berlaku lalim ?, mana orang-orang yang sombong ?”. (HR Muslim)
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ حَبْرٌ مِنْ الْأَحْبَارِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنَّا نَجِدُ أَنَّ اللَّهَ يَجْعَلُ السَّمَوَاتِ عَلَى إِصْبَعٍ وَالْأَرَضِينَ عَلَى إِصْبَعٍ وَالشَّجَرَ عَلَى إِصْبَعٍ وَالْمَاءَ وَالثَّرَى عَلَى إِصْبَعٍ وَسَائِرَ الْخَلَائِقِ عَلَى إِصْبَعٍ فَيَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ تَصْدِيقًا لِقَوْلِ الْحَبْرِ ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ }
9. Telah menceritakan kepada kami Adam Telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Manshur dari Ibrahim dari Abidah dari Abdullah radliallahu 'anhu dia berkata; Seorang rahib datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata; 'Ya Muhammad, Kami mendapatkan bahwa Allah Ta'ala memegang langit, bumi, pohon-pohon, air, binatang-binatang, dan seluruh makhluk dengan jari-Nya seraya berkata; 'Akulah Raja (Penguasa)! 'Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun tertawa hingga nampak gigi serinya sebagai pembenaran terhadap perkataan rahib tersebut. Kemudian beliau membaca ayat: 'Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.' (Az Zumar: 67). HR Bukhari).
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَقْبِضُ اللَّهُ الْأَرْضَ وَيَطْوِي السَّمَوَاتِ بِيَمِينِهِ ثُمَّ يَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ مُلُوكُ الْأَرْضِ
10. dari Abu Salamah bahwa Abu Hurairah berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanannya seraya berkata: 'Akulah Raja, mana yang mengaku raja dibumi? '" (HR Bukhari)
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ كَانَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْبِضُ اللَّهُ الْأَرْضَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَطْوِي السَّمَاءَ بِيَمِينِهِ ثُمَّ يَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ مُلُوكُ الْأَرْضِ
11. dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah akan menggenggam bumi pada hari kiamat dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian berfirman: 'Akulah raja, mana raja-raja bumi? '" (HR Ibnu Majah).
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ شَعِيرَةٍ مِنْ خَيْرٍ وَيَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ بُرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ وَيَخْرُجُ مِنْ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ
12. Dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: Akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada Ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar jemawut. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji gandum. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji sawi. (HR Bukhari)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ وَاصِلٍ عَنْ الْمَعْرُورِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَبَشَّرَنِي أَنَّهُ مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قُلْتُ وَإِنْ سَرَقَ وَإِنْ زَنَى قَالَ وَإِنْ سَرَقَ وَإِنْ زَنَى
13. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Washil dari Al Ma'rur berkata, Aku mendengar Abu Dzar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: Jibril menemuiku dan memberiku kabar gembira, bahwasanya siapa saja yang meninggal dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia masuk surga. Maka saya bertanya, 'Meskipun dia mencuri dan berzina? ' Nabi menjawab: 'Meskipun dia mencuri dan juga berzina' (HR Bukhari)
Daftar Pustaka :
1. Abdullah Azzam, Aqidah ; Landasan Pokok Membina Ummat, Jakarta : GIP, 1994
2. Abu Bakar Jabir al Jaziri, Aqidah seorang Mukmin (Aqidatul mu’min), Solo : Pustaka Mantiq, 1994
3. Abul A’la Maududi, Dasar-Dasar Iman, Bandung : Pustaka Salman,
4. Abul Ala Maududi, Empat Istilah dalam Al Qur’an, Surabaya : Al Ikhlas, 1985
5. Harun Yahya, Mengenal Allah Lewat Akal, Jakarta : Robbani Press, 2001
6. Ismail Raji Al Faruqi, Tauhid, Bandung : Pustaka, 1989
7. Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, Jakarta : Bulan Bintang, 1990
8. Muhammad Abdul Hadi Al Mishri, Manhaj dan Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, Jakarta : GIP, 1992
9. Muhammad bin Abdul Wahab, Kitab Tauhid, Jakarta : Minaret, 1988
10. Muhammad Quthb,Melawan Syirik dan Ilhad, Jakarta : Harakah, 2002
11. Ohan Sudjana, Fenomena Aqidah Islamiyah Berdasarkan Qur’an dan Sunnah, Jakarta : Media Dakwah, 1994
12. Sayid Qutb, Hari akhir dalam Al Qur’an (Masyahidul Qiyamah fil Qur’an), Jakarta : Pustaka Firdaus, 1986
13. Sayid Sabiq, Aqidah Islam, Bandung : CV Diponegoro, 1989
14. Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta : LPPI, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.