Pengolahan Informasi

Dalam bab ini kita uraikan soal pengolahan informasi dan struktur intellegence.

A. INFORMATION

Info terdiri dari kenyataan (fakta) serta catatan (data) yang tidak tersusun, satu sama lain tidak ada hubungannya dan sering tidak jelas. Kenyataan-kenyataan serta catatan tadi boleh dinamakan intell setelah dinilai dengan jalan menentukan sumbernya, ketelitiannya, tafsirannya serta kebutuhannya.

Lima dasar pokok intelligence ialah :

1. Acquisition 

Staf intelligen harus mengetahui keterangan-keterangan (info) apa, dimana dan bagaimana (what, where, how) sebaiknya dikumpulkan dan juga menentukan hingga dimana batas serta kemampuan sumber-sumber yang dapat dipakai.

2. Collection 

Yaitu proses perencanaan untuk mendapatkan keterangan secara sistematis.

3. Synthesis. 

Yaitu membuat suatu gambaran yang lengkap mengenai tujuan-tujuan lawan yang didapatkan dari berbagai tanda-tanda atau kejadian-kejadian dan keterangan-keterangan yang tersedia sewaktu-waktu. Ini adalah dasar guna mendapatkan pengertian bagaimana cara-cara lawan mencapai tujuannya.

4. Dissemination 

Yaitu keterangan yang sifatnya segera berguna, harus dikirimkan kepada yang berkepentingan/berwajib dengan cepat dan dalam waktu yang tepat agar tetap bernilai tinggi, dengan pengertian bahwa pengirimannya harus menurut cara yang sebaik-baiknya.

5. Liaison 

Staf intelligen harus siap menyajikan dan mendapatkan keterangan-keterangan dari berbagai jawatan, angkatan, dinas dan departemen. Hubungan demikian harus dibentuk pada segala bidang.


B.    INTELLIGENCE STRUCTURE

Orang yang bertugas intelligence harus mengetahui kedudukan masing-masing. Ibarat sebuah kesebelasan, maka tiap-tiap orang harus mengetahui dimana tempat dia dan kewajiban apa yang harus dilakukan. Hal ini adalah untuk mencegah timbulnya simpang siur yang mengakibatkan adanya bentrokan, saling curiga mencurigai, menghalangi dan merinangi suatu usaha dari petugas intelligen dari bagian lain.

Dibawah ini adalah suatu gambaran susunan organisasi intelligen secara umum.

Pengertian offensive yaitu pengumpulan, penelitian dan pembagian/penyebaran keterangan-keterangan yang didapat oleh alat-alat langsung atau tidak langsung melalui rencana-rencana atau usaha-usaha yang tertentu.

Pengertian defensive (counter intelligence) yaitu penghancuran kegiatan-kegiatan organisasi intelligen yang bersifat offensive dari fihak lawan dengan cara pencegahan terhadap segala kesempatan untuk mendapatkan keterangan-keterangan atau terhadap usaha-usaha untuk menimbulkan kelemahan-kelemahan dalam organisasi kita. 

Defensive mempunyai dua fungsi

1. Mencegah memberi kesempatan diperolehnya keterangan oleh lawan.

2. Mencegah memberi kesempatan ditimbulkannya kelemahan-kelemahan oleh lawan.


C. CARA BEKERJA

Dari kesekian banyak keterangan yang telah dapat dikumpulkan harus dapat dihasilkan suatu keterangan pokok (Kern Information) yang harus tepat pada waktunya disampaikan kepada yang membutuhkan (pimpinan, bagian perencana dan lain-lain) dan keterangan tersebut harus mendekati kebenaran.

Mari kita tinjau proses didalam sebuah pabrik. Didalam pabrik, bahan baku (raw mwterials) diolah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu hasil produk yang diperlukan atau ada permintaan dari pemakai (konsumen). Bila pabrik tadi ingin bekerja secara efisien, maka direksi dan pimpinan pabrik (tacnical manager) harus :

1. Mengetahui hasil produksi apa yang ada permintaan atau diperlukan dipasar.

2. Menentukan bahan baku yang diperlukan, dan selalu tersedianya sumber-sumber bahan baku tadi.

3. Menentukan cara-cara penimbunan dan pemeliharaan bahan baku tadi.

4. Menggunakan cara bekerja yang sesuai/tepat.

5. Mengusahakan pembungkusan yang sesuai dengan hasil tadi.

6. Mengusahakan pengiriman hasil tadi tepat pada waktunya kepada para konsumen.

Bila proses tersebut diatas kita bendingkan dengan proses didalam intelligensi maka kita peroleh suatu gambaran sebagai berikut :

1. Meneliti dan menentukan kebutuhan intelligensi.

2. Menentukan keterangan-keterangan (informasi) apa yang diperlukan dan cara mengumpulkan keterangan-keterangan tadi.

3. Pencatatan dan pemeliharaan keterangan-keterangan yang telah terkumpul.

4. Mengusahakan agar hasil/produk tadi sampai kepada yang membutuhkan tepat pada waktunya (pimpinan, perencana dan lain sebagainya).

Yang penting dalam tiap-tiap proses adalah :

1. Menentukan bahan baku.

2. Yang berhak menentukan macam-macam bahan baku.

 

Dalam tiap organisasi kedua soal tadi ada ditangan pimpinan. Tiap perusahaan yang efisien, selalu mengadakan market survei sehingga selalu dapat memenuhi selera dan kehendak para konsumen. Maka begiru pula dilapangan intelligensi, harus selalu tersedia bahan-bahan keterangan (info) yang diperlukan oleh para pemakai sewaktu-waktu. Karena itu "Persediaan Stok" hendaklah selalu cukup banyak dan cukup pula macamnya.

Tiap pabrik yang ingin maju selalu mempunyai sebuah laboratorium, dimana para ahli mengadakan penyelidikan (research) guna mencapai hasil-hasil yang lebih sempurna. Begitu pula lapangan intelligensi harus dapat menyempurnakan cara-cara bekerjanya dan hasil-hasilnya yang akan bermanfaat bagi para pemakainya.

Jelas disini bahwa antara pemakai intelligensi (konsumen) dan penghasil intelligensi (produsen) harus ada kerjasama yang baik secara timbal balik dan saling mempercayai.

Untuk kepentingan para pemakai, maka bahan keterangan (info) yang telah terkumpul disusun secara sistematis, misalnya menurut Bab, Abjad dan sebagainya. Ini sangat memudahkan cara mencari info yang kita perlukan pada setiap saat dan secara cepat. Cara penyusunan biasa disebut Kartotheek atau Kaart sistem. Sebagai contoh, info tadi dapat dibagi dalam bab-bab sebagai berikut :

1. Politik

2. Ilmiyah (science)

3. Ekonomi

4. Sosial

5. Geografi

6. Militer

Bab tersebut diatas dapat kita bagi lagi sebagai berikut :

1. Politik

a. Sejarah dan adat istiadat masyarakat setempat.

b. Organisasi massa, partai politik dan perkumpulan.

c. Keadaan dan keinginan idiologis, sosial, agama dan ekonomi masyarakat setempat.

d. Keadaan flsik dari masyarakat.

e. Tokoh-tokoh masyarakat dan keadaan kepribadiannya.

f. Gerakan subversif didalam masyarakat dan yang ada hubungannya dengan luar negeri.

g. Kewaspadaan nasional dan lain sebagainya.

2. Ilmiyah (science)

a. Penyelidikan-penyelidikan ilmiyah yang dilakukan setempat.

b. Hasil penyelidikan ilmiyah tadi.

c. Hubungannya dengan luar negeri.

d. Kewaspadaan nasional dan sebagainya.

3. Ekonomi

a. Keadaan buruh (kewalitas dan kewantitas).

b. Bahan baku setempat.

c. Sumber-sumber tenaga (listrik, air dan lain-lain).

d. Keadaan dan hasil pertanian, perkebunan dan peternakan.

a. Keadaan dan hasil industri.

b. Hasil kerja dan manfaatnya (arbeidstempo dan produktivitas).

c. Lalu lintas dan pengangkutan.

d. Pemakaian dalam negeri.

e. Keadaan import.

f. Kewaspadaan nasional dan lain-lain.

4. Sosial

a. Tingkat kemajuan dan pendidikan masyarakat setempat.

b. Keadaan kepercayaan da agama.

c. Tingkat kebudayaan dan kesenian.

d. Tingkat hidup.

e. Kewaspadaan nasional dan lain-lain.

5. Geografi

a. Letak daerah dan hubungannya dengan daerah lain dan luar negeri.

b. Geografi

c. Hydrografi

d. Klimatologi

e. Topografi

f. Kewaspadaan nasional dan lain-lain.

6. Militer

a. Doktrin penyerangan (offensive) dan pertahanan (defensive).

b. Rencana perang.

c. Konsep strategi dan prinsip taktik.

d. Organisasi.

e. Pangkalan-pangkalan.

f. Materiil.

g. Moriil dan sebagainya.

Cara pengumpulan info dapat dilakukan secara pasif dan aktif. 

1. Yang dimaksud dengan pengumpulan secara pasif adalah mempelajari dan mengumpulkan berita dari :

a. Buku-buku.

b. Pengumuman-pengumuman.

c. Pers (buletin, surat kabar, majalah dan sebagainya).

d. Radio dan televisi.

e. Pidato-pidato, ceramah-ceramah dan kuliah-kuliah.

f. Dan lain-lain sumber.

g. dan menurut kebutuhan, berita-berita mengenai daerah, dalam dan luar negeri.

Melihat cara kerjanya yang telah diuraikan diatas, maka tampak semacam usaha redaksi persurat kabaran. Intelligence perlu mempunyai perpustakaan yang luas dan berlangganan majalah serta surat kabar sebanyak mungkin.

2. Adapun yang dimaksud pengumpulan secara aktif ialah bila mengenai suatu info atau beberapa info masih diperlukan lebih banyak penjelasan maka khusus untuk itu dikirim orang untuk mencari atau menyelidiki, kadang-kadang perlu terhadap suatu info diperiksa tentang kebenarannya atau kelanjutannya. 

Terhadap beberapa info atau kejadian, kadang-kadang kita harus mengikuti perkembangannya dan meninjau kemungkinan adanya perubahan. Segala info yang telah terkumpul dan tersusun merupakan dokumentasi dari "Bahan Mentah". (Raw Materials). Bila timbul suatu problem maka barulah bahan mentah yang diperlukan untuk pemecahannya dikumpulkan dari "Stock Info" yang telah tersedia guna diolah.


D. INTELLIGENCE CYCLE

Sesuai dengan apa yang telah diuraian dalam bagian Informaton sebelumnya, marilah kita tinjau proses pengolahan info secara sistematis, sehingga dapat diikuti perkembangannya selangkah demi selangkah.

Fase 1, 

Bagaimana timbulnya masalah (problem) :

a. Hasil pemikiran dan filsafat.

b. Suatu keadaan yang berubah.

c. Akibat suatu permintaan khusus dari fihak pemakai mengenai info tertentu.

Setelah timbulnya masalah tadi, maka dapat ditentukan kern informasinya.


Fase 2, 

Dalam fase dua, kern informasi tadi dikupas dan dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana info tadi. Penyusunan rencana ini sedapat mungkin disesuaikan dengan kehendak pemakai.


Fase 3, 

Setelah adanya rencana info tadi, maka dikumpulkan segala info yang telah ada pada kita, yaitu dari :

a. Kartotheek

b. Journals

c. Work-sheet

d. Situation maps

e. Sumber berita tetap lainnya.

Bila ada info lain yang diperlukan, yang tidak terdapat didalam dokumentasi tersebut diatas, maka perlu dicatat diatas secarik kertas, info apa yang masih kurang dan dari sumber berita mana dapat diperoleh info tadi.


Fase 4, 

Dalam tingkat ini, pengolahan info yang sebenarnya dilakukan, mula-mula terhadap tiap-tiap info diadakan penilaian (Evaluasi). Secara garis besarnya, penilaiannya tadi berupa :

1. Tertuju (Sesuai dengan kern info)

2. Dapat dipercaya (Info mengandung kebenaran)

3. Teliti (Sipelapor dapat dipercaya) 


Sebagaimana dalam menentukan hadits ada tingkatan Shahih (Sehat), Hasan (Baik), Dho'if(Lemah). Maka untuk mengadakan penilaian terhadap info dan sumber berita kita buatkan sebuah daftar nilai sebagai berikut :

a. Ketelitian sumber berita

A = Sangat dapat dipercaya

B = Dapat dipercaya

C = Biasanya dapat dipercaya

D = Meragukan

E = Tidak dapat dipercaya

F = Kepercayaan tidak dapat dinilai


b. Ketelitian info

1 = Berita yang dibenarkan dengan adanya berita yang serupa.

2 = Beritanya mengandung kebenaran.

3 = Beritanya kemungkinan mengandung kebenaran.

4 = Kebenaran berita diragukan.

5 = Kebenaran berita tak dapat dinilai.

Jadi bila ada info dengan angka A1 maka artinya bahwa berita tersebut diperoleh dari seorang yang kita kenal akan kejujurannya dan memang ada pengetahuan soal berita tadi, dan bahwa berita tadi dibenarkan oleh berita-berita yang serupa dengannya.

Bila telah kita beri nilai maka info-info tadi kita tafsirkan (interprestasi) akan isinya dengan jalan :

1. Menganalisa dengan kritis.

2. Meninjau kemanfaatannya.

3. Analisa sasaran (Target analisis).

4. Menentukan sifat info.

5. Menentukan lokasi.

6. Meninjau kelemahan kita.

7. Meninjau kemampuan kita.

8. Mempertimbangkan kemampuan dan kelemahan lawan.

9. Perbendingan kemampuan materi.

10. Mengira-ngira rencana lawan.

Bila telah dinilai dan ditafsirkan maka dapat dibuat suatu gambaran yang kemungkinan dapat mendekati kearah pemecahan masalah tadi, gambaran ini disebut Hypothesa.


Fase 5, 

Setelah diperoleh perkiraan gambaran tadi (hipothesa), maka didapatlah dikatakan bahwa hasil tadi merupakan kern info baru yang lebih mendekati kebenaran. Maka dalam fase 5 ini disusunlah rencana info baru dan proses pada fase 3 berlaku lagi.

 

Fase 6, 

Dalam tingkat ini info yang kita perlukan dan belum ada pada kita, sebagaian telah kita catat di fase 3, mulai kita kumpulkan. Sumber berita yang dimaksud disitu antaranya adalah :

1. Masyarakat.

2. Organisasi atasan kita, yang sejajar maupun yang dibawah kita.

3. Penyelidikan.

4. Informan

5. Sumber-sumber tetap berupa :

a. Majalah, surat kabar, brosur.

b. Radio dan televisi.

c. Perpustakaan.

d. Peta.

e. Lain-lain


Fase 7, 

Info yang telah terkumpul tadi memungkinkan dan memberi gambaran (hypothesa) yang hampir benar, yang merupakan jalan kearah pemecahan problem yang telah timbul (fase 1). Hasil terakhir ini disebut Synthesa.


Fase 8, 

Synthesa ini dijadikan bahan dasar untuk menyusun suatu naskah intelligensi (intelligensi sammeries) yang kemudian dikirimkan (distribusi) kepada yang berkepentingan dan selanjutnya akan dipakai guna menjadi bahan pertimbangan dalam membuat rencana gerakan (operasional planing). 

Sering terjadi, bahwa tercapainya hasil synthese tadi menciptakan masalah-masalah (problems) baru, kembalilah proses ke tingkat fase 1 dan inilah suatu proses lingkaran yang tak ada habisnya (intelligence cycle). Synthesa dari problem inteeligen tadi yang telah merupakan naskah intelligensi, dikirimkan kepada yang berkepentingan biasanya terdiri dari :

1. Info dasar (basic info).

2. Perubahan sewaktu-waktu (incidentals).

3. Perkiraan keadaan (estimate situation).

Perlu mendapat perhatian bahwa soal tersebut diatas harus disampaikan depada yang berkepentingan tepat pada waktunya, karena info yang terlambat sampai ketangan yang kepentingan, tidak ada harganya sama sekali. Karena itu yang berkepentingan hendaknya selalu menetapkan jangka waktu yang maksimal untuk mendapatkan naskah intelligensi guna menyusun rencana operasi dan gerakan.


Naskah-naskah intelligensi tadi sebelum dikirimkan, diberi nilai menurut tingkat yang sesuai dengan isi dan keadaan menurut daftar dibawah ini :

1. Sangat rahasia (top secret)

2. Rahasia (secret)

3. Hanya untuk yang berkepentingan (Confidentials)

4. Terbatas (Restreceed)

Selain sekema diatas dapat pula intelligensi cycle digambarkan secara lain seperti dibawah ini yang pada dasarnya adalah sama :

Sebagaimana perang mempunyai hukum dan dalil tertentu, demikian pula keadaannya dengan intelligence. Unsur pokok yang telah diuraikan diatas merupakan dasar dari doktrin intelligence. Dari situ berkembanglah beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Cara Pokok Pengumpulan :

Tiap bagian yang bertugas mengumpulkan info dan bertanggungjawab tentang pengumpulan dan penyampaian info yang berharga, secepat mungkin kepada fihak atasan atau bagian lain yang berkepentingan, biarpun untuk hal ini belum ada perintah secara khusus.

2. Cara Pokok Pengelolaan :

Info dinilai untuk menentukan apakah sumber beritanya dapat dipercaya dan sampai dimana ketelitian info itu sendiri. Info yang telah dinilai perlu ditafsirkan guna menentukan makna artinya, disesuaikan dengan hasil intelligensi yang telah ada.

3. Cara Pokok Penggunaannya :

Hasil intelligensi disampaikan kepada pimpinan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan mereka menggunakan untuk merumuskan keputusan-keputusan serta rencana-rencanadan selanjutnya dalam waktu yang tepat menyampaikan kepada atasannya, pimpinan yang kedudukannya sejajar serta bawahannya, agar dapat dimanfaatkan.

4. Cara Pokok Memberi Petunjuk :

Petunjuk-petunjuk khusus diberikan kepada bagian pengumpulan info adalah supaya berusaha didalam batas kemampuan masing-masing bagian dan agar terjamin kerjasama dalam mencari info yang dibutuhkan oleh pimpinan, guna mengatur kesatuan sikap yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.