Nabi dan Rasul (SPD)

 


TUJUAN UMUM
Warga belajar mengenal dan memahami nilai-nilai dasar perjuangan yang dilakukan para Nabi dan Rasul
TUJUAN KHUSUS 
1. Memahami sejarah para Nabi dan Rasul adalah sejarah menegakkan Islam sesuai konteks zaman masing-masing
2. Memahami pengertian dan perbedaan Nabi dan Rasul dalam konteks penegakan Dinul Islam
3. Memahami misi yang diemban para Nabi dan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya
4. Mengenali perbedaan strategi perjuangan Nabi dan Rasul sebagai pelajaran berharga dari sejarah ummat terdahulu dan meyakini bahwa strategi perjuangan Islam masa kini hanya mengambil uswah dari Ibrahim AS dan Muhammad SAW
5. Mengenali berbagai ujian dan hambatan dalam perjuangan Islam dan hikmahnya untuk pembentukan sikap mental pejuang
6. Memahami proses legitimasi estafeta kepemimpinan risalah melalui mitsaq (untuk kepemimpinan nubuwah) dan syuro (untuk kepemimpinan non-nubuwah)

POKOK BAHASAN : 
1. Pengertian Nabi dan Rasul 
a. Sejarah para Nabi dan Rasul adalah sejarah perjuangan menegakkan Dinul Islam Qs. 43/23-25  11/27
b. Pengertian Nabi yaitu seseorang yang mendapatkan nubuwah dari Allah SWT, menerima wahyu-Nya dan hikmah, serta melakukan mitsaq dengan Allah dengan tujuan untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada manusia Qs. 4/163  6/89  33:7
c. Pengertian Rasul yaitu seseorangyang diutus Allah untuk menyampaikan dan menegakkan risalah-Nya. Qs. 41/14  33/40  4/64-65  24/51  33/36  16/84  16/89

2. Misi dan Tugas Anbiyaullah 
a. Misi para Nabi adalah misi Tauhid yaitu menunggalkan Allah sebagai satu-satunya ilah, yaitu satu-satunya yang disembah (al ma’bud) Qs. 21/25  16/36
b. Tugas para Rasul adalah :
1) Menyampaikan Risalah Qs. 5/67  33/39
a) Menerangkan keberadaan Allah, asma wa shifat-Nya Qs. 59:24
b) Mengajak manusia mentauhidkan Allah Qs. 21:25  16:35
c) Memberi khabar gembira dan ancaman Qs. 6:48  2:213  18:56
d) Sebagai hujjah atas manusia Qs. 4:165,41,42, 4:16,89  20:34  26:108,136
e) Menunjuki manusia jalan yang lurus Qs. 40:38  19:4
2) Mendidik Dan Membimbing Ummat Manusia
a) Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskannya dari hawa nafsu dan sifat tercela Qs. 62:2   3:164
b) Meluruskan aqidah/idiologi dan fikrah  yang menyimpang dari Islam Qs. 2:213
3) Memimpin Dan Mengatur Masyarakat dan Negara
a) Memimpin jama’ah/umat dengan menjalankan syirah dan minhaj rabbani Qs. 38:26   6:165
b) Memberi keputusan hukum atas persoalan-persoalan yang muncul Qs. 4:64-65
c) Membentuk kekhalifahan yang tegak atas manhaj nubuwwah dan mengayomi seluruh kepentingan Islam dan ummatnya Qs. 24:55

3. Strategi Perjuangan Nabi dan Rasul 
a. Hakikat ibroh pada sejarah perjuangan ummat terdahulu QS. 12:111
b. Hakikat uswah pada sejarah Ibrahim AS dan Muhammad SAW, bahwa hanya kepada dua orang Nabi tersebut hendaknya ummat mengambil uswah dalam perjuangan penegakan Islam Qs. 60:4  33:21
c. Strategi perjuangan Ibrahim AS
(1) Ibrahim berdakwah / menyeru kepada Risalah Tauhid kepada kaumnya dengan lemah lembut Qs. 6:79-83  43:28  19:42-47  26:69-82
(2) Ibrahim menegakkan konsep berlepas diri secara total dengan kerajaan Namruj yang memegang supremasi, dalam Al Qur’an konsep ini dikenal dengan BARO’AH atau berlepas diri yang dengan demikian terjadi perbedaan besar antara institusi gerakan yang ia bangun dengan kerajaan Namruj, ini dikenal dengan FURQON. Pernyataan Ibrahim pada saat memproklamirkan dirinya adalah “Inni Buro’u minkum”. Qs. 60:4
(3) Karena pernyataannya (proklamasi/i’lan) tersebut, Ibrahim langsung berhadapan dengan  Fir’aun setempat. Ibrahim berdebat dengan Namruj, bahkan menghancurkan simbol kekuasaan Namruj paling sakral pada saat itu yaitu berhala yang terbesar. Disini Ibrahim menggunakan “kekerasan” dalam gerakannya, akibatnya Ibrahim dikenakan tindak kekerasan pula dengan jalan dibakar hidup-hidup sekalipun akhirnya selamat. Qs. 21:51-6737:83-99  29:16-24  21:68-70
(4) Akhirnya Ibrahim pindah (MUHAJIR) ke negeri Syam atas perintah Allah, dan dinegeri Syam inilah Ibrahim dapat menjalankan misi risalah secara sempurna dengan institusi politik yang ia bangun secara merdeka, dan tidak tergoyahkan oleh kekuasaan Thagut Qs. 29:25-27
d. Stretagi perjuangan Rasulullah SAW :
(1) Setelah Rasulullah dibi’tsah oleh Allah, kewajiban pertama yang dilakukan adalah melakukan pembinaan ruhani dengan jalan Qiyamullail dan berdakwah kepada kaum kerabat terdekat sampai kepada seluruh penduduk Mekkah Qs. 73:1-9   74:1-10
(2) Sekalipun dengan jumlah yang masih sangat sedikit, ini tidak menghalangi Rasulullah untuk memproklamirkan dirinya sebagai pemegang mandat Allah untuk mengatur bumi dalam Mulkiyah Allah fil Ardhi. Ini dilakukan didepan seluruh penguasa dan penduduk Mekkah di bukit Shafa Qs. 7:158
(3) Sejak proklamasi gerakan risalah tersebut, perlakuan penguasa Mekkah berubah seketika dan menjadi-jadi dalam menyiksa seluruh pengikut Rasulullah. Berbagai tindakan keras diterapkan seperti pembunuhan, profokasi, intimidasi, intrik dan teror sampai pendekatan yang lebih halus seperti seperti tawaran kerjasama dalam peribadatan, negosiasi dengan tawaran kekayaan dunia, kekuasaan dan wanita. Seruan Rasulullah kepada shahabat adalah “Sabar dan Surga sebagai janji Allah”.
(4) Rasulullah dalam membangun Harakahnya tidak bergabung kedalam Sistem Jahiliyyah yang secara simbolik di wakili oleh Darun Nadwah, wadah musyawarah mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh penduduik dan Penguasa Mekkah. Proses pembangunan Harakah ini dilakukan bersamaan dengan Pembinaan Aqidah melalui washilah Darul Arqom bin Abil Arqom Qs. 3:164  62:2
(5) Sampai kemudian datang perintah Allah untuk melakukan Hijrah kenegeri Yatsrib, yang kemudian dirubah Rasulullah menjadi Madinah (tempat penegakan Diin) (Qs. 4:97-100). Di Madinah inilah Rasulullah dengan kekuasaan dan negara yang dibangunnya mampu menerjemahkan seluruh aturan Allah dalam kehidupan pribadi sampai tingkat bernegara, mulai aspek politik, hukum, ekonomi, sosial, perilaku budaya, pertahanan dan keamanan (Qs. 6:165).
(6) Hingga dengan Negara Islam Madinah yang sangat kuat beserta seluruh kekuatan politik, ekonomi dan militernya, kaum muslimin mampu menaklukkan Mekkah dan menjadikannya sebagai Darul Islam atau daerah yang dikuasai oleh hukum-hukum Islam. (Qs. 48:27-28), sehingga Dinul Islam sempurna pada tataran normatif wahyu sampai realitas empiris (Qs. 5:3   6:115).

4. Ujian dan Hambatan dalam Perjuangan Rasul 
a. Tak seorangpun Rasul diutus oleh Allah melainkan akan mendapat ejekan, caci maki dan hinaan, bahkan tuduhan sebagai orang gila, tukang sihir dan lain sebagainya Qs. 15:11  18:56  21:41  43:6-7  51:52  13:32  36:30
b. Hikmah ujian dan cobaan dari Allah sebagai media seleksi kualitas kader pejuang Islam Qs. 29/2-3  9/47  2/249  13/17
c. Character Assasination sebagai pola umum serangan orang kafir kepada pemikul risalah Qs. 51/52  18/56
d. Bentuk ujian kepada orang beriman ada yang berasal dari konfigurasi kaum mukmin dan ada yang berasal dari luarnya Qs. 64/14-15   66/10-12
e. Allah akan menolong hamba-hamba-Nya yang berjuang menegakkan din-Nya dengan shabar dan istiqomah Qs. 41:30-31  6:34  47:7

5. Estafeta Kepemimpinan Risalah 
a. Maqom Khilafah adalah jabatan/kedudukan pengurusan dan pengaturan urusan-urusan manusia di atas permukaan bumi. Adam AS mendapat peran menempati dan menjalankan tugas dalam Maqom Khilafah ini untuk pertama kalinya. Qs. 2:30
b. Situasi kekosongan kepemimpinan risalah pasca Nabi Isa AS Qs. 5/19  33:30
c. Mitsaq sebagai legitimasi kepemimpinan nubuwah, Rasulullah SAW diangkat melalui proses mitsaq Qs. 33/7-8  3/81-82
d. Situasi kekosongan kepemimpinan pasca Rasulullah SAW QS. 59:18
e. Syuro Ummah sebagai legitimasi kepemimpinan non-nubuwah seperti yang ditunjukkan dalam pengangkatan Khalifah Abu Bakar Qs. 42/38  3/159

REFERENSI HADITS : 
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَلَغَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ سَلَامٍ مَقْدَمُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ 
وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنِّي سَائِلُكَ عَنْ ثَلَاثٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا نَبِيٌّ قَالَ مَا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ وَمَا أَوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أَهْلُ الْجَنَّةِ وَمِنْ أَيِّ شَيْءٍ يَنْزِعُ الْوَلَدُ إِلَى أَبِيهِ وَمِنْ أَيِّ شَيْءٍ يَنْزِعُ إِلَى أَخْوَالِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَّرَنِي بِهِنَّ آنِفًا جِبْرِيلُ قَالَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ ذَاكَ عَدُوُّ الْيَهُودِ مِنْ الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ فَنَارٌ تَحْشُرُ النَّاسَ مِنْ الْمَشْرِقِ إِلَى الْمَغْرِبِ وَأَمَّا أَوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فَزِيَادَةُ كَبِدِ حُوتٍ وَأَمَّا الشَّبَهُ فِي الْوَلَدِ فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَشِيَ الْمَرْأَةَ فَسَبَقَهَا مَاؤُهُ كَانَ الشَّبَهُ لَهُ وَإِذَا سَبَقَ مَاؤُهَا كَانَ الشَّبَهُ لَهَا قَالَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْيَهُودَ قَوْمٌ بُهُتٌ إِنْ عَلِمُوا بِإِسْلَامِي قَبْلَ أَنْ تَسْأَلَهُمْ بَهَتُونِي عِنْدَكَ فَجَاءَتْ الْيَهُودُ وَدَخَلَ عَبْدُ اللَّهِ الْبَيْتَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ رَجُلٍ فِيكُمْ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ قَالُوا أَعْلَمُنَا وَابْنُ أَعْلَمِنَا وَأَخْبَرُنَا وَابْنُ أَخْيَرِنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفَرَأَيْتُمْ إِنْ أَسْلَمَ عَبْدُ اللَّهِ قَالُوا أَعَاذَهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ فَخَرَجَ عَبْدُ اللَّهِ إِلَيْهِمْ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَقَالُوا شَرُّنَا وَابْنُ شَرِّنَا وَوَقَعُوا فِيهِ
1. Dari Anas radliallahu 'anhu berkata; 'Abdullah bin Salam telah mendengar berita kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke Madinah maka dia menemui Beliau dan berkata; Aku akan bertanya tiga perkata yang tidak akan dapat diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Dia bertanya; Apakah tanda-tanda pertama hari qiyamat?, dan apakah makanan pertama penghuni surga dan bagaimana seorang anak bisa mirip dengan ayahnya dan bagaimana bisa mirip dengan ibunya?. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Baru saja Jibril 'alaihissalam memberitahu aku. Dia berkata; Maka 'Abdullah bin Salam berkata; Dia (Jibnril) adalah malaikat yang sangat dimusuhi orang Yahudi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Adapun tanda pertama hari qiyamat adalah api yang muncul dan akan menggiring manusia dari timur menuju barat. Dan adapun makanan pertama penduduk surga adalah hati ikan hiu sedangkan kemiripan seorang anak dengan bapaknya adalah apabila sang suami mendatangi istrinya, apabila air mani suami mendahului air mani istrinya berarti akan lahir anak yang mirip dengan bapaknya, sebaliknya apabila air mani istrinya mendahului air mani suaminya maka akan lahir anak yang mirip dengan ibunya. Maka 'Abdullah bin Salam berkata; Aku bersaksi bahwa baginda adalah Rasulullah. Kemudian dia berkata lagi; Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi adalah kaum yang sedemikian pembohong (menuduh) jika mereka mengetahui keIslamanku ini. Sebelum baginda bertanya mereka, mereka juga telah mendustaiku disisimu. Lalu datanglah orang-orang Yahudi sedang 'Abdullah masuk ke dalam rumah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: Bagaimana tanggapan kalian mengenai laki-laki yang bernama 'Abdullah bin Salam di kalangan kalian?. Mereka menjawab; Dia adalah orang 'alim kami dan putra dari 'alim kami dan orang kepercayaan kami putra dari orang kepercayaan kami. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata lagl: Bagaimana pendapat kalian jika 'Abdullah bin Salam memeluk Islam?. Mereka menjawab; Semoga dia dilindungi Allah dari perbuatan itu. Lalu 'Abdullah bin Salam keluar seraya berkata; Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhaq disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Maka mereka berkata; Dia ini orang yang paling buruk diantara kami dan putra dari orang yang buruk. Lalu mereka pergi  (HR Bukhari)
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ فُرَاتٍ الْقَزَّازِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ قَالَ قَاعَدْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ خَمْسَ سِنِينَ فَسَمِعْتُهُ يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
2. Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepada kami Muhammad bin Ja'far telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Furat Al Qazaz berkata, aku mendengar Abu Hazim berkata; Aku hidup mendampingi Abu Hurairah radliallahu 'anhu selama lima tahun dan aku mendengar dia bercerita dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang besabda: Bani Isra'il, kehidupan mereka selalu didampingi oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan dibangkitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tidak ada Nabi sepeninggal aku. Yang ada adalah para khalifah yang banyak jumlahnya. Para shahabat bertanya; Apa yang baginda perintahkan kepada kami?. Beliau menjawab: Penuihilah bai'at kepada khalifah yang pertama (lebih dahulu diangkat), berikanlah hak mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang pemerintahan mereka. (HR Bukhari)
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
3. Dari Abu Sa'id radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam besabda: Kalian pasti akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta hingga seandainya mereka manempuh (masuk) ke dalam lobang biawak kalian pasti akan mengikutinya. Kami bertanya; Wahai Rasulullah, apakah yang baginda maksud Yahudi dan Nashrani?. Beliau menjawab: Siapa lagi (kalau bukan mereka) . (HR Bukhari)

Daftar Pustaka :
1. Afzalur Rahman, Nabi Muhammad SAW Sebagai Seorang Pemimpin Militer, Jakarta : Bumi Aksara, 1979
2. K Sami’un Tamini, Leadership Rasululloh Dalam Kemiliteran
3. Khalil Yasir, Muhammad di Mata Cendekiawan Barat, Jakarta : GIP
4. Muhammad Raafat Sa’id Rasululloh Profil Seorang Pendidik, Jakarta CV. Firdaus, 1994
5. Rabi’ Bin Hadi Al-Madkhali, Manhaj Da’wah Para Nabi, Jakarta : Gema Insani Press
6. Syeikh Muhammad Iqbal, Missi Islam, Jakarta : Gunung Jati, 1982

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.