Al Quranul Karim (SPD)


TUJUAN UMUM
Warga belajar mampu menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dalam hidup dan kehidupan


TUJUAN KHUSUS 
1. Memahami dan meyakini Al Qur’an sebagai wahyu suci dan mukjizat dari Allah SWT untuk membentuk kepribadian manusia sesuai dengan Dinul Islam
2. Mengenal sejarah turunnya dan koodifikasi Al Qur’an, serta memahami hikmah turunnya Al Qur’an secara bertahap
3. Memahami keistimewaan Al Qur’an sebagai kitab suci  yang memiliki dimensi mukjizat
4. Meningkatkan kecintaan untuk selalu membaca dan mempelajari al qur’an
5. Memahami fungsi-fungsi pokok Al Qur’an bagi seorang muslim
6. Memahami bentuk-bentuk hidayah 
7. Memahami sikap-sikap seorang mukmin terhadap Al Qur’an
8. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dalam hidup dan kehidupan
9. Memahami sikap-sikap orang kafir terhadap Al Qur’an
10. Menjauhi sikap-sikap orang kafir yang kalbunya membenarkan Al Qur’an tetapi menolaknya sebagai pedoman hidup manusia
11. Memahami pentingnya membaca al Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid

POKOK BAHASAN : 
1. Pengertian dan Karakteristik Al Qur’an
Al Qur’an secara  ﻟﻐﺔ /bahasa berasal dari kata qara’a yaqro’u qur’anan waqiroo’atan, yang artinya bacaan. ﻗﺮﺃ‾ﻴﻗﺮﺃ‾ﻗﺮﺃﻨﺎ‾ﻭﻗﺮﺃﺓ  sesuai dengan Qs. 75:18-18. Sebagian ulama ushul menyebutkan pengertian Al Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang bersifat mu’jiz (melemahkan) dengan sebuah surat daripadanya, yang beribadah bagi yang membacanya. 

Al Qur’an adalah kalamullah yang mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir dengan perantaraan malaikat Jibril AS, yang tertulis dalam mushaf, yang disampaikan secara mutawatir, yang diperintahkan membacanya, yang dimulai dari surat Al Fatihah sampai Annas, untuk menjadi pedoman hidup (hudan) bagi manusia. Qs. 75:16-18  2:185  15:87  46:29  27:6  20:2  26/192-194
39/1-2  32/2-3  6/92
 
Al Qur’an sebagai wahyu Allah
Penggunaan kata wahyu dalam Al Qur’an sebagai berikut :
a. Ilham insani yang fithri kepada selain Nabi Qs. 28:7  5:111
b. Ilham yang bersifat instingtif Qs.16:68
c. Isyarat cepat Qs.19:11
d. Bisikan setan dan memberikan gambaran bagus tentang kejahatan Qs.6:112  6:121
e. Sesuatu yang disampaikan Allah kepada malaikat Qs.8:12

Wahyu adalah hubungan ghaib bersifat tersembunyi antara Allah dengan orang yang disucikan-Nya (Nabi dan Rasul) dengan tujuan menurunkan kitab-Nya dengan perantaraan malaikat. Qs. 6:50  10:15  53:1-4

2. Sejarah Turunnya Al Qur’an
Sejarah ringkas turunnya sampai koodifikasi Al Qur’an berdasar Qs. Qs. 42:51  53:6-9  97/1-5  2/185  87/1  44/1-3  2/185  2/181  17/106  15/9 : 
a. Datangnya wahyu kepada Rasulullah SAW secara bertahap
b. Rasulullah mengajarkan Al Qur’an kepada para sahabat
c. Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk menghafal dan menulis Al Qur’an
d. Rasulullah menugaskan beberapa orang sahabat untuk mencatat ayat-ayat Al Quran beserta posisinya dalam Al Quran
e. Abu Bakar menugaskan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan seluruh tulisan tentang ayat Al Qur’an, sehinggga terkumpul dalam satu suhuf
f. Upaya Khalifah Utsman melakukan standarisasi teks dan bacaan Al Quran dengan cara menduplikasi naskah Al Qur’an sebanyak 9 buah, mengesahkannya dan mengirimnya ke Kufah, Basra, Madinah, Mekah, Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman, dan al¬Jazirah bersama dengan para Qari (pembaca) yang ditugaskan untuk membacakan Al Qur’an kepada masyarakat di sana. 
g. Khalifah Utsman membakar seluruh tulisan tentang ayat Al Qur’am dan hanya menggunakan Al QUr’an yang sudah disahkannya sebagai pegangan umat Islam

Hikmah turunnya Al Qur’an secara bertahap : (Qs. 17/106  25/32  20/114)
a. untuk meneguhkan hati
b. memudahkan untuk memahaminya
c. sejalan dengan fitrah manusia

3. Keistimewaan Al Qur’an
Al Qur’an adalah kitab yang mengandung mukjizat. Pengertian dan 3 syarat sesuatu disebut mukjizat : Qs. 2:23  10:38  17:88  28:49  7:182:23  11:14
a. Harus ada usaha untuk menandinginya, dan ia pula yang meladeni tantangan dari pihak musuh, tanpa hal ini siapapun bisa membual 
b. Harus ada hal-hal pasti yang membangkitkan penentangan dari pihak musuh, seperti usaha membela keyakinan dan institusi mereka dan lainnya 
c. Harus ada senjata pamungkas untuk menghadapi penentangan mereka

Keistimewaan-keistimewaan Al Qur’an :
a. Al Qur’an adalah kitab Allah yang mencakup kalimat-kalimat-Nya yang diturunkan kepada Rasulullah SAW. 100% lafadznya adalah dari Allah Qs.27/6
b. Isinya terpelihara, tidak ada satu hurufpun yang  bisa dihilangkan dari isi Al Qur’an itu sendiri, karena Allah SWT sendiri yang  meberikan jaminan akan terjaganya Al Qur’an dari tangan-tangan jahil yang hendak merubahnya Qs.15/9   55/4
c. Isinya tidak bertentangan, antara satu ayat dengan ayat lain, antara satu surat dengan surat lain Qs.4/82
d. Isinya menjelaskan seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari kehidupan pribadinya sampai kehidupan sosialnya  Qs.6/38  16/89
e. Ia merupakan kitab hukum yang menjadi konsepsi kehidupan (minhajul hayah) bagi orang-orang yang ingin selamat dunia dan akhirat Qs.13/37
f. Isinya yang menjelaskan dan dimudahkan untuk memahaminya Qs. 54:17  12:2
g. Isinya mengandung konsep dan pesan-pesan langit dan rahasia-rahasia ghaib yang tidak bisa dibuat / ditiru oleh manusia dalam ayat-ayat tersebut yang tidak bisa dibuat / ditiru oleh manusia adalah mu’jizat yang terkandung didalamnya, pesan-pesan langit dan rahasia-rahasia ghaib didalamnya Qs.17:88  11:12-13

4. Keutamaan membaca Al Qur’an
a. Manusia yang paling baik adalah yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an Dari Utsman bin Affan ra ia berkata : Rasulullah bersabda : Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya. (HR Bukhari, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ad Darini)
b. Al-Qur'an akan memberi syafa'at kepada pembacanya Dari Abu Umamah ra ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda :”Bacalah Al-Qur'an, karena pada hari kiamat nanti akan datang untuk memberikan syafa'at pada para pembacanya. (HR Muslim)
c. Pahala membaca satu huruf Al-Qur'an sama dengan satu amal kebajikan. Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur'an) maka ia akan memperoleh satu amal kebajikan dan satu amal kebajikan dilipatkan sepuluh kali. Saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tapi saya mengatakan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR At-Tirmidzi dan Ad Darini)
d. Orang yang tidak membaca Al-Qur'an ibarat rumah rusak. (HR At-Tirmidzi, Ahmad, Al Hakim dan Ad Darini)

Adab membaca dan mengkaji Al Qur’an.
a. Membaca ta'awwudz sebelum membaca Al Quran Qs. 16:98
b. Bersuci sebelum membaca Al Quran Qs. 56:79
c. Khusyu saat mendengar Al Quran Qs. 7:204, 8:2, 17:107, 17:109, 25:73, 32:15, 39:23, 46:29, 57:16, 59:21, 94:7
d. Menghayati bacaan Al Quran Qs. 4:82, 18:54, 23:68, 25:73, 47:24, 59:21, 73:4
e. Menangis saat membaca atau mendengar Al Quran Qs. 5:83, 53:60
f. Memperindah dan mentartil bacaan Al Quran Qs. 73:4
g. Membaca Al Quran dengan suara keras Qs. 17:110
h. Selalu mengingat dan membaca Al Quran Qs. 33:34
i. Membaca Al Quran di malam hari Qs. 3:113, 52:49
j. Ketika lupa hafalan Al Quran (sebagian atau seluruhnya) Qs. 87:6-7
k. Berperilaku sesuai dengan Al Quran Qs. 2:121, 3:7, 3:31, 36:11, 43:43

5. Fungsi Al Qur’an 
a. Al-Huda, petunjuk bagi orang-orang bertaqwa Qs. 2/2   41/44  12/111  72/13
b. Al-Furqon, pembeda antara Al Haq dan Al Bathil. Qs. 25/1  3/4  2/185
c. Asy Syifaa’, obat bagi penyakit-penyakit ruhani Qs. 10/57  17/82   41/44
d. Al Mauidzah, pelajaran bagi mukminin. Qs. 3/138  41/44
e. Adz Dzikir, peringatan bagi orang-orang kafir dan sekaligus bagi mukminin Qs. 15:9  20:124-127
f. Al-Hukmu, Al Qur’an adalah dasar hukum pertama dalam Islam Qs. 4/105  6/114  13/37

6. Al Qur’an dan hidayah
Macam-macam hudan/hidayah dalam Al Qur’an :
a. Hidayah berupa potensi penggerak, kemampuan penalaran dan kecerdasan Qs. 20/50
b. Hidayah berupa pengetahuan tentang Al Haq dan Al Bathil, seperti yang diajarkan para Nabi atau hidayah dalam format kitab suci Qs. 6/89-90  42/52  39/23  17/2
c. Hidayah  berupa petunjuk-taufiq khusus untuk orang-orang tertentu yaitu mereka yang
1) Tetap beriman kepada Allah meskipun mendapat musibah dunia Qs. 64/11
2) Beriman dan beramal shalih Qs. 10/9
3) Berjihad mencari keridhaan Allah Qs. 29/69
4) Mau kembali kepada Allah dan Rasul-Nya setelah mengalami perselisihan dengan mukmin lainnya. Qs. 2/213
5) Allah terus memberi hidayah kepada orang yang telah mendapat hidayah, bahkan menganugerahi mereka ketaqwaan Qs. 47/17  19/76
d. Hidayah berupa pengarahan, keputusan dan kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh para pemimpin kepada ummatnya (warganya). Qs. 21/73  38/22,26
e. Hidayah berupa kenikmatan surgawi Qs.47/4-6  7/43

7. Sikap Mukmin Terhadap Al Qur’an 
a. Menjadikan isinya sebagai satu-satunya petunjuk dalam mengarungi kehidupan Qs. 2/38
b. Tidak ragu dalam menerimanya Qs. 2:1-5  2/147
c. Jika diperingatkan dengan ayat-ayatnya mereka bersujud, bertasbih dan memuji-Nya tanpa sedikitpun menyombongkan diri Qs. 32/15
d. Seorang mu’min akan melaksanakan seluruh hukum-hukum yang terdapat didalamnya Qs. 24/1
e. Mereka selalu mendahulukan Allah dan Rasul dalam setiap pengambilan keputusan hukum Qs. 49/1
f. Bersabar dalam melaksanakan hukum-hukum didalamnya Qs. 76/23-24
g. Senantiasa mentadabburi isinya dan tidak berpaling daripadanya. Qs. 20:124-127  43:36-37  20:100-104  18:54   17:89    39:23   47:24-25

Kisah para sahabat ketika mendengar Al Qur’an, seperti kisah Umar bin Khattab mendengar wahyu untuk pertama kali

8. Sikap Kafir Terhadap Al Qur’an
a. Orang kafir diberi peringatan atau tidak sama saja bagi mereka -kafir berasal dari kata “kafaro” yang berarti tutupan, artinya hati mereka telah tertutup Qs. 2:6-7  2/171
b. Mereka mendustakan Al Qur’an dan menyombongkan diri terhadapnya Qs. 7/40
c. Mereka ragu terhadap kebenaran isinya, akibatnya mereka melaksanakan sebagian dan meninggalkan sebagaian, penerimaan wahyu bagi mereka disesuaikan dengan hawa nafsu dan kepentingan pribadi QS. 42/14  2:85
d. Mereka tidak mau mengikuti Al Qur’an malah mengikuti norma-norma (kristalisasi ajaran) nenek moyang Qs. 2/170  5:104
e. Mereka tidak mau melaksanakan isinya laksana “keledai yang membawa kitab-kitab tebal” Qs. 62/5
f. Mereka tidak mau menggunakan potensi yang ada dalam dirinya untuk mempelajari Al Qur’an Qs. 7/179
g. Mereka menjadikan Al Qur’an sebagai legitimasi penguasa, seperti Figur “Bal’am Bauri” seorang tokoh intelektual/ulama dalam Kisah Fir’aun (Qs. 7:175-176
h. Setelah diberikan peringatan oleh Al Qur’an mereka malah berpaling Qs. 32/22
i. Siapa saja yang berpaling dari Al Qur’an akan dibukakan pintu-pintu kesenangan duniawi  juga akan ada baginya syaithon yang selalu mendampingi dan menyertainya, sedemikian rupa sehingga ia seolah-olah merasa tetap berada dalam petunjuk Qs. 6/44  43:36-37

Tokoh-tokoh Quraisy yang membenarkan Al Qur’an, tetapi menolaknya. Perhatikan bagaimana Pesona Al Qur’an, sebagaimana dikisahkan tentang Abu Sufyan b. Harb, Abu Jahl b. Hisyam dan al-Akhnas b. Syariq, ketiganya terpesona oleh Al Qur’an pada saat yang bersamaan, tetapi tetap tidak mau beriman

9. Ilmu Tajwid 
Pengertian Tajwid dan Ruang LIngkup Ilmu Tajwid (dibuatkan buku terpisah)


REFERENSI HADITS : 
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى تَابَعَ عَلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَحْيَ قَبْلَ وَفَاتِهِ حَتَّى تَوَفَّاهُ أَكْثَرَ مَا كَانَ الْوَحْيُ ثُمَّ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدُ
1. Dari Ibnu Syihab ia berkata, Telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik radliallahu 'anhu, bahwa Allah telah menurunkan wahyu secara berturut-turut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebelum wafatnya, setelah turunnya wahyu sempurnya, maka wafatlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (Qs. HR Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ يَعْرِضُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً فَعَرَضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِي الْعَامِ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ وَكَانَ يَعْتَكِفُ كُلَّ عَامٍ عَشْرًا فَاعْتَكَفَ عِشْرِينَ فِي الْعَام الَّذِي قُبِضَ فِيه
2. Dari Abu Hurairah ia berkata; Biasa Jibril mengecek bacaan Al Qur`an Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sekali pada setiap tahunnya. Namun pada tahun wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Jibril melakukannya dua kali. Dan beliau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf sepuluh hari pada setiap tahunnya. Sedangkan pada tahun wafatnya, beliau beri'tikaf selama dua puluh hari (Qs. HR Bukhari)

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ وَالَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالتَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلَا رِيحَ لَهَا وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ طَعْمُهَا مُرٌّ وَلَا رِيحَ لَهَا
3. Dari Abu Musa Al Asy'ari dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Perumpamaan orang yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Utrujjah, rasanya lezat dan baunya juga sedap. Sedang orang yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah kurma, rasanya manis, namun baunya tidak ada. Adapun orang Fajir yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Raihanah, baunya harum, namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang Fajir yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan baunya juga tidak sedap. (Qs. HR Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ فَقَالَ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الْحَقِّ فَقَالَ رَجُلٌ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ
4. Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak diperbolehkan hasad kecuali pada dua perkara, yaitu; Seseorang yang telah diajari Al Qur`an oleh Allah, sehingga ia membacanya di pertengahan malam dan siang, sampai tetangga yang mendengarnya berkata, 'Duh.., sekiranya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si Fulan, niscaya aku akan melakukan apa yang dilakukannya.' Kemudian seseorang diberi karunia harta oleh Allah, sehingga ia dapat membelanjakannya pada kebenaran, lalu orang pun berkata, 'Seandainya aku diberi karunia sebagaimana si Fulan, maka niscaya aku akan melakukan sebagaimana yang dilakukannya.' (Qs. HR Bukhari)

عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ قَالَ وَأَقْرَأَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ فِي إِمْرَةِ عُثْمَانَ حَتَّى كَانَ الْحَجَّاجُ قَالَ وَذَاكَ الَّذِي أَقْعَدَنِي مَقْعَدِي هَذَا
5. Dari  Utsman radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya. Abu Abdirrahman membacakan (Al Qur`an) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, Dan hal itulah yang menjadikanku duduk di tempat dudukku ini. (Qs. HR Bukhari)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَإِ الْقُرْآنَ فِي شَهْرٍ قُلْتُ إِنِّي أَجِدُ قُوَّةً حَتَّى قَالَ فَاقْرَأْهُ فِي سَبْعٍ وَلَا تَزِدْ عَلَى ذَلِك
6. Dari Abdullah bin Amru berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Bacalah Al Qur`an itu dalam satu bulan. Aku berkata, Sesungguhnya aku lebih mampu dari itu. Beliau bersabda: Kalau begitu, bacalah (khatamkanlah) ia dalam tujuh hari, dan janganlah melewati batas itu.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَخْرُجُ فِيكُمْ قَوْمٌ تَحْقِرُونَ صَلَاتَكُمْ مَعَ صَلَاتِهِمْ وَصِيَامَكُمْ مَعَ صِيَامِهِمْ وَعَمَلَكُمْ مَعَ عَمَلِهِمْ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ يَنْظُرُ فِي النَّصْلِ فَلَا يَرَى شَيْئًا وَيَنْظُرُ فِي الْقِدْحِ فَلَا يَرَى شَيْئًا وَيَنْظُرُ فِي الرِّيشِ فَلَا يَرَى شَيْئًا وَيَتَمَارَى فِي الْفُوقِ
7. Dari Abu Said Al Khudri radliallahu 'anhu, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan ada suatu kaum yang berada ditengah-tengah kalian, dan kalian akan meremehkan shalat kalian bila melihat shalat mereka, begitu juga dengan shaum kalian jika melihat shaum mereka, serta amal kalian jika melihat amal mereka. Akan tetapi, mereka membaca Al Qur`an, namun bacaan mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan, mereka keluar dari Din, sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya. Ia melihat pada ujung panahnya, namun ia tidak mendapatkan sesuatu, kemudian melihat pada lubangnya, juga tak menemukan sesuatu, lalu ia melihat pada bulunya juga tidak melihat sesuatu. Ia pun saling berselisih akan ujung panahnya." (Qs. HR Bukhari)


Daftar Pustaka :
1. Hasan Al Bana, Kunci Memahami Al Qur’an, Surabaya : Bina Ilmu, 1983
2. Khurram Murrad, Generasi Qurani, Surabaya : Risalah Gusti, 1992
3. Munawar Kholil, Kembali kepada AlQuran dan Sunnah, Jakarta : Bulan Bintang, 1993
4. Quraish Shihab, Membumikan AL Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Manusia, Bandung : Mizan, 1992
5. Sayyid Qutb, Keindahan Al Qur’an yang Menakjubkan (Attashwir Al Fanni fil Qur’an), Jakarta : Robbani Press, 2004
6. Sayyid Qutb, Petunjuk Jalan, Jakarta : Media Dakwah, 1995
7. Yusuf Qardhawi, Al Quran dan Sunnah Referensi Tertinggi Ummat, Surabaya: Islamic Book Centre, 1997
8. Yusuf Qardhawi, Bagaimana Berinteraksi dengan Al Qur’an (kayfa nata’amal ma’al qur’an)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.