Mengikuti dan mengamalkan dan menjiwainya sehingga menjadi Akhlaqul Qur’an

 


Membaca dan memahami Al Qur’an saja tidaklah bermanfaat tanpa mengamalkannya. Terhadap Al-Qur’an sikap kita hanya satu : sami’na wa atha’na (kami mendengar dan kami mentaatinya). Demikian pula hendaknya kita berakhlaq dengan akhlaq Al-Qur’an. Ketika Aisyah ditanya tentang akhlaq Rasulullah, beliau mengatakan,”Akhlaq beliau adalah Al-Qur’an”. 

Ini artinya Rasulullah benar-benar mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari ajaran akhlaq yang dinyatakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Ajaran akhlaq dalam Al-Qur’an telah terinternalisasi dalam diri beliau.  

وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۙ

“Dan Al-Quran ini adalah Kitab yang Kami turunkan yang diberkahi, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat” (QS. Al-An’aam: 155).  

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisaa’: 59). 

“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. An-Nuur: 51).

 عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامِ بْنِ عَامِرٍ قَالَ أَتَيْتُ عَائِشَةَ فَقُلْتُ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ أَخْبِرِينِي بِخُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَا تَقْرَأُ الْقُرْآنَ قَوْلَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ  (وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيم) (رواه أحمد ومسلم والنّسائي وأبو داود وابن ماجة والدارمي). 

Dari Sa’ad bin Hisyam bin Amir, dia berkata; saya mendatangi Aisyah seraya berkata; “Wahai Ummul Mukminin! Kabarkanlah kepadaku mengenai akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam!” (Aisyah) Berkata; “Akhlak beliau adalah Al Quran, bukankah engkau telah membaca Al Quran pada firman Allah Azza wajalla, WA INNAKA LA’ALA KHULUQIN AZHIM (Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang agung.).” (HR. Ahmad, Muslim, An-Nasaa-i, Abu Dawud, Ibnu majah dan Ad-Darimi).

Pada masa Rasulullah ada sebuah kebun kurma, namanya Bairuha’. Sejuk, rimbun, luas, menghadap ke masjid Nabawi di Madinah. Dan yang menjadikannya lebih istimewa lagi adalah karena Rasulullah saw yang mulia pernah memasukinya kemudian meminum airnya yang sejuk. Bairuha’ adalah nama sebuah kebun kurma yang sangat dicintai Abu Thalhah, pemiliknya.

Tapi tiba-tiba kebun yang begitu prestisius, berlokasi strategis dan bernilai sejarah tinggi itu menjadi tak bernilai sama sekali di mata Abu Thalhah ketika turun ayat berikut: ” Kalian sekali-kali tidak akan mencapai kebaikan, sebelum kalian menafkahkan dari sesuatu yang kalian cintai “ (Q.S. Ali Imran: 92)

Demi mendengar ayat di atas, Abu Thalhah segera bergegas menuju Rasulullah kemudian dengan serta merta menyerahkan Bairuha’ beserta segala isinya kepada Rasulullah untuk dipergunakan sebagaimana apa yang diperintahkan Allah kepadanya.

Rasulullah yang bijak memuji tindakan Abu Thalhah ini tetapi menyarankan agar Bairuha’ dibagi saja kepada kerabat Abu Thalhah yang lebih membutuhkan. Maka dibagikanlah kebun itu kepada kerabat dan sepupu-sepupu Abu Thalhah yang berjumlah sekitar 70 orang. Masing-masing mendapatkan 200 pohon kurma. Kisah ini diriwayatkan oleh sahabat Anas ra dan dicantumkan oleh Imam Nawawi dalam Bab ke-37 Riyadhus Shalihin yang ditulisnya.

Kisah di atas memberikan gambaran bagaimana patuhnya para shahabat terhadap perintah-perintah Allah yang terdapat dalam Al Qur’an. "Mereka mendengar dan mereka taat (sami’na wa atha’na). Inilah salah satu ciri orang beriman." [Al Baqarah: 285]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.