Khittoh Perjuangan Rasulullah SAW Dalam Menegakkan Islam


Khittoh bermakna garis-garis perjuangan, sehingga khittoh perjuangan Rasulullah SAW bermakna garis-garis perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan Islam. Secara garis besar, Khittoh Perjuangan Rasulullah SAW dapat dipelajari dari ayat-ayat berikut ini.

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا (٢٨)

“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi:. (Qs 48: 28).


Dengan susunan yang hampir mirip, kandungan ayat ini juga terdapat dalam Qs. 9:33 dan 61:9. Dr. Al Hamsyi dalam Tafsir wa Bayan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “liyuzhirahu” pada ayat Qs. 9:33 adalah liyu’liyahu wa liyughallibuhu.  artinya adalah bahwa Dinul Islam itu “untuk ditinggikannya dan dimenangkannya” atas din-din yang lain. 

Jadi diturunkannya seorang Rasul itu dengan al-hudan dan ad-Dinul Haq itu adalah agar Dinul Islam itu menjadi zahir (nyata, nampak), agar Dinul Islam itu menjadi tinggi dan dimenangkan atas din-din yang lain. Sehingga otoritas Ulil Amri selaku Imam A’zham (pemimpin tertinggi) kaum muslimin nampak adanya, diakui oleh seluruh manusia. Sehingga Islam mewujud menjadi institusi yang memegang kepemimpinan di bumi untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin.


Allah SWT telah menjanjikan kepada kaum muslimin akan hadirnya kekhalifahan bagi Umat Islam, baik sejak zaman Rasulullah SAW hingga masa menjelang akhir zaman. 

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (٥٥)

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadi-kan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (kea-daan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik”. (Qs 24:55)


Rasulullah SAW juga menyampaikan janji Allah SWT yang akan menghimpunkan kekuasaan beliau SAW hingga terlihat dari Timur sampai Barat. Dan hal ini juga akan menjadi milik umat Islam pasca Rasulullah SAW, hingga umat Islam memimpin dunia dengan al Hudan dan Dinul Haq, hingga tidak ada fitnah lagi di permukaan bumi.

حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ الْعَتَكِيُّ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ كِلَاهُمَا عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ وَاللَّفْظُ لِقُتَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ أَيَّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرُونَ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ الرَّحَبِيِّ عَنْ ثَوْبَانَ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى زَوَى لِي الْأَرْضَ حَتَّى رَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَأَعْطَانِي الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ ثُمَّ ذَكَرَ نَحْوَ حَدِيثِ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ

“Telah menceritakan kepada kami Abu Ar Rabi' Al Ataki dan Qutaibah bin Sa'id, keduanya dari Hammad bin Zaid dan teksnya milik Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Hammad dari Ayub dari Abu Qilabah dari Abu Asma` dari Tsauban berkata: 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya Allah menghimpun bumi untuk-ku lalu aku melihat timur dan baratnya dan sesungguhnya kekuasaan ummatku akan mencapai yang dihimpunkan untukku, aku di beri dua harta simpanan; merah dan putih, dan sesungguhnya aku meminta Rabbku untuk ummatku agar tidak dibinasakan oleh kekeringan menyeluruh, agar Ia tidak memberi kuasa musuh untuk menguasai mereka selain diri mereka sendiri lalu menyerang perkumpulan mereka, dan sesungguhnya Rabbku berfirman: 'Hai Muhammad, sesungguhnya Aku bila menentukan takdir tidak bisa dirubah, sesungguhnya Aku memberikan untuk umatmu agar tidak dibinasakan oleh kekeringan menyeluruh, Aku tidak memberi kuasa musuh untuk menyerang mereka selain diri mereka sendiri lalu mereka menyerang perkumpulan mereka meski mereka dikepung dari segala penjurunya hingga sebagaian dari mereka membinasakan sebagaian lainnya dan saling menawan satu sama lain." 


Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, Ishaq bin Ibrahim, Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar, berkata Ishaq: Telah mengkhabarkan kepada kami, sedang-kan yang lain berkata: telah mence-ritakan kepada kami Mu'adz bin Hiysam telah menceritakan kepadaku ayahku dari Qatadah dari Abu Qilabah dari Abu Asma` Ar Rahabi dari Tsauban bahwa nabi Allah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda, "Sesungguhnya Allah menghimpun bumi untukku hingga aku melihat timur dan baratnya, dan Ia memberiku dua harta simpanan; merah dan putih." Selanjutnya ia menyebut seperti hadits Ayyub dari Abu Qilabah. (HR Muslim No. 5144)


Perjuangan Rasulullah SAW menzahirkan Dinul Islam inilah yang menjadi contoh suri tauladan (uswah hasanah) bagi umat Islam pasca Nubuwah untuk menegakkan Dinul Islam (iqomatud Diini). 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (٢١)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Qs 33: 21)

Rasulullah SAW adalah uswah hasanah bagi kaum muslimin. Segala ucapannya, perilakunya dan seluruh kegiatannya dalam menjalankan tugasnya sebagai Nabi, Rasul dan Imam kaum Muslimin menjadi suri tauladan bagi kaum muslimin. 

Para ulama shiroh nabawiyah menyebutkan tahapan perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan Islam terdiri dari dua tahapan yaitu periode makiyyah dan periode Madaniyah.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.