Kerajaan Demak


Kerajaan Demak (918- 960 H/ 1512-1552 M)

Di Jawa berdasarkan cerita tradisional dan babad-babad, yang mendapat gelar wali dianggap sebagai pembawa dan penyebar Islam di daerah-daerah pesisir. Tidaklah semua wali yang tergolong Wali sanga atau wali sembilan berasal dari negeri luar. Bahkan sebagian besar dari wali sanga menurut cerita dalam babad-babad berasal dari Jawa sendiri. 

Wali Songo diantaranya: Sunan Bonang, Sunan Derajat adalah putra Sunan Ampel yang sebelumnya telah bertempat tinggal di kampung Ampel Denta (Surabaya), sunan Kalijaga yang disebutpula Jakasayid adalah putra seorang tumenggung Majapahit, Sunan Giri adalah hasil perkawainan antara seorang putri Blambangan dengan seorang Muslim. Sunan Gunung Jati putra Rara Santang atau Syarifah Modai'im, putri Prabu Siliwangi. Sunan Rahmat yang dalam babad dikatakan datang dari Campa, ia adalah saudara sepepu permaisuri Brawijaya.

Kerajaan ini terpisah dari kerajaan Demak. Mecapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Hasanuddin, yang merupakan raja pertamanya 1552-1570 M. Melalui kekuasaan anaknya Sultan Yusuf penyebaran Islam di Jawa semakin bertambah, kerajaan ini menjadi pusat kerajaan terpenting. Pada tahun 1583 M Kerajaan ini diperintah oleh seorang muslim yang bernama Senopati. Ia berorientasi untuk menyebarkan Islam di seluruh wilayah Indonesia. 

Di Jawa Islam di sebarkan oleh para wali songo (wali sembilan), mereka tidak hanya berkuasa dalam lapangan keagamaan, tetapi juga dalam hal pemerintahan dan politik, bahkan sering kali seorang raja seolah-olah baru sah seorang raja kalau ia sudah diakui dan diberkahi wali songo. 

Para wali menjadikan Demak sebagai pusat penyebaran Islam dan sekaligus menjadikannya sebagai kerajaan Islam yang menunjuk Raden Patah sebagai Rajanya. Kerajaan ini berlangsung kira-kira abad 15 dan abad 16 M. Di samping kerajaan Demak juga berdiri kerajaan-kerajaan Islam lainnya seperti Cirebon, Banten dan Mataram.

Demak merupakan salah satu kerajaan yang bercorak Islam yang berkembang di pantai utara Pulau Jawa. Raja pertamanya adalah Raden Patah.  Sebelum berkuasa penuh atas Demak, Demak masih menjadi daerah Majapahit. Bam Raden Patah berkuasa penuh setelah mengadakan pemberontakan yang dibantu oleh para ulama atas Majapahit. Dapat dikatakan bahwa pada abad 16, Demak telah menguasai seluruh Jawa. 

Setelah Raden Patah berkuasa kira-kira diakhir abad ke-15 hingga abad ke-16, ia digantikan oleh anaknya yang bemama Pati Unus. Dan kemudian digantikan oleh Trenggono yang dilantik oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memerintah pada tahun 1524-1546 dan berhasil menguasai beberapa daerah. 

Perkembangan dan kemajuan Islam di pulau Jawa ini bersamaan dengan melemahnya posisi raja Majapahit.  Hal ini memberi peluang kepada raja-raja Islam pesisir untuk membangun pusat-pusat-pusat kekuasaan yang independen. Di bawah bimbingan spiritual Sunan Kudus, meskipun bukan yang tertua dari wali Songo.

Demak akhirnya berhasil menggantikan Majapahit sebagai keraton pusat. Kerajaan Demak menempatkan pengaruhnya di pesisir utara Jawa Barat itu tidak dapat dipisahkan dari tujuannya yang bersifat politis dan ekonomi. Politiknya adalah untuk mematahkan kerajaan Pajajaran yang masih berkuasa di daerah pedalaman, dengan Portugis di Malaka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.