Waqaf artinya berhenti di suatu kata ketika membaca Alquran, baik di akhir ayat maupun di tengah ayat yang disertai nafas. Sedangkan berhenti dengan tanpa nafas disebut saktah.
Berikut beberapa cara membunyikan kata yang diberhentikan (waqaf), berdasarkan macam-macam keadaan huruf pada saat bacaan diwaqafkan:
1. Berakhiran Huruf Mati
Apabila akhir kata berupa huruf berharakat sukun (huruf mati), huruf yang terakhir itu dibaca apa adanya, tanpa ada perubahan. Kita perhatikan contoh berikut ini:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ .
Dibaca:
Fa-shal-li-li-rab-bi-ka-wan-har.
Contoh ayat yang lain:
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ .
Dibaca:
Lam-ya-lid(k)-wa-lam-yuu-lad(ek).
2. Berakhiran Fat-ha-tain
Apabila akhir kata itu berupa huruf yang berharakat fathatain, maka fathatain itu dibaca sebagai fathah yang dipanjangkan menjadi 2 harakat. Bacaan ini disebut mad ‘iwadh.
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا .
Dibaca:
Wa-ra-ai-tann-naa-sa-yad-khu-luu-na-fii-dii-nil-laa-hi-af-waa-jaa.
Contoh ayat yang lain:
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا . فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا .
Dibaca:
Wal-‘aa-di-yaa-ti-dhab(k)-haa. Fal-muu-ri-yaa-ti-qad(k)-haa.
Atau:
Wal-‘aa-di-yaa-ti-dhab(k)-hang-fal-muu-ri-yaa-ti-qad(k)-haa.
3. Berakhiran Huruf Hidup Selain Fathatain
Apabila akhir kata berupa huruf hidup selain fathatain (berharakat fathah, kasrah, dhammah, kasratain, atau dhammatain), huruf yang terakhir itu dibaca seakan-akan berharakat sukun (huruf mati).
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ .
Dibaca:
Qul-hu-wallaa-hu-a-had(ek).
Contoh ayat yang lain:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ . حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ .
Dibaca:
Al-haa-mut-ta-kaa-tsur. Hat-taa-zur-tu-mul-ma-qaa-bir.
Bila kedua ayat di atas disambung menjadi:
Al-haa-mut-ta-kaa-tsu-ru-hat-taa-zur-tu-mul-ma-qaa-bir.
4. Berakhiran Ta’ Marbuthah
Apabila akhir kata itu berupa ta’ marbuthah, maka huruf itu dibaca seperti huruf ha’ yang mati.
الْقَارِعَةُ . مَا الْقَارِعَةُ .
Dibaca:
Al-qaa-ri’ah. Mal-qaa-ri-’ah.
Bila bacaan kedua ayat itu disambung:
الْقَارِعَةُ مَا الْقَارِعَةُ .
Dibaca:
Al-qaa-ri’a-tu-mal-qaa-ri-’ah.
5. Sebelum Huruf Terakhir Ada Huruf Mati
Apabila akhir kata itu berupa huruf yang didahului huruf mati (berharakat sukun), maka kedua huruf itu dibaca mati semua; huruf yang terakhir itu dibaca mati dengan setengah suara.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ .
Dibaca:
Innn-naaaaa-ang-zal-naa-hu-fii-lai-la-til-qadr.
Contoh ayat yang lain:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ .
Dibaca:
I-dzaa-jaaaaa-a-nash-rullaa-hi-wal-fath.
6. Sebelum Huruf Terakhir Ada Mad Thabi’i atau Mad Layin
Apabila akhir kata itu berupa huruf yang didahului mad thabi’i atau mad layin, maka huruf yang terakhir itu dibaca sukun (mati).
Adapun mad thabi’i atau mad layin-nya dibaca apa adanya, atau dipanjangkan menjadi empat atau lima harakat.
Bacaan ini disebut mad ‘aridh lis-sukun.
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ . إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ .
Dibaca:
Li-ii-laa-fi-qu-raisy. Ii-laa-fi-him-rih-la-tasy-syi-taaaaa-i-wash-shaif.
Atau:
Li-ii-laa-fi-qu-raiiisy. Ii-laa-fi-him-rih-la-tasy-syi-taaaaa-i-wash-shaiiif.
Atau:
Li-ii-laa-fi-qu-raiiiiisy. Ii-laa-fi-him-rih-la-tasy-syi-taaaaa-i-wash-shaiiiiif.
Bila kedua ayat di atas disambung menjadi:
Li-ii-laa-fi-qu-rai-syin-ii-laa-fi-him-rih-la-tasy-syi-taaaaa-i-wash-shaif.
Atau:
Li-ii-laa-fi-qu-rai-syin-ii-laa-fi-him-rih-la-tasy-syi-taaaaa-i-wash-shaiiif.
Atau:
Li-ii-laa-fi-qu-rai-syin-ii-laa-fi-him-rih-la-tasy-syi-taaaaa-i- wash- shaiiiiif.
DI dalam Al Quran terdapat beberapa tanda waqaf sebagai berikut :
1. م “waqaf lazim”, yaitu tanda waqaf yang menunjukkan harus berhenti.
2. لا “waqaf mamnu’” yaitu tanda waqaf yang menunjukkan dilarang berhenti secara total (tidak melanjutkan membaca lagi).
3. ج “jaiz” yaitu tanda waqaf yang menunjukkan waqaf atau washal sama saja.
4. صلى shad-lam-ya singkatan dari “al washli awla” artinya meneruskan bacaan lebih utama.
5. قلى qaf-lam-ya singkatan dari “al waqfi awla” artinya menghentikan bacaan lebih utama.
6. disebut juga waqaf “mu’anaqoh” yaitu tanda waqaf dimana harus berhenti pada salah satu tanda. (titik tiga)
7. ط “waqaf muthlaq” yaitu tanda waqaf boleh berhenti dan boleh terus, tetapi lebih baik berhenti
8. ز “waqaf mujawwaz” yaitu tanda waqaf tanpa boleh berhenti, tetapi meneruskan bacaan lebih utama
9. ص “waqaf murokhkhosh” yaitu tanda waqaf boleh berhenti.
10. ق yaitu tanda waqaf boleh waqaf atau washol, disini terhadi perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Tanda Bacaan Khusus
Apabila kita perhatikan dalam mushaf Al Quran cetakan Al Quran terdapat dua tanda di tengah ayat 7 surat Al Fatihan yaitu tanda lam alif dan tanda dan tanda daun waru.
Pada asalnya itu tandanya lam alif yaitu diutamakan tidak berhenti dan melanjutkan bacaan.
Adapun tanda daun waru/hati itu artinya dalam bacaan riwayat yang lain itu berarti akhir ayat. Sehingga menurut tanda ini diperbolehkan untuk berhenti karena ada tanda daun waru/hati.
Akan tetapi berdasarkan bacaan Imam Al Hafs ditulis lam alif diutamakan untuk tidak berhenti dan membacanya secara lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.