Menggunakan Tafsir Sahabat Dan Tabi’in

 


Para shahabat nabi adalah orang yang meyaksikan langsung bagaimana tiap ayat turun ke bumi. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang justru menjadi objek sasaran diturunkannya ayat Al-Quran. Maka boleh dibilang bahwa orang yang paling mengerti dan tahu tentang suatu ayat yang turun setelah Rasulullah SAW adalah para shahabat nabi SAW.

Maka tidak ada kamusnya bagi mufassir untuk meninggalkan komentar, perkataan, penjelasan dan penafsiran dari para shahabat Nabi SAW atas suatu ayat. Di antara mereka adalah Abdullah bin Abbas, anak paman Rasulullah saw., dan penafsir ulung Al-Qur'an, berkat doa Rasulullah saw. baginya,

اللّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ

"Ya Allah, berilah ia pemahaman dalam urusan agama, dan ajarkanlah dia takwil (ilmu tafsir). " (HR Ahmad, dari Ibnu Abbas)

Ibnu Mas'ud berkata bahwa penafsir Al-Qur'an yang paling ulung adalah Ibnu Abbas. Menurut riwayat yang sahih, Ibnu Mas'ud wafat pada tahun 33 H, dan Ibnu Abbas masih hidup selama 36 tahun lagi setelahnya maka betapa banyak yang ia dapatkan setelah Ibnu Masud.

Adapun Para tabi'in adalah orang yang pernah bertemu dengan para shahabat Nabi SAW dalam keadaan muslim dan meninggal dalam keadaan muslim pula. Mereka adalah generasi langsung yang telah bertemu dengan generasi para shahabat. Maka rujukan berikutnya buat para mufassir atas rahasia dan pengertian tiap ayat di Al-Quran adalah para tabi'in.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.