Pengusiran Terhadap Yahudi Bani Qainuqa

 

Sikap politik Rasul dan sanksi hukum terhadap Yahudi 

Perjanjian Rasulullah SAW dengan Yahudi tidak bertahan lama, karena kaum Yahudi kemudian melakukan pelanggaran terhadap isi perjanjian. Sejarah mencatat penghancuran kaum Yahudi dari madinah sebagai berikut :

Ibnu Ishaq berkata : Pada suatu kesempatan Rasulullah saw mengumpulkan Banu Qunaiqa‘ di pasar Qunaiqa‘ kemudian bersabda :”Wahai kaum Yahudi, takutlah kalian kepada murka Allah yang pernah ditimpahkan-Nya kepada kaum Quraisy.Masuklah kalian ke dalam Islam karena sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa aku adalah Nabi yang diutus (Allah), sebagaimana kalian dapati di dalam Kitab kalian dan Janji Allah kepada kalian!” Jawab mereka :”Wahai Muhammad, apakah kamu mengira kami ini seperti kaummu? Janganlah kamu membanggakan kemenangan terhadap suatu kaum yang tidak mengerti ilmu peperangan. Demi Allah, seandainya kami yang kamu dapati dalam peperangan , niscaya kamu akan mengetahui siapa sebenarnya kami ini!”

Ibnu Hisyam meriwayatkan dari Abdullah bin Ja‘far bin al-Musawwir bin Makhramah dari Abu ‚Uwaha bahwa, seorang wanita Arab datang membawa perhiasannya ke tempat perdagangan Yahudi Bani Qainuqa‘. Ia mendatangi seorang tukang sepuh untuk menyepuhkan perhiasannya. Ia kemudian duduk menunggu sampai tukang sepuh Yahudi itu menyelesaikan pekerjaannya. Tiba-tiba datanglah beberapa orang Yahudi berkerumun mengelilinginya dan minta kepada wanita Arab itu, secara diam-diam si tukang sepuh itu menyangkutkan ujung pakaiannya yang menutup seluruh tubuhnya pada bagian punggungnya.

Ketika wanita itu berdiri terbukalah aurat bagian belakangnya. Orang-orang Yahudi yang melihatnya tertawa gelak-bahak. Wanita itu menjerit minta pertolongan. Mendengar teriakan itu, salah seorang dari kaum Muslimin yang berada di perniagaan itu secara kilat menyerang tukang sepuh Yahudi dan membunuhnya. Orang-orang Yahudi yang berada di tempat itu kemudian mengeroyoknya hingga orang Muslim itu pun mati terbunuh. 

Tindakan orang-orang Yahudi yang membunuh orang Muslim itu menyebabkan kemarahan kaum Muslimin, sehingga terjadilah peperangan antara kaum Muslimin dengan orang-orang Yahudi Banu Qunaiqa‘. Dengan demikian, mereka adalah kaum Yahudi pertama kali melanggar perjanjian yang diadakan di antara mereka dengan Nabi saw.

Insiden ini menurut riwayat ath-Thabary dan al-Waqidy, terjadi pada pertengahan bulan Syawawal tahun kedua Hijrah. Kemudian Rasulullah saw mengepung mereka selama beberapa hari hingga mereka menyerah dan menerima hukuman yang akan diputuskan oleh Rasulullah saw. Setelah mereka berada di bawah kekuasaan beliau, datanglah Abdullah bin Ubay lalu berkata : “Hai Muhammad, perlakukanlah para sahabatku itu dengan baik.”

Permintaan Abdullah bin Ubay itu tidak diindahkan oleh Rasulullah saw. Abdullah bin Ubay mengulangi lagi permintaannya, tetapi beliau saw berpaling muka sambil memasukkan tangannya ke dalam baju besinya. Wajah beliau tampak marah, hingga raut wajahnya tampak merah padam. Beliau mengulangi kembali ucapannya sambil memperlihatkan kemarahannya : “Celaka engkau , tinggalkan aku!”. 

Abdullah bin Ubay menyahut :”Tidak, demi Allah, aku tidak akan melepaskan anda sebelum anda mau memperlakukan para sahabatku itu dengan baik. Empat ratus orang tanpa perisai dan tiga ratus orang bersenjata lengkap telah membelaku terhadap semua musuhku itu, apakah hendak anda habisi nyawanya dalam waktu sehari ? Demi Allah, aku betul-betul mengkhawatirkan terjadinya bencana itu !”. Rasulullah saw akhirnya berkata :”Mereka itu kuserahkan padamu dengan syarat mereka harus keluar meninggalkan Madinah dan tidak boleh hidup berdekatan dengan kota ini.”

Orang-orang Yahudi Banu Qainuqa‘ itu kemudian pergi meninggalkan Madinah menuju sebuah pedusunan bernama ‚Adzara‘at di daerah Syam. Belum berapa lama tinggla di sana, sebagian besar dari mereka mati ditimpa bencana. Sebagai seorang Muslim yang memiliki hubungna “persekutuan” dengan orang-orang Yahudi Banu Qainuqa‘, sebagaimana Abdullah bin Ubay , maka‚ Ubadah bin Shamit pun datang menemui Rasulullah saw , lalu berkata :”Sesungguhnya aku memberikan loyalitas kepada Allah swt, Rasul-Nya dan kaum Mukminin, dan aku melepaskan diriku dari ikatan persekutuan dengan orang-orang kafir tersebut.” 

Sehubungan dengan kedua orang (Abdullah bin Ubay dan ‚Ubadah bin Shamit) inilah Allah menurunkan firman-Nya : “Hai orang-ornag yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu), sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Siapa saja di antara kamu mengambil mereka menjadi pimpinan, sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafiq) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani) seraya berkata, “ Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Oleh sebab itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” QS Al-Maidah (5) : 51 - 52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.