Dan pada akhir rakaat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk tasyahud akhir. Sikap duduk tasyahud akhir ini adalah sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu Humaid As-Sa’idi berikut ini.
فَإِذَاجَلَسَ فِى الرَّكْعَتَيْنِ جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى, فَإِذَاجَلَسَ فِى الرَّكْعَةِ الأَخِيْرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الأُخْرَى وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدِتِهِ. رواه البخاري
“Maka bila ia duduk pada rakaat kedua, didudukinya kaki yang kiri dan ditegakkannya kaki yang kanan. Kemudian bila ia duduk pada rakaat yang akhir, dimajukannya kakinya yang kiri dan ditegakkannya yang kanan serta ia duduk di atas panggulnya”. (H.R. Bukhari)
Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa sikap duduk tasyahud akhir adalah duduk tawaruk yaitu duduk dengan pantat di atas tanah. Adapun posisi tangan dan ujung kaki kanan sapa seperti duduk pada Tasyahud Awal.
Bacaan pada tasyahud akhir ini sebagai berikut,
Pertama, bacaan tasyahud Ibnu ‘Abbas.
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
“At tahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaat lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahish sholihiin. Asyhadu alla ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh (artinya: Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya)” (HR. Muslim no. 403).
Kedua, bacaan tasyahud Ibnu Mas’ud.
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
“At tahiyyaatu lillaah, wash shalawaatu wath thayyibaat. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wa barokaatuh. As salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu al laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh (artinya: Segala ucapan selamat, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya).” (HR. Bukhari no. 6265).
Ditambah Bacaan Shalawat. Bacaan shalawat yang bisa dibaca setelah membaca salah satu dari tasyahud di atas,
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid (artinya: Ya Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, semoga berkah tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia).” (HR. Bukhari no. 4797 dan Muslim no. 406, dari Ka’ab bin ‘Ujroh).
Catatan:
Adapun membaca shalawat di tasyahud akhir diperselisihkan para ulama. Sebagian mengatakan sunnah, bagi mereka tanpa membaca shalawat shalat tetap sah. Ini pendapat Hanafiyah, Malikiyah, dan mayoritas ulama.
Sebagian lain mengatakan membaca shalawat di tasyahud akhir adalah rukun, tanpa membacanya maka shalatnya batal. Ini pendapat resmi mazhab Syafi'i dan Hambali.
Imam An Nawawi menjelaskan:
اعلم أن العلماء اختلفوا في وجوب الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم عقب التشهد الأخير في الصلاة، فذهب أبو حنيفة، ومالك ـ رحمهما الله ـ والجماهير على أنها سنة، لو تركت صحت الصلاة، وذهب الشافعي، وأحمد ـ رحمهما الله تعالى ـ إلى أنها واجبة لو تركت لم تصح الصلاة
Ketahuilah bahwa para ulama berbeda pendapat tentang kewajiban membaca shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ setelah tasyahud akhir dalam shalat. Imam Abu Hanifah, Imam Malik رحمهما الله, dan mayoritas ulama berpendapat bahwa membaca shalawat tersebut adalah sunnah; jika ditinggalkan, shalat tetap sah. Sedangkan Imam Syafi’i dan Imam Ahmad رحمهما الله تعالى berpendapat bahwa membaca salawat itu wajib; jika ditinggalkan, salat tidak sah. (Syarh Shahih Muslim, jilid. 4, hal. 123)
Yang dimaksud dengan membaca shalawat disini, adalah membaca lengkap yaitu shalawat Ibrahimiyah. Namun kalangan Syafi'iyah memperbolehkan membaca shalawat hanya "Allahumma Shalli 'ala Muhammad", itu sudah cukup dan sah dinamakan shalawat, walau tanpa ditambah wa 'ala aali Muhammad, dst.
Imam An Nawawi menjelaskan:
وَالْوَاجِبُ عِنْدَ أَصْحَابِنَا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَمَا زَادَ عَلَيْهِ سُنَّةٌ
Yang wajib menurut para sahabat kami (Syafi'iyah) adalah Allahumma Shalli 'ala Muhammad, ada pun selebihnya adalah sunnah. (Syarh Shahih Muslim, jilid. 4, hal. 124)
Bagi kita yang menganut mazhab Syafiiyah sejak kecil, pada saat tasyahud akhir kita membaca shalawat setelah membaca tahiyat, dengan bacaan yang lengkap yaitu shalawat Ibrahimiyah yaitu
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Bukhari no. 4797 dan Muslim no. 406, dari Ka’ab bin ‘Ujroh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.