Dzikir Dan Doa Sesudah Shalat

 


Setelah shalat disunnah untuk berdzikir kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), berdzikirlah pada Allah.” (QS. An Nisa’ 4: 103)


Setelah melaksanakan shalat fardhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa membaca dzikir. Dzikir yang dibaca Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak dan beragam. Berikut beberapa tuntunan yang diberikan Rasulullah dalam dzikir dan do’a sesudah shalat. 


Dari Tsauban RA, ia  berkata, 

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ :كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ إِسْتَغْفَرَثَلاَثًا وَقَالَ : َاللّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَمِ . رواه الجماعة إلا البخارى

Dari Tsauban, ia berkata, ”Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila selesai shalat, maka ia membaca ishtigfar tiga kali dan membaca, ”Allahumma antassalaam … (Ya Allah Engkaulah keselamatan dan daripada-Mu keselamatan itu berasal, Maha Suci Engkau, Wahai Pemilik kebesaran dan kemuliaan). (H.R. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah.)


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ سَبَّحَ اللهَ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ وَحَمِدَ اللهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ وَكَبَّرَ اللهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ. فَتِلْكَ تِسْعٌ وَتِسْعُوْنَ.وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ ، غُفِرَتْ لَهُ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْرِ" .رواه  مسلم 

Dari Abu Hurairoh radhiallahu ‘anhu ia berkata, bahwasanya Rasulullah shallalla ̅hu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Barang siapa membaca tasbih kepada Allah setiap kali shalat sebanyak 33x, lalu membaca tahmid 33 kali pula, dan bertakbir kepada Allah 33 kali, hingga jumlahnya 99 kali, kemudian untuk mencukupkan seratus dibacanya, “LAILAHA ILLALLAH …” (Tiada ilah kecuali Allah sendiri, tidak ada sekutu bagi-Nya,milik-Nyalah segala kerajaan dan pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan). (H.R Muslim No.939)


وَعَنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ الـنَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْلُ : دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ, لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. : َاللّهُمَّ لاَمَانِعَ لِمَاأَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَامَنَعْتَ وَلاَيَنْفَعُ  ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ. متفق عليه

Dan dari Mughiroh bin Syu’ban radhialla ̅hu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa sesudah shalat wajib membaca, “La ilaha illallah ...” (Tiada ilah kecuali Allah yang Esa tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan ini dan bagi-Nya pula segala puji. Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, sesungguhnya tidak ada satu pun orang yang dapat menghalang-halangi apa yang hendak Engkau berikan dan tidak pula satu pun orang yang dapat memberikan apa yang Engkau tahan, dan tidak bermanfaat kekayaan orang yang kaya di sisi-Mu). (H.R. Ahmad, Bukhari dan Muslim)


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Sumay dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasululla ̅h shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mengucapkan 'Subhanallah wa bihamdihi Maha suci Allah dan segala pujian hanya untuk-Nya', sehari seratus kali, maka kesalahan-kesalahannya akan terampuni walaupun sebanyak buih di lautan." (HR Bukhari No. 5926)

Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk membaca lafal tasbih, tahmid, dan takbir masing-masing sebanyak 33 kali, bisa juga mengucapkan tasbih, takbir, dan tahmid sebanyak 10 kali. Hal ini berdasarkan hadis Abdullah bin Amru radhiallahu ‘anhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


خَلَّتَانِ لَا يُحْصِيهِمَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ أَلَا وَهُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ يُسَبِّحُ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا وَيَحْمَدُهُ عَشْرًا وَيُكَبِّرُهُ عَشْرًا

“Ada dua perkara, setiap muslim yang konsisten melakukannya akan masuk ke dalam surga. Keduanya sangatlah mudah, namun sangat jarang yang mampu konsisten mengamalkannya. (Perkara yang pertama) adalah bertasbih, bertahmid, dan bertakbir masing-masing sebanyak sepuluh kali sesudah menunaikan shalat fardhu.” (Sahih; H.R. Tirmidzi, no. 3410; Shahihut Tirmidzi, no. 2714)


Kemudian membaca Ayat Kursi serta surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ

“Barang siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan shalat fardhu (wajib), maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (Sahih; H.R. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 7532, Al-Jami’ush Shaghir wa Ziyadatuhu, no. 11410)


Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhu berkata,

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku agar membaca surat Al-Mu’awwidzat (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) setiap selesai menunaikan shalat.” (Sahih; H.R. Abu Daud, no. 1523; Shahih Sunan Abi Daud, no. 1348)


Adapun doa-doa setelah shalat maka ada beberapa hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah pernah berdoa untuk dirinya sendiri sebagai berikut:

عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْبَبْنَا أَنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ يُقْبِلُ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ قَالَ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ أَوْ تَجْمَعُ عِبَادَكَ 

Dari al-Bara’ Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Jika kami shalat di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami senang berada di sebelah kanan beliau. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menghadapkan wajahnya kepada kami. Aku pernah mendengar beliau berdo’a, “Wahai Rabbku, jagalah aku dari siksa-Mu pada hari (kiamat) yang Engkau akan membangkitkan atau mengumpulkan hamba-hambaMu”. (HR.Muslim, no. 709)


Di dalam hadits lain disebutkan :

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ مِنَ الصَّلَاةِ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ 

Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Kebiasaan Nabi shallalla ahu ‘alaihi wa sallam, jika telah mengucapkan salam (selesai) shalat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a, “Wahai Allâh Azza wa Jalla ampunilah dosaku yang telah aku lakukan dan (dosa akibat dari kewajiban) yang telah aku tinggalkan, (dosa) yang aku rahasiakan dan yang aku lakukan dengan terang-terangan, yang aku telah melakukan dengan berlebihan dan segala dosa yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkau adalah Muqaddim (Dzat Yang memajukan orang yang Engkau kehendaki dengan sebab mentaatiMu atau sebab lainnya) dan Muakh-khir (Yang memundurkan orang yang Engkau kehendaki). Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Engkau”. (HR. Abu Dâwud, no. 1509; dishahihkan syaikh Al-Albâni rahimahullah)


Setelah salam ketika shalat shubuh, Rasulullah biasa membaca doa berikut.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322)


Disarankan untuk membaca doa secara umum dengan sarat makna sebagaimana dituntun dalam hadits berikut.

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مُغَفَّلٍ سَمِعَ ابْنَهُ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْقَصْرَ الأَبْيَضَ عَنْ يَمِينِ الْجَنَّةِ إِذَا دَخَلْتُهَا. فَقَالَ أَىْ بُنَىَّ سَلِ اللَّهَ الْجَنَّةَ وَتَعَوَّذْ بِهِ مِنَ النَّارِ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِنَّهُ سَيَكُونُ فِى هَذِهِ الأُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِى الطُّهُورِ وَالدُّعَاءِ »

‘Abdullah bin Mughoffal pernah mendengar puteranya berdoa, “Ya Allah, jika aku masuk surga berikanlah kepadaku istana berwarna putih di sebelah kanan surga.”

‘Abdullah lalu berkata pada puteranya, “Wahai anakku jika berdoa mintalah pada Allah surga dan mintalah agar dijauhkan dari neraka karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang pada umat ini orang-orang yang berlebihan dalam bersuci dan dalam berdoa.” (HR. Abu Daud, no. 96; Ibnu Majah, no. 3864)

Kesimpulannya, berdoalah dengan doa yang sifatnya umum namun syarat makna, itu lebih baik.

Diantara doa yang diajarkan Rasulullah adalah doa berikut:

Di antara do’a untuk meminta segala ampunan dari Allah adalah do’a berikut ini:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى

“Allahummagh-firlii khothii-atii, wa jahlii, wa isrofii fii amrii, wa maa anta a’lamu bihi minni. Allahummagh-firlii jiddi wa hazlii, wa khotho-i wa ‘amdii, wa kullu dzalika ‘indii” (Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupn sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan) (HR. Bukhari no. 6398 dan Muslim no. 2719).

Membaca doa selain merupakan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga merupakan kebutuhan setiap hamba Allah. Sebagai seorang manusia yang banyak bergelut dengan berbagai persoalan dunia, kita tentu menghadapi berbagai masalah kehidupan, disinilah pentingnya doa. Dengan berdoa kita meminta pertolongan kepada Allah subhanahu wa taala, hanya kepada-Nya kita beribadah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.