Melanglang Kajian di Lembah

Penyampaian materi dilakukan secara bergilir dimana Pak Lurah  menjadi moderator dan pengarah materi. Materi-materi yang disampaikan adalah sebagai berikut:

a) Meteri pertama, point yang disampaikan adalah:

* Pentingnya kepatuhan, ketaatan dan kedisiplinan jajaran pejuang

* Pentingnya keikhlasan dalam berjuang

* Setiap pejuangharus mempersiapkan diri berjuang dalam berbagai situasi dan kondisi, dalam keadaaan susah dan senang, dalam suasana yang senantiasa prihatin dan tidak melulu senang-senang

b) Meteri kedua. Point yang disampaikan adalah :

* Tafsir' mengenai Qs 13:17 tentang filsafat air dan buih, ibroh bagi kualitas pejuang dan masa lepas (floating mass)

* Asas Sentralisasi dan Desentralisasi dalam Jama'ah

* Qs 6:136 tentang Orang/Institusi yang memutuskan diri dengan Pusat

c) Materi ketiga. Point yang disampaikan adalah :

* Kualifikasi kader pejuang sebagaimana Qs 13:17

* Proses pembentukan kader yang harus melalui tekanan, cobaan, 'tabrakan-tabrakan' sebagaimana proses terbentuknya batu pualam dan intan. Tanpa itu seseorang tidak mungkin menjadi pejuang

* Kader adalah mereka yang siap menjadikan apa yang dimiliki (fisik tubuh, pengetahuan, kekayaan, fasilitas, istri, dll) sebagai mata'un bukan sebagai tujuan kehidupan.

* Basthotan fil jismi wal ilmi, dan aktifitas lanjutan untuk meningkatkan jismi (tubuh) dan ilmu

d) Materi keempat. Point yang disampaikan adalah :

* Hadits tentang Qalbu, jika ia baik baik seluruhnya, jika ia buruk buruklah seluruhnya.

* Penyakit manusia ada tiga : penyakit fisik (sakit kepala, dll), penyakit jiwa/psikis (gila, stress, dll) dan penyakit hati Penyakit hati dapat berdampak pada penyakit fisik dan jiwa.

* Penyakit hati yang terberat: Sombong, Serakah dan Hasad (Dengki)

* Pentingnya menjaga kebersihan hati, agar hati mampu menangkap pesan-pesan langit dan rahasia-rahasia ghaib

e) Materi kelima. Point yang disampaikan adalah :

* 'Tafsir' tertang Qs. 3:191-194

* Kesadaran yang harus terus dimiliki seorang muslim setiap hari dan setiap saat adalah selalu tahu dan sadar akan misi suci risalah dan bersedia melaksanakan apa pun yang diperintahkan.

f) Materi keenam. Point yang disampaikan adalah :

* Pentingnya seorang pejuang untuk mengisi aktifitas harian dengan usaha-usaha tazkiyatunnafs sehingga terbentuk qalbun salim

* Yang harus diwaspadai dalam pembentukan qalbun salim : apa yang dimakan dan apa yang diminum (haruslah halalan thayyiban), apa yang didengar (yaitu pemikiran-pemikiran yang hanif), apa yang dilihat (pandangan yang dibentuk oleh konsepsi wahyu)

* Pentingnya membentuk mentalitas kesiapan untuk melakukan jihad fi sabilillah

* Tazkiyatunnafs akan menghilangkan cinta dunia dan akan cinta terhadap jihad fi sabilillah

g) Materi ketujuh. Point yang disampaikan adalah :

* Konsekuensi Lailaha illallah (La ma'buda illallah, la maqshudan illallah, la maujudan ilallah)

* Kepribadian pejuang yang selaras dengan tugasnya (Rasa cinta kepada Allah, Rasulullah, Ulil Amri, Tanah air-masyarakat-umat, kepada Tugas wajibnya) beserta seluruh konsekuensinya

* Kesempurnaan aqidah (ishlahul 'aqoidul jama'ati, ishlahul 'aqoidul qiyadati, ishlahul 'aqoidus syari'ati)

* Kepribadian pejuang sejati : memiliki kesiapan dan kesediaan untuk menumpahkan harta dan darah hanya kepada jalan yang bertabur rahmah, totalitas kesiapan dan kesediaan untuk menggunakan tiap detik waktu untuk jihad fi sabilillah, totalitas kesiapan dan kesediaan untuk mempertahankan harta dan jiwa untuk menegakkan kalimatillah.

* Peristiwa bay'ah 'aqobah dalam sejarah Rasulullah SAW

h. Materi kedelapan oleh Sam. Point yang disampaikan :

* Pengalaman beliau selama menjadi anggota pengaman

* Pentingnya ketaatan, kepatuhan, kedisiplinan, ketahanan jasmani setiap pejuang


RINCIAN

a) Meteri pertama. Point yang disampaikan adalah :

* Sasaran yang ingin dicapai dalam program pendakian kali ini adalah meningkatkan kepatuhan, ketaatan dan kedisiplinan pejuang dijajaran Jami'at.

* Penting bagi setiap pejuang untuk memiliki sifat-sifat ketaatan dan kepatuhan dalam mencari Ridho Allah SWT, program pendakian ini akan menjadi tolak ukur apakah kita sudah memiliki sifat-sifat tersebut.

* Dalam berjuang usahakan untuk senantiasa memiliki keikhlasan.

* Rasulullah saw pernah ditanya oleh para shahabat siapa yang disebut dengan 'khairul bariyyah', Rasulullah menjawab yaitu mereka-mereka yang begitu Rasul memerintahkannya sesuatu mereka langsung menaiki kudanya untuk menjalankan tugas yang diperintahkannya. Dalam kisah Ibrahim as, Ibrahim banyak mendapat ujian (kalimat) dari Allah SWT, tetapi Ibrahim memiliki sifat ketaatan dan kedisiplinan sehingga ia bersedia melaksanakan ujian-ujian tersebut, termasuk ketika berhadapan dengan Namrud. Dua hal diatas menunjukkan pentingnya bagi setiap pejuang memiliki sifat ketaatan dan kedisiplinan.

* Setiap pejuang harus mempersiapkan diri berjuang dalam berbagai situasi dan kondisi, dalam keadaaan susah dan senang, dalam suasana yang prihatin dan tidak melulu senang-senang Dalam program pendakian ini, situasi berat dan letihnya perjalanan merupakan gambaran dari beratnya perjalanan menuju Mardhotillah itu.


b) Meteri kedua, Point yang disampaikan adalah :

* 'Tafsir' mengenai Qs 13:17 tentang air dan buih, memberikan gambaran tentang kualitas pejuang dan masa lepas (floating mass). Air adalah sumber dan awal kehidupan, sedangkan buih adalah sesuatu yang lahir kemudian, air bergerak mengikuti arus gerakan, sedangkan buih bergerak tetapi berlawanan dengan arus gerakan, kalau air bergerak karena 'berisi' tetapi buih bergerak karena tertiup angin, sesuatu yang berasal dari luar gerakan itu sendiri.

* Tidak ada sesuatu yang diberikan gratis tanpa ada artikulasi kepentingan langit yang menyertai pemberian tersebut. Manusia diberi Allah pengetahuan, harta, ketampanan, kekuatan dan potensi lainnya tidak secara gratis, manakala ia telah diberi hidayah oleh Allah SWT untuk memasuki Al-Islam maka segala piranti asesoris yang melekat pada dirinya (pengetahuan, harta, ketampanan, kekuatan, dll) menjadi satu kesatuan yang integral dengan kepentingan langit yaitu pendzahiran misi suci Al-Islam (ma khalaqta hadza bathilan).

* Dalam pemanfaatan dan penggunaan potensi dan kekuatan manusia diatas Allah memberikan asas desentralisasi atau otonomi seluas-luasnya, sepanjang itu terkait dengan misi suci risalah. Kita merasakan bahwa kita bebas menggunakan kekuatan, potensi dan sumber daya kita untuk kehendak-kehendak diri kita sendiri, kita bebas untuk melihat kepada apa saja, kita bebas untuk mendengar apa saja, kita bebas untuk mengeluarkan uang kita untuk apa saja, dan demikian seterusnya, tetapi sepanjang apa yang lata lakukan dan kerjakan itu sesuai dan terkait dengan pendzahiran misi suci risalah. Jika ada manusia yang mempergunakan, mengalokasikan, memanfaatkan potensi, kekuatan dan sumber daya yang dimilikinya terlepas, terbebas, tidak terkait dengan misi suci risalah maka hal itu menjadi suatu kecacatan bagi manusia tadi, dan kecacatan ini tidak bisa dihapuskan akan tampak nanti diakhirat

* Berkenaan dengan hubungan struktural dalam institusi Al-Islam juga terdapat asa desentralisasi, namun yang menjadi perhatian adalah bahwa munculnya asas otonomi atau desentralisasi karena terkait dengan misi suci risalah, tidak diperbolehkan dan tidak diperkenankan sedikitpun bagi suatu lembaga struktural tertentu dengan berdalil pada asas desentralisasi lantas memutuskan diri dengan lembaga yang berada (batasnya. Tidak diperbolehkan baginya untuk tidak melaksanakan instruksi-instruksi, maklumat dan perintah lembaga dialasnya, seolah olah ia menjadi pengatur bahwa 'ini untuk pusat, ini untuk saya'.

* Pusat adalah ruh, pusat adalah sumber rahmah, siapa saja yang memutuskan diri dengan pusat maka ia memutuskan diri dengan ruhnya sendiri, ia memutuskan diri dari benang rahmah dan hidayah. Perhatikan Qs 6:136. Daerah yang memutuskan diri dengan pusat maka sesungguhnya ia sudah tidak lagi punya ruh.


c) Materi ketiga. Point yang disampaikan adalah .

* Kualifikasi kader pejuang sebagaimana Qs. 13:17. Ia adalah manusia biasa seperti manusia lainnya, tetapi ia sadar akan pengaruh 'langit' yang terhantar dalam dirinya. Ia sadar bahwa dirinya harus berguna 'indallah wa 'indannaas. Ia bukanhanya menjadi tokoh yang menyenangkan istrinya saja tetapi ia adalah perangkat pendzahiran risalah, ia siap berpisah dengan anak dan istrinya jika sudah tidak sejalan dengan misi sucinya.

* Proses pembentukan kader harus melalui tekanan, cobaan, 'tabrakan-tabrakan' sebagaimana proses terbentuknya batu pualam dan intan. Batu pualam dan intan asalnya adalah bongkahan kosmik yang terbentuk jutaan tahun lalu, bongkahan tersebut setelah mengalami tekanan panas yang luar biasa melampaui titik didih, gesekan dengan berbagai lempeng bumi dan tabrakan-tabrakan sedimen kemudian muncul sebagai batu pualam dan intan yang memiliki kekerasan unsur yang tidak tertandingi dengan unsur lain. Seseorang akan bisa menjadi pejuang manakala ia sendiri tidak lari dari tekanan, cobaan, tabrakan-tabrakan dan gesekan-gesekan dalam kehidupan. Siapa saja yang lari dari itu semua maka ia hanya akan menjadi sampah.

* Kader adalah mereka yang siap menjadikan apa yang dimiliki (fisik tubuh, pengetahuan, kekayaan, fasilitas, istri, dll) sebagai mata'un bukan sebagai tujuan kehidupan. Dalam sebuah hadits Rasulullah berkata : Berlindunglah engkau dari unsur yang tidak bermanfaat. Unsur yang tidak bermanfeat adalah apa-apa (pengetahuan, kekuatan, potensi, sumber daya ) yang dimiliki manusia tapi tidak berguna untuk pendzahiran risalah.

* Basthotan fil jismi wal ilmi, dan aktifitas lanjutan untuk meningkatkan jismi (tubuh) dan ilmu.


d) Materi keempat. Point yang disampaikan adalah :

* Hadits tentang Qalbu, Rasulullah mengatakan bahwa ada sepotong daging dalam tubuh manusia yang jika ia baik baik seluruhnya, jika ia buruk buruklah seluruhnya, sepotong daging itu disebut dengan hati (alqalb) Mengingat sedemikian pentingnya hati manusia, maka setiap pejuang harus memperhatikan kebersihan hatinya, yaitu dengan menjaganya terserang penyakit-penyakit hati.

* Penyakit manusia ada tiga macam : penyakit fisik (contohnya keseleo, sakit kepala, dll), penyakit jiwa/psikis (gila, stress, dll) dan penyakit hati. Penyakit hati dapat berdampak pada penyakit fisik dan jiwa.

* Penyakit hati yang terberat: Sombong, Serakah dan Hasad (Dengki). Ketiga penyakit hati ini harus dijaga agar tidak sampai terkena pada kalbu setiap pejuang.

* Nilai penting menjaga kebersihan hati adalah agar hati mampu menangkap pesan-pesan langit dan rahasia-rahasia ghaib. Hati yang bersih dan terjaga dari penyakit-penyakit akan mampu menangkap pesan-pesan langit dan rahasia-rahasia ghaib, tetapi hati yang banyak melakukan ma'shiyat akan tertutup dan tidak akan mampu menangkap apalagi menerjemahkan pesan-pesan langit dan rahasia-rahasia ghaib kedalam aktifitas-aktifitas pejuang.


e) Materi kelima, Point yang disampaikan adalah :

* Tafsir' tentang Qs. 3:191-194

* Kesadaran yang harus terus dimiliki seorang muslim setiap hari dan setiap saat adalah selalu tahu dan sadar akan misi suci risalah yang diemban dan diperjuangkannya, dan bersedia melaksanakan apapun yang diperintahkan. Kesadaran dimaksud hanya akan didapat manakala seorang pejuang senantiasa mentafakkuri kejadian-kejadian yang terjadi disekelilingnya.


f) Materi keenam, Point yang disampaikan adalah :

* Pentingnya seorang pejuang untuk mengisi aktifitas harian dengan usaha-usaha tazkiyatunnafs sehingga terbentuk qalbun salim dalam dirinya.

* Yang harus diwaspadai dalam pembentukan qalbun salim adalah . apa yang dimakan dan apa yang diminum (haruslah halalan thayyiban), apa yang didengar (yaitu pemikiran-pemikiran yang hanif), apa yang dilihat (sehingga mampu membentuk pandangan yang berdasar pada konsepsi wahyu). Apa yang dikonsumsi oleh mata, telinga dan mulut akan menentukan pembentukan kepribadian seorang manusia, jika seorang muslim tidak memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh ketiga unsur tubuh tersebut akan sulit membentuk kepribadian muslim yang utuh.

* Dalam melakukan jihad fi sabilillah aspek yang terpenting adalah mentalitas, ibaratnya dalam pertempuran jika seorang tentara mentalitasnya sudah kalah sebelum berperang bagaimana mungkin ia bisa memenangkan peperangan, bilah nilai penting membentuk mentalitas kesiapan untuk melakukan jihad fisabilillah bagi setiap pejuang

* Tazkiyatunnafs akan menghilangkan cinta dunia dan akan cinta terhadap jihad fi sabilillah.


g) Materi ketujuh. Point yang disampaikan adalah :

Konsekuensi Lailaha illallah adalah La ma'buda illallah, la maqshudan illallah, la maujudan ilallah. La ma'buda illallah artinya tidak ada yang diabdi kecuali Allah, tiada yang dijunjung tinggi melampaui dan menyamai Allah, termasuk melampaui dan menyamai lembaga. Tiada yang dicari kecuali dzahimya lembaga. La maqshudan illallah artinya tidak ada yang dimaksud kecuali hanya Allah, kemana saja ia memandang dan kemana saja ia melangkah semata haus dan dahaga mencari akan rahmah dan ridho Allah SWT. La maujudan illallah artinya tidak ada yang wujud kecuali Allah, tidak ada yang wujud (diakui) dalam pandangan seorang muslim kecuali lembaga, kecuali pemimpin yang yang memikul pendzahiran misi risalah suci. Kesadaran tauhid semacam ini diwujudkan dalam kebulatan tekad dan sikap pejuang untuk memperjuangkan misi sucinya.

Setiap pejuang dalam setiap tingkah lakunya haruslah sesuai dengan tugasnya, tegasnya Kepribadian pejuang yang selaras dengan tugasnya. pejuang yang memiliki keselarasan jiwa ini akan menunaikan segala tugas wajibnya dengan sepenuh jiwanya, dengan tekun dan khusyu’ dan khudlu tanpa menghiraukan atau terpengaruh oleh sesuatu diluarnya. Keselarasan jiwa ini hendaknya bersifat vertikal mulai dari tingkat pimpinan tertinggi hingga bawahannya dan horizontal merata meliputi Jamaat. Pangkal pokok kesadaran jiwa pejuang ini terletak pada rasa cmta ialah rasa suci mumi yang bersemayam dalam lubuk kalbu setiap pejuang sejati. Rasa cinta ini terkandung dalam rasa cinta setia kepada Allah, Rasulullah, Ulil Amri, Tanah air-ummat-masyarakat dan kepada tugasnya.

Rasa cinta setia kepada Allah (mahabbatullah) dalam makna dan wujudnya adalah sanggup dan mampu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya tanpa kecuali, mendahulukan dan mengutamakan pelaksanaan perintah Allah dari pada sesuatu diluarnya, dan mendasarkan amal perbuatannya atas wahdaniyatullah, tanpa alasan dalil apapun kecuali khalishon mukhlisan semata

Rasa cinta setia kepada Rasulullah dalam makna dan wujudnya adalah sanggup dan mampu merealisasikan ajaran dan sunnah Rasulullah dengan keyakinan sepenuhnya dalam rangka jihad membina lembaga dan pantang melakukan sesuatu diluar ajaran dan hukum Islam sepanjang sunnah.

Rasa cinta setia kepada Ulul Amri Islam yang didalamnya termasuk rasa cinta seria kepada  lembaga tidak kepada diluarnya dan rasa cinta kepada lembaga tidak kepada diluarnya

Rasa cinta setia kepada tanah air, ummat dan masyarakat dengan catatan kecintaan dan kesetiaan dalam hubungan ini tidak sekali-kali melanggar dan menyimpang, melebihi atau mengurangi barang apa yang termaktub diatas.

Rasa cinta setia kepada tugasnya, tugas dan wajibnya melaksanakan jihad  pada jalan Allah, karena Allah untuk mentegakkan kalimatillah, langsung menuju mardhatillah.

Adanya kecintaan-kecintaan diatas adalah merupakan cerminan kesempurnaan aqidah. Kesempurnaan aqidah terkandung dalam islahnya (beresnya/bersihnya) aqidah jama'ah (ishlahul 'aqoidul jama'ati), islahnya aqidah kepemimpinan (ishlahul 'aqoidul qiyadati) dan islahnya aqidah syari'at (ishlahul 'aqoidul syari'ati). Islahnya aqidah jama'ah ditandai dengan sudahnya seorang pejuang menempatkan harokah sebagai satu-satunya sentral gerakan. Ishlahnya aqidah kepemimpinan ditandai dengan sudahnya seorang pejuang menjadikan pimpinan diatasnya sebagai satu-satunya tempat menyerahkan wala'nya. Ishlahnya aqidah syari'at ditandai dengan sudahnya seorang pejuang menempatkan segala geraknya dalam kaidah dan hukum-hukum serta kaidah-kaidah syara'.

Kepribadian pejuang sejati tegasnya adalah kepribadian pejuang yang memiliki kesiapan dan kesediaan untuk menumpahkan harta dan darah hanya kepada jalan yang bertabur rahmah, totalitas kesiapan dan kesediaan untuk menggunakan tiap detik waktu untuk jihad fi sabilillah, totalitas kesiapan dan kesediaan untuk mempertahankan harta dan jiwa untuk menegakkan kalimatillah.

Peristiwa bay'ah 'aqobah dalam sejarah Rasulullah SAW. 

h) Materi kedelapan oleh Sam. Point yang disampaikan .

Pengalaman beliau selama menjadi anggota pengamanan 

Pentingnya ketaatan, kepatuhan, kedisiplinan, ketahanan jasmani setiap pejuang. Sekedar sebagai sebuah ilustrasi 'orang tua' ini sekalipun sudah berusia sangat lanjut tetapi masih memiliki ketahanan fisik dan mental untuk mendaki dari jalur yang paling terjal 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.