Khutbah Idul Adha

Segala puji bagi Allah swt. Dzat yang telah memisahkan antara haq dan bathil. Dibentuknya hamba-hamba terkasih yang berharap belaian kasih sayang nya, dan dibiarkannya lalai dan sesat orang-orang yang bathil. Orang-oarang yang cenderung kepada kehidupan sesaat, duniawi dan jalan sabili thagut. la Rabb yang memerintahkan kepada kita semua untuk mengikuti sunnah rasul-Nya yang mulia agar kita terbentuk atas kesamaan jalan yang lurus dan agar kita dapat terhindar dari segala ikhtilaf dan iftiraq. Segala penyimpangan dari jalan yang lurus.

Keagungan, kekuasaan dan kemuliaannya adalah mutlak miliknya yang memang tampak nyata pada hari 10 Dzulhijjah ini tatkala gempita takbir memenuhi segala ruang lubuk qalbu mukmin-mukminat. Terhantar lewat ekspresi gerak ruku sujudnya, menyatakan pengakuan sesungguhnya akan agungnya, mulianya, luhurnya Rabbul izzati Allah swt, serta dhaifnya kita sekalian.

Allahu Akbar -Allahu Akbar - Allahu Akbar Walillahilhamd. 

Hadirin sidang Idul Adha rahimakumullah.

Inilah hari yang agung, hari 10 Dzulhijjah, hari penyembelihan. Hari dimana Allah swt. mensyariatkan sekali lagi kepada seluruh manusia di segala bangsa, bahwa segala bentuk macam dan jenis materi hanyalah sebagai alat bagi pertumbuhkembangan kejayaan ruhani. Pada hari ini dan juga hari-hari tasyrik sesudahnya mensyariatkan pada sepanjang sunnah rasulullah agar seluruh ummat manusia menyaksikan bagaimana pengakuan Allah swt,  bahwa ruhani manusia berada jauh diatas segala bentuk materi duniawi.

Pada hari ini dan juga hari-hari Tasyrik berikutnya Allah swt. mengizinkan sebanyak-banyaknya hewan qurban untuk disembelih . Sebanyak-banyaknya darah untuk ditumpahkan guna dijadikan wasilah, penghantar, penghubung antara mahluq dan khaliqnya, antara abdi dengan ma’budnya, guna naiknya ruhani manusia ke dimensi langit agar bisa mendekat kepada Allah azza wajala. Kesempatan dan kemudahan ini hanya dimungkinkan, sekali dalam satu tahun. 

Karena itu seyogyanya semua kaum mukminin, laki-laki perempuan tua ataupun muda berbondong-bondong mendatangi lapangan penyembelihan guna menyaksikan sekaligus mengikrarkan pernyataan sikap mental Taqwanya menuju kejayaan-kejayaan ruhani. Maka bagi pemilik hewan qurban bawalah hewannya itu ke lapangan tempat penyembelihan dan bawa serta anak istrinya untuk menyaksikan keutuhan segenap lingkup ruhani seorang hamba Allah yang mengikrarkan ketaqwaannya guna mengharapkan ridha Allah swt.

Pun bagi mereka yang tidak memiliki kelapangan mengadakan hewan qurban, disunatkan untuk hadir menyaksikan dan ikut mengucapkan lisannya guna menghantarkan azamnya kepada Allah aza wajala. Kendatipun tanpa hewan qurban kerinduan untuk tumbuh kembangnya ruhani lewat sebuah eskalasi yang dijanjikan Allah seperti yang didapat oleh jajaran hamba-hamba Allah yang muttaqin tetap harus menggelora.

Allahu Akbar- Allahu Akbar- Allahu Akbar Walillahilhamd. 

Hadirin sidang Idul Adha Rahimakumullah.

Prosesi ibadah iedhul qurban berawal dari terhantarnya qurban seseorang kepada Allah swt. la menyerahkan keseluruhan hidupnya, keseluruhan jiwa raganya semata hanya kepada Allah. Betapapun besarnya daging dari hewan qurban tersebut. Betapapun banyak darah yang tertumpah dari sembelihannya tak sedikitpun yang sampai kepad Allah. 

Apa gerangan yang sebenarnya sampai kepada-Nya ? Apa gerangan yang sampai menggetarkan arasy Allah swt? Hanyalah ruhani-ruhani muttaqin dari perilaku sang pengikrar. Karena qurban merupakan cerminan kebulatan, kesungguhan penyerahan hidup dan matinya seseorang hanya untuk Allah swt.. Maka betapa tidak patutnya tatkala ikrar qurban disampaikan ia menghendaki bagian dari hewan kurban untuk dirinya. "Saya serahkan satu ekor hewan kurban tapi tolong pahanya belakangnya itu untuk mertua saya," Kata-kata seperti ini rasa-rasanya merupakan cerminan tidak menjiwai sikap kebulatan tekad, kesiapan serta keutuhan hati seorang hamba dalam pengabdiannya kepada Allah.

Namun begitu hadirin sidang iedhul Adha rahimakumullah azas manfaat dari daging hewan kurban yang telah halal dengan jalan penyembelihan menjadi bagian kedua, bagian yang diluar kaidah, syariah, atau juga masruah dari prosesi sakral ibadah qurban itu sendiri.

"Jika kamu suka makanlah!" begitu Allah berfirman, "Atau jika kamu tidak suka berikanlah kepada yang lain!" Tidak ada bahasa mustahik di dalam pendistribusian daging qurban. Tidak ada bahasa yang terkurung sebagaimana kaidah marfuah di dalam bab zakat fitrah. Tetapi tidak dengan sekehendak hati seseorang membawa daging hasil ibadah qurban untuk kepentingan rumahnya sendiri, sebab kaidah ini bertentangan dengan kaidah mental yang benar yang diijabkannya kepada Allah dalam ikrarnya bukan untuk kepentingan dirinya sendiri. Ikrarnya untuk kepentingan seluruh jajaran jamiatul muslimin. Karena itu disunatkan jangan membawa lewat dari kepentingan tiga hari makan keluarga.

Tentu saja pada kondisi dimana ukuran itu telah dilakukan maka kemudian terjadi pembusukan sisa dan pembuangan maka hukum akan berubah dengan catatan guna kemaslahatan umum dan ummat. Kemanfaatan sebanyak-banyaknya menjadi prioritas.

Allahu Akbar- Allahu Akbar- Allahu Akbar walillahilhamd.

Bersama dengan disembelihnya hewan qurban, jutaan saudara-saudara kita yang lain menunaikan ibadah haji. Ibadah yang pahalanya akan naik menembus langit dan menggetarkan arasy yang agung hingga Allah berkenan mencatat mereka dengan derajat Muttaqin.

Ibadah qurban adalah ibadah yang sangat tua dalam syariat Islam. Bahkan sudah ada sejak jaman Adam as. Dan selanjutnya menjadi syariat dalam setiap ajaran nabiyullah, kemudian mengikat jamiatul muslimin pada tiap-tiap jaman.

Jika Al-Khaliq mencatatkan kesiapan mental yang sama pada setiap generasi kaum mukmin maka sudah pasti ada pula jadwal yang sama, sedang dalam pelaksanaannya memerlukan fasilitas kesiapan dan kesanggupan. Perilaku apa gerangan yang memiliki daya dukung yang sangat hebat hingga ikrar penumpahan qurban merupakan ciri manusia yang sempat dilakukan malaikat

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Qs. Al Baqarah:20

Manusia adalah mahluq yang fitrahnya menumpahkan darah, membuat kerusakkan. Tapi menumpahkan darah bukan untuk kebinasaan menumpahkan darah guna keagungan ruhaninya sendiri, keagungan syaria Ilahi. Bagaimana kita harus membuat kerusakan guna berlangsungnya syariat Islam itu sendiri.

Judul apa gerangan yang perlu dilakukan kesamaan sikap hingga sejak Adam AS hingga manusia terakhir kelak jika ada, disunatkan sepanjang syariat guna melakukan iedhul qurban menyelesaikan penyembelihan qurban ini. Jika ukurannya hanya shalat lima waktu betapa tidak perlunya totalitas kesiapan ini sebab tanpa itupun  orang kafir mampu melakukannya .

Jika judul besar yang perlu disamakan bagi bangsa dan ummat adalah ibadah shaum tentu tidak perlu adanya tumpahan darah sebagai syarat ikrar yang menyebabkan terpautnya mental seseorang kepada Allah Aza wajalla. Zakat demikian juga . Tetapi tujuan hamba yang dimaksudkan guna memandu satu pola yang sama memiliki misi yang sama dan judul yang sama, sejak Adam as. hingga mukmin terakhir yang hidup di muka bumi.

Apakah gerangan judul besar yang dimaksud? Judul yang dimaksud adalah judul khalifah demi tegaknya mulkiyatullah fil ardhi.

Sejarah sudah membuktikan betapa mereka yang tidak memiliki kesiapan fasilitas mardhatillah guna pengabdian sesungguhnya kepada Allah Aza wajala banyak yang terserpih, banyak yang terpental, banyak yang hanya meniti titian guna mempertinggi tempat jatuhnya kembali, hingga istilah murtadin, munafikin menyelimuti mereka.

Karena itu kita berharap lewat prosesi suci qurban kali ini yang kitapun belum tentu bisa mengikrarkannya pada tahun yang akan datang, membawa ruhani kita menuju optimalisasi hasil yang berimbas pada naiknya ruhani kita ke derajat muttaqin. Yang selanjutnya memacu kita untuk melaksanakan misi yang lebih besar yaitu misi mencelup dunia dengan keluhuran ruhani,misi yang mampu membalikkan dunia serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya kepada fitrahnya, yaitu sebagai alat penegak digjayanya kerajaan ruhani, yang akan menjadi dasar tempat curahnya rahmat Allah swt.

Curahan rahmat yang akan mewujudkan keharmonisan antara ummat manusia dengan lingkungannya. Bukan simbul-simbul syetan laknatullah yang mengubah pola, mendobrak fakta, menyusun kekuatan atas dasar nafsu duniawi, membunuh dan memperkosa ruhani suci hingga muncullah penguasa-penguasa yang memunculkan kepentingan-kepentingannya sendiri dengan mengeksploitasi manusia guna kepentingan nafsu dunia, sesuatu yang sejak jaman Plato dan Aristoteles ribuan tahun yang silam tetap hanya ada di dunia idea , mimpi atau hayalan. Tak pernah mewujud dan tak pernah membukti . Bahkan sejak para tokoh yang mengaku digjaya atas aliran kapitalisme sendiri mencengkramkan kukunya di bumi marhamah ini.

Tengoklah akibat yang mereka timbulkan yang meliputi alam semesta, bumi, langit dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Mari kita renungkan apa yang tersisa dari rencana kapitalis, rencana yang mengubah pola keagungan ruhani suci? Derap kemanusiaan digantinya dengan dominasi kekayaan, kekuasaan dan sejumlah materi. Ternyata jutaan manusia binasa.

Atau Kari Mark dengan komunismenya. Sejak Eropa timur mampu mengelilingi dunia apa yang terwariskan pada manusia-manusia yang datang berikutnya? Kemaslahatan macam apa? Keadilan macam apa? Kesejahteraan macam apa? Yang jelas kebinasaan,.ancaman-ancaman yang tersisa dari hulu ledak nuklir yang dimiliki negara-negara bekas jajahan Rusia saat itu.

Apa pula yang akan diwariskan Kapitalis Amerika sekarang, Apa yang sedang mereka bangun sering menjadi penyebab penguasaan materi terhadap mereka yang lemah. Ditekannya suatu bangsa, dikekangnya suatu golongan, dibinasakannya suatu kelompok manusia, semua atas dasar keadilan yang katanya mereka junjung tinggi. Yang ternyata hanya menghasilkan kesan buruk.

Belum cukupkah kebiadaban-kebiadaban manusia tadi? Belum cukupkah kebinasaan lingkungan yang diakibatkannya? Lalu akankah kita tetap mengikuti / bermakmum dalam gerak langkah mereka yang kita tahu akan membawa kita menuju jurang kehancuran?

Sudah selayaknya kita mencari solusi. Bukankah sudah sepatutnya kita menengok lagi sejarah bangsa-bangsa manusia yang membentuk pribadi dan rumah tangga berdasar keagungan ruhani suci! Bukankah sudah saatnya kita menengok kepada pemikul risalah ilahi yang sudah terbukti mampu mewujudkan manusia marhamah di dunia ini !

Solusinya bukan dari Amerika pindah ke Eropa, bukan mencoba mengelak dari tekanan Kapitalisme kemudian merubah arah berlindung pada komunisme. Atau kehancuran blok barat diganti dengan sistim blok timur.

Ketentuan Allah mengisyaratkan manusia bebas berkehendak, silahkan mereka saling binasakan . Namun inikah yang kita harapkan? Kebinasaan yang terus berlangsung tak kan pernah berhenti tanpa mengambil solusi alternatif.

Dalam Al-Quran surat ke Al Baqarah (2): 177 kita akan menemukan cara bahwa kembali kepada konsep yang sejak awal dibakukan Allah tatkala bumi dan langit ini diciptakan merupakan satu-satunya solusi yang ada tanpa menambah kerusakkan. 

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa".

Tatkala keduanya masih menyatu dalam satu atap, tatkala keduanya dipanggil dan mereka (bumi dan langit menjawab ketidaksanggupannya. Tak ada mahluq yang bisa mengatur bumi. Tak ada hukum-hukum agung yang bisa menata bumi beserta unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Namun Allah menciptakan hukum-hukum agung yang haq, yang secara fitrahnya baku dan sabda yang terucap adalah sunnah yang sudah terbukti sejak Adam as.

Allahu Akbar- Allahu Akbar- Allahu Akbar Walilahilhamd 

Hadirin sidang Idul Adha Rahimakumullah

Konsep dasar dalam mentuhankan makna dunia, menjadikan tiap-tiap manusia itu budak bagi harta, bukan lagi sebagai tuan bagi hartanya. Manusia yang sudah dimuliakan dan diagungkan Allah swt. sebagai khalifahnya, diberikan kelebihan. Haruskah ridha dikembalikan sebagai budak bukan sebagai tuan dari alat? Mereka yang rela diperdaya dipermainkan untuk imbalan sedikit materi, setetes kekuasaan, sepercik kekuatan, suatu konsep yang bertentangan dengan konsep langit, konsep Allah swt yang agung.

Bukankah Allah swt. telah memberikan sebuah solusi yaitu konsep Khalifatullah fil Ardi, sebuah konsep yang menjadi kan ruhani suci sebagai dasar gerakan. Bukan saja akan mengulang suatu keharmonisan manusia dalam lingkungannya, tapi juga akan menjadi benteng yang kokoh serta energi yang dahsyat guna menundukkan keangkuhan syeitan jin dan syeitan manusia yang mengandalkan banyaknya materi .

Mari kita tengok kerajaan ruhani yang dibangun Nabiyullah Sulaiman as.! Bagaimana kemaslahatan terjadi, keharmonisan antara Sulaiman dan lingkungannya. Bagaimana alam mendukung dan memberikan suportnya pada kemaslahatan manusia yang tinggal diatasnya. Coba tengok bagaimana perjalanan kerajaan Daud as.! Bagaimana ruang yang pendek, waktu yang sesaat terakumulasi kekuatan manusia yang dahsyat menjadi simbul nan agung.

Bagaimana pula kisah Islam pada jaman Rasulullah saw. Terbentuknya suatu masyarakat marhamah, ummatan wahidah menuju pantai harapan yang sama, surga, jannatun na'im. Sesuatu yang belum pernah tercapai oleh konsep, filsafat sebelum dan sesudahnya .

Allahu Akbar- Allahu Akbar Allahu Akbar.

Lewat Iedhul Adha ini mari kita tata kembali bentuk ruhani anak, istri, suami kita lewat suatu bentukan Marhamah llahiyah. Ruhani yang sanggup keluar dari problema kehidupan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.