Kesempurnaan Sebuah Aqidah

 I. MUKADDIMAH

“Mencari Mardhatillah” Sebuah ungkapan yang sering terucap pada bibir setiap manusia yang mengaku dirinya beriman kepada Allah Swt. Siapa pun manusianya apa pun kedudukan dan status sosialnya manakala ditanya tentang tujuan hidupnya dan dia mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang mu’min pasti jawabannya adalah Mardhatillah.

Tidak semua orang yang fasih melafadzkannya dan pandai mengucapkannya tahu hakekat yang sebenarnya. Mardhatillah bukanlah konsep abstrak yang bisa diabstraksi dengan anilisir individualis, konsep-konsep tamani/utopis yang hanya berdasarkan pada perkiraan akal dan kepuasan jiwa manusia, dia adalah konsep konstruk yang mutlak mendefinisikan hanya hak preogratif Allah Swt.

Kekonstruktifan mardhatillah bisa kita lihat pada (QS. 2;208-209) yaitu dalam mekanisme sistem Al Islam disebut Al Silmi Kaffah (Kal Bunyanul Marsus). Setiap afeksi, atensi dan potensi semua harus tercurah dan terlimpah kepada Al Silmi Kaffah.

Tetapi ikhwan fillah rohimakumullah, kondisi Mardhatillah haram terwujud di dunia apalagi di sepetak tanah bumi Allah yang namanya Indonesia jika para pelaku dalam melaksanakan program-program usaha-usahanya dan aktifitas-aktifitasnya terselip unsur-unsur syirik. Hal ini diabadikan Allah dalam Al qur’an (39;65) dan diinformasikan kepada seluruh nabi-nabi.

Kegagalan para Pejuang pendahulu dalam membumikannya di mana perjuangan bertahun-tahun  dengan tumpahan darah yang tak terhingga, ceceran keringat yang sulit dihitung, kekayaan yang banyak tersalurkan, istri yang banyak ditinggal mati suami, anak yang banyak ditinggal mati orang tuanya, tidak ada monumen yang siap atau paling tidak ditindak lanjuti itu semua menurut para saksi sejarah diakibatkan karena masuknya unsur-unsur syirik.


Kronologis Kemusrikan Awal Pembumian :

“Perhatian para Pejuang terhadap kemusrikan ini cukup besar sekali dimana Skirining atau pemantauan pada lapis 1 ketat sekali dan semua jajaran bersih Aqidahnya. Namun pada lapis 2, 3 sangat lemah sekali dan banyak terselip para pemimpin dalam jajarannya para munafikin dan musyrikin.

Tujuan para musrikin dan munafikin adalah modus oprandinya, ia mengatas namakan pejuang, tetapi bertingkah laku bertentangan dengan Al Qur’annul karim dengan tujuan membentuk opini, menghilangkan dukungan /simpati.


Antisipasi

“Untuk mengantisifasi hal itu maka perlu adanya penataan dan perapihan struktur dimana struktur yang lama dirubah menjadi sistem terbatas (tsb).


ISI MATERI


I. PENATAAN AQIDAH

1. Target penataan aqidah ini adalah : Bagaimana menghantarkan seseorang bisa sampai kepada kondisi islahul aqidah atau aqoid-aqoid.

2. Kondisi pemahaman masyarakat : Kondisi pemahaman masyarakat awam memahami aqidah hanya sampai ke tingkat sifat-sifat Allah itu yang diajarkan dipesantren dan sekolah-sekolah umum dan agama, kalau hafal dan fasih melafadzkan dan menggumamkan sifat-sifat Allah maka ia sudah sampai ketingkat sesempurnanya aqidah. Kalau hanya sifat Allah yang 20 yang dijadikan indikator pengukur maka tidak ada makhluk bumi lebih yakin keyakinannya dari pada syetan, karena syetan langsung bertemu dan berdialog setiap memohon kepada Allah pasti menggunakan istilah Ya...Robbi !


II. SUBTANSI AQIDAH

Sebagai landasan pokok bahasan Aqidah adalah (Qs; 2;177); bahasan aqidah intinya adalah beriman kepada Allah Swt (امن باالله) yang ini merupakan pokok bahasan dan kemudian menjadi bahasan khusus (sub bahasan) yang disebut tauhid yang memiliki makna, wahada وحد , yuwahiduيوحد  , tauhidan توحيدا  yang memiliki arti : MengEsakan , menjadikan Esa dan menganggap Esa, apa yang di Esakan ? dan apa yang harus dianggap esa atau diyakini ke Esaan-Nya. 

Dalam penganggapan dan peyakinan Esa bukan pada Zatiyahnya seperti ; ketuhanan yang maha Esa. Kalau Esa dalam pengertian Zatiyah maka orang-orang kafir meyakini pulake Esaan Allah Swt (Qs; 13;16), apakah Allah punya tandingan dan apakah kamu mengabdi selain Allah ;

“ Kami tidak menyembah melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah” (Qs; 39;3)


III. ESENSI AQIDAH

Didalam memahami sub bahasan Aqidah ini yaitu tauhid, orang tidak akan sampai ketingkat sesempurnanya Aqidah kalau ia tidak memahami Esensi tauhid, Esensi Tauhid itu ada tiga (Qs;114;1-3);

1. (اعوذوا برب الناس) intinya adalah ; لارب إلا الله  tiada tuhan selain Rob. Definisi Rob; pemelihara, pencipta yang mengatur, yang memberikan, yang mematikan, yang menghidupkan, yang memberikan jodoh atau tidak memberikan jodoh. Tetapi dalam hal ini yang sering menjadi polemik bahasa adalah mengatur dimana orang menerjemahkan mengatur berarti Allah menghukumi atau mentahkimi akan tetapi disini yang dimaksud mengatur adalah pengaturan-pengaturan Sunatullah (Legularitas Rububiyah) yaitu ; bagaimana Allah mengatur metabolisme tubuh ini berjalan, bagaimana tata surya berjalan dengan porosnya ( Referensi ; lihat kamus Al munawir, Lisanul A’rab atau Al Mufradatil Qoribul Qur’an)


REALISASI TAUHID RUBUBIYAH 

Jika manusia menyakini selain Rob/Allah ada lagi baik benda abstrak maupun kongkrit yang kita yakini mempunyai kekuatan rububiyah. Contoh ;

a. Benda kongkrit bisa menyelamatkan, melindungi, dapat memberikan jodoh, naik pangkat, maju usaha wujudnya adalah ; cincin, keris, batu, gunung, isim.

b. Benda abstrak, Filsafat ;Orang yang menyakini dalam penghantaran masyarakat berdasarkan filsafat dll dapat menghantarkan ketingkat adil, makmur, bahagia dan sejahtera. Contoh ; kalau anak laki-laki lahir sabtu maka calon wanitanya harus lahir senin. Hal itulah yang dimaksud musyrik Rububiyah.


UNSUR TAUHID RUBUBIYAH ; 

Undur tauhid rububiyah tidak bisa diwakilkan kepada siapapun termasuk Nabi, oleh karena itu setiap manusia yang membutuhkan urusan-urusan rububiyah harus langsung kepasa Allah tanpa melalui perantara (Q.S. 16; 50)

Kalau Muhammad mewakili urusan rububiyah pasti kalau orang butuh keselamatan, kekayaan datang kepada Muhammad. Oleh karena itu Muhammad saw tidak mewakili urusan-urusan Rububiyah apalagi para Nukut (Dukun), para Normal itu hak mutlak Allah Swt.


KONSEP RUBUBIYAH ;

a. Konsep Rububiyah adalah merupakan konsep pemukiran yang masuk kekeyakinan, sedangkan Iman tempatnya di Qolbu (QS; 49;7) dan Qolbu merupakan simbol pemimpin/Supra Struktur (pejabat tinggi pengambil keputusan), sedangkan organ-organ pelaksanaannya dalam ilmu politik disebut Infra Struktur ; mata, mulut, hidung dll.

b. Karena hati adalah simbol pemimpin maka Allah hanya memberi satu hati dalam tubuh manusia (QS. 33;4)

i. Kalau tubuh manusia itu ada dua hati maka binasalah manusia itu

ii. Kalau tuhan ada dua maka binasalah dan hancurlah alam ini

c. Pemimpin harus satu yang datang belakangan adalah bugot, dan hukum bagi yang melakukan bugot adalah di .

d. Konsep rububiyah adalah tempatnya di Qolbu dan perwujudan dari qolbu adalah tingkah laku dan tingkah laku adalah refleksi dari iman.

“ Tidak ada keimanan bagi seseorang yang melakukan kemaksiatan “


ESENSI RUBUBIYAH

Esensi Rububiyah ada 3 esensi :

    a.  لا مطلوب الا الله    Kemana saja ia mencari

    b. لا مقصود الا الله     Tidak ada sesuatu yang dia maksud

    c. لا موجود الا الله      Tidak ada sesuatu yang diakui keberadaannya kecuali Allah.

Keterangan ; “ kemana saja dia melangkah, apa saja yang dia kerjakan tidak ada yang dicari kecuali Allah, maksudnya; Ridha Allah, hukum Allah, dan seterusnya. 

Dan yang paling ekstrim : Tidak ada sesuatu yang diakui keberadaannya kecuali Ridha Allah, hukum Allah.

Perwujudan Rububiyah konsekwensi yang harus diadapi adalah perang (penjara, tangkap, bunuh) (QS; 8;30 ) 


2.   اعوذوا بملك الناس  =    الملك= Hak pengaturan dan pembuat aturan diwakilkan kepada Muhammad. Konteknya ; Ta’atilah Allah dan ta’atilah Rosul, seorang manusia tidak dikatakan beriman sebelum menta’ati Allah (QS; 4; 80, 4;65) Wujud distribution of authority dari Allah berbentuk Mekanisme Sistem yang menyangkut seluruh aspek kehidupan yang memiliki kekuatan hukum (legalitas), Kekuasaan (otoritas) dan kekuatan (power) tiga unsur tersebut tidak ada dimanapun kecuali dalam perwujudan sebuah institusi. Qs 24:55  3:112

3.   اعوذوا بإله الناس         

 المعبود     =     اله

لامعبود الا الله


Kata (عبد = يعبد) mempunyai dua masdar ;

a. عبد  -  يعبدوا  -  عبدة

b. عبودية  


Kalau pengabdian langsung kepada Allah pakai kata (عبدة)

Kalau pengabdian bertaut kepada manusia dulu pakai kata ubudiyah (عبودية)

Menyangkut (لامعبود) seluruh aspek tingkah laku manusia baik yang langsung kepada Allah maupun kemanusiaan. Jadi ; Seluruh aktifitas bergantung kepada Allah (konestengling = Mata rantai berhubungan), seluruhaktifitas tidak berhubungan dengan Allah (Missinglink)


Tipologi aksi manusia ;

a. Seakan-akan mengurus akherat tetapi untuk dunia

Contoh ; Qur’an dibaca Hadist dihafal yang intinya bagaimana bisa ceramah dan dengan hasil ceramah tersebut cicilan mobil bisa dibayar

b. Seakan-akan mengurus dunia tetapi untuk kepentingan akherat

c. Seluruh aktifitasnya dicurahkan dunia untuk dunia


Persoalan (لااله الاالله) tidak bisa diwakilkan manusia langsung Musyrika Andadiyah (loyalitas ganda)

وَاْلأَنْدَادُ عِنْدَاْلجُمْهُرِ اْلمُفْسِرِيْنَ مِنَ اْلاَشْفَمْ وَاْلأَوْتًا (فتل بخري)

“ Bukan hanya sekedar mengabdi kepada patung-patung keris, gunung dsb lebih luas dari segalanya “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.