Tuntunan Mengkafani Janazah

 

Mengkafani janazah hukumnya fardhu kifayah, sekalipun hanya dengan selembar kain. 

عَنْ خَبَّابِبْنِ الاَْرَتِ اَنَّ مُصْعِبَ بْنَ عُمَيْرٍ قُتِلَ يَوَمَ اُحُدٍ وَلَمْ َكْرُكْ ِلاَّ َمِيْرَةً,فَكُنَّا ِذَا َطَّيْنَابِهَارَأْسَهُ َدَتْ ِجْلاَهُ,وَاِذَاغَطَّيْنَارِجْلَيْهِ َدَارَأْسَهُ,فَأَمَرَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَنْ يُغَطِّيَ بِهَا  رَأْسَهُ, وَنَجْعَلَ عَلَى رِجْلَيْهِ شَيْئًا مِنَ الاِْذْخِرَةِ.

“Dari Khabbab bin Arat, bahwa Mush’ab bin Umair terbunuh pada hari perang Uhud sedang ia tidak meninggalkan apapun selain sebuah selimut, maka apabila kami tutupi kepalanya dengan selimut itu nampaklah kedua kakinya, dan apabila kami tutupi kedua kakinya nampak kepalanya. Lalu Rasulullah SAW memerintahkan agar menutup kepalanya dengan selimut itu, sedang kedua kakinya agar kami tutup dengan rumput idzkhir”. HR Bukhari dan Muslim


Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani janazah :

1. Menggunakan kain yang bagus, tetapi tidak berlebih-lebihan.

عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ قَالَ : رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم : اِذَا وَلِيَ اَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُحْسِنْ كَفَنَهُ.

“Dari Abi Qatadah, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu mengurusi saudaranya, maka baguskanlah kafannya”. HR Ibnu Majah dan Tirmidzi


2. Kain yang berwarna putih. 

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّى صلى الله عليه وسلم قَالَ : اِلْبَسُوْا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضَ فَإِنَّهَامِنْ خَيْرِثِيَابِكُمْ,وَكَفِّنُوْافِيْهَامَوْتَاكُمْ.

“Dan dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi SAW bersabda, “Pakailah pakaian-pakaianmu yang putih-putih karena ia sebaik-baik pakaianmu, dan kafanilah mayit-mayitmu dengannya”. HR Imam yang Lima kecuali Nasai


3. Berjumlah ganjil. 

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَاقَالَتْ:كُفِّنَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِيْ ثَلاَثَةِ اَثْوَابٍ بِيْضٍ سَحُوْلِيَّةٍ جُدَدٍ يَمَانِيَّةٍ,لَيْسَ فِيْهَا  قَمِيْصٌ وَلاَعِمَامَةٌ, اُدْرِجَ فِيْهَا اِدْرَاجًا.

“Dan dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah SAW dikafani dengan tiga lapis kain putih yang baru dari Sahuli – Yaman, tanpa kemeja maupun sorban, yang ia dimasukkan ke dalam pakaian itu”. HR Bukhari dan Muslim


4. Kain kafan boleh diberi wewangian. 

Mayit boleh diberi wewangian, baik pada badannya maupun pada kain kafan yang membungkusnya.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم,اِذَا أَجُمَرْتُمُ الْمَيِّتَ فَأَجْمِرُوْهُ ثَلاَثًا.

”Dari Jabir ia berkata, ”Rasulullah SAW bersabda, ”Apabila mengasapi mayit (janazah) dengan kayu gaharu mapa asapilah tiga kali”. HR Ahmad

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: ( كَفَنَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي ثَلَاثَةِ أَثْوَابٍ بِيضٍ سَحُولِيَّةٍ جُدَدٍ يَمَانِيَّةٍ,لَيْسَ فِيْهَا قَمِيْصٌ وَلاَعِمَامَةٌ, اُدْرِجَ فِيْهَا اِدْرَاجًا.

”Dari Aisyah, ia berkata, ”Rasulullah SAW dikafani dengan tiga lembar kain yang putih dari Suhuli (nama bagi sebuah tempat di Yaman) terbuat dari kain Yaman, tanpa gamis dan sorban, dibungkus dengan beberapa lilitan”. HR Bukhari dan Muslim

وَعَنْ لَيْلَى بِنْتِ قَانِفٍ الثَّقَفِيَّةِ قَالَتْ : كُنْتُ فِيْمَنْ غَسَلَ أُمَّ كُلْثُمْ بِنْتَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عِنْدَ وَفَاتِهَا, وَكَانَ أَوَّلُ مَااَعْطَانَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْحِقَى ثُمَّ الدَّرْعَ ثُمَّ الْخِمَارَ ثُمَّ الْمَلْحَفَةَ أُدْرِجَتْ بَعْدَ ذَالِكَ فِي الثَّوْبِ الآخِرَةِ, قَالَتْ: وَرَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عِنْدَ الْبَابِ, مَعَهُ كَفَنُهَايُنَاوِلُنَا ثَوْبًا ثَوْبًا.

“Dan dari Laila binti Qanif as Saqafiyah, ia berkata, “Aku adalah termasuk di antara perempuan yang memandikan Ummi Kultsum puteri Rasulullah SAW ketika wafatnya, dan pertama-tama yang diberikan Nabi SAW kepada kami adalah kain kemudian baju kurung lalu kudung kemudian selimut, kemudian sesudah itu dia dimasukkan di dalam pakaian lain”. Laila berkata, “Sedang Rasulullah SAW di pintu membawa kafannya, yang diberikan kepada kami selembar demi selembar”. HR Ahmad dan Abu Daud  


Kayu gaharu adalah kayu yang apabila terkena panas (bara kayu) akan mengeluarkan asap yang wangi dan bisa dipergunakan untuk mengasapi janazah, untuk memunculkan aroma wangi pada tubuh janazah.

Adapun tata cara mengafani janazah untuk janazah laki-laki dilakukan dengan tanpa memakai Imamah dan Gamis. Imamah adalah kain atau sorban pembungkus kepala. Adapun Gamis adalah pakaian luar yang terkadang panjangnya sampai lutut. Jadi dibungkusnya hanya dengan tiga lembar kain, tidak lebih dari itu. 

Adapun untuk janazah perempuan, selain bisa menggunakan cara diatas, juga bisa menggunakan cara ini. Yaitu dua kain kafan ditambah dengan khimar (kerudung), izar (sarung) dan dir’un (baju kurung). 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ (١٣)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. QS. 60 : 13


Mengkafani janazah laki-laki





Kain kafan lebar 180 cm, untuk lebar mayat 60 cm
Kain kafan lebar 150 cm, untuk lebar mayat 50 cm
Kain kafan lebar 120 cm, untuk lebar mayat 40 cm
Kain kafan lebar   90 cm, untuk lebar mayat 30 cm
Dan panjang kain kafan = panjang tubuh janazah + 60/50/40/30 cm


1.Letakkan 5 helai tali /         pita
2.Letakkan tikar diatas tali / pita tsb
3. Letakkan 5 helai tali / pita diatas tikar
4. Letakkan kain kafan 3 atau 5 helai taburi kapur barus tiap-tiap sela kain kafan
5. Letakkan mayat

Catatan :
Mengkafani janazah tidak harus seperti gambar di atas, itu hanya untuk memudahkan dalam proses pelaksanaannya saja.

Mengkafani janazah perempuan
Kain kafan lebar 180 cm, untuk lebar mayat 60 cm
Kain kafan lebar 150 cm, untuk lebar mayat 50 cm
Kain kafan lebar 120 cm, untuk lebar mayat 40 cm
Kain kafan lebar   90 cm, untuk lebar mayat 30 cm
Dan panjang kain kafan = panjang tubuh janazah + 60/50/40/30 cm


1. Letakkan 5 helai tali / pita
2. Letakkan tikar diatas tali / pita tsb
3. Letakkan 5 helai tali / pita diatas tikar
4. Letakkan kain kafan 3 atau 5 helai taburi kapur barus tiap-tiap sela kain kafan
5. Letakkan sarung
6. Letakkan krudung
7. Letakkan baju
8. Letakkan mayat

Catatan :
Mengkafani janazah tidak harus seperti gambar di atas, itu hanya untuk memudahkan dalam proses pelaksanaannya saja.

Mengkafani janazah 
Bila Kain kafan yang ada lebarnya hanya 90 cm, sedangkan lebar mayat 60/50 cm, maka kain kafan boleh dijahit atau boleh di susun seperti gambar dibawah ini.

1.Letakkan 5 helai tali /         pita
2.Letakkan tikar diatas tali / pita tsb
3. Letakkan 5 helai tali / pita diatas tikar
4. Letakkan kain kafan pertama dan kedua serong kemudian yang ketiga lurus, taburi kapur barus tiap-tiap sela kain kafan
5. Letakkan mayat




Catatan :
Mengkafani janazah tidak harus seperti gambar di atas, itu hanya untuk memudahkan dalam proses pelaksanaannya saja.

5. Boleh memberikan wewangian pada mayit. 
أَنَّ النَّبِيَّى صلى الله عليه وسلم كَانَ يُؤتِى بِالرَّجُلِ الْمُتَوَفَّى عَلَيْهِ الدَّيْنُ فَيَسْأَلُ هَلْ تَرَكَ لِدَيْنِهِ فَضْلاً؟ فَإِنْ حُدِّثَ أَنَّهُ تَرَكَ وَفَاءً صَلَّى, وَإِلاَّ, قَالَ لِلْمُسْلِمِيْنَ, صَلُّوْاعَلَى صَاحِبِكُمْ. 
“Bahwa seorang laki-laki yang meninggal dalam keadaan berutang disampaikan beritanya kepada Nabi SAW. Maka Nabi akan menanyakan apakah ia ada meninggalkan kelebihan buat pembayar utangnya. Jika dikatakan orang bahwa ia ada meninggalkan harta untuk pembayarnya, maka beliau akan menshalatkan mayat itu. Jika tidak beliau akan memesankan kepada kaum muslimin, “Shalatkanlah teman sejawatmu”. HR Bukhari dan Muslim

Agar bau badan mayit tidak tercium terlalu kuat, disunnahkan untuk memberikan wewangian pada badan mayit maupun jika sudah dikafani. Hal ini tidak berlaku untuk orang yang meninggal sewaktu ihram.

Dapat disimpulkan tata cara mengkafani mayit adalah sebagai berikut :
a. Memilih kain kafan yang baik, tetapi tidak boleh berlebih-lebihan.
b. Ciri-ciri kain kafan yang baik yaitu bersih, suci, cukup tebalnya, dapat menutupi seluruh badan, berwarna putih dan sederhana.
c. Jumlah kain kafan yang terbaik adalah tiga helai, adapun untuk wanita adalah dua helai ditambah kerudung, sarung dan baju kurung.
d. Mayit dibungkus dengan kain kafan, kemudian agar tidak lepas diikat dengan tali yang sudah disiapkan (berjumlah ganjil), seperti di bagian atas kepala, dada, pinggang, lutut dan bawah kaki. 
e. Mayit bisa diberi wewangian di bagian bawahnya, agar tidak tercium bau yang berasal dari badan mayit. Kecuali pada orang yang sedang ihram mayitnya tidak diberi wangi-wangian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.