Nabi Nuh A.S

ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا (٣)

“(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur. (Qs 17:3)

Nasabnya adalah Nuh bin Lamik bin Mutawasylah bin Idris. Nabi Nuh berusia 950 tahun. Ia hidup pada 3993-3043 SM dan di angkat sebagai Nabi sekitar tahun 3650 SM.  Ia bertugas di wilayah Selatan Irak. Kaumnya mendapat sebutan Kaum Nuh (qawmi nuuh). Nabi Nuh wafat di Mekkah Al Mukarramah. 

Al Quran menyebut namanya sebanyak 43 kali. Kata Nuh berasal dari bahasa Syam yang artinya “bersyukur” atau “selalu berterima kasih” Perhatikan Qs.17:3. Hakim berkata ia dinamakan Nuh karena seringnya dia menangis.  

Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun seperti disebutkan dalam surah Al-‘Ankabut.

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-‘Ankabut: 14)

Secara ringkas kisah perjuangan Nabi Nuh disebutkan dalam satu surat yaitu surat Nuh sebagai berikut.

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (١)قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (٢)أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ (٣)يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٤)قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلا وَنَهَارًا (٥)فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلا فِرَارًا (٦)وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا (٧)ثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا (٨)ثُمَّ إِنِّي أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا (٩)فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (١٠)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (١١)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (١٢)مَا لَكُمْ لا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا (١٣)وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا (١٤)أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا (١٥)وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا (١٦)1. 

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih", 2. Nuh berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, 3. (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaKu, 4. niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu[1516] sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu Mengetahui". 5. Nuh berkata: "Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, 6. Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).

7. dan Sesungguhnya Setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. 8. kemudian Sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan[1517], 9. kemudian Sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam[1518],

10. Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, 11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,

12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. 13. mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? 14. Padahal Dia Sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian[1519]. 

15. tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? 16. dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? 17. dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, 

18. kemudian Dia mengambalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya. 19. dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, 20. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang Luas di bumi itu". 

21. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, 22. dan melakukan tipu-daya yang Amat besar". 23. dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr[1520]".

24. dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. 25. disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, Maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah[1521]. 26. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. 

27. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma'siat lagi sangat kafir. 28. Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan". (Qs Nuh: 1-28)

Perjuangan Nabi Nuh sebagai berikut. Kaum Nabi Nuh menyembah berhala yang dahulu merupakan sisa-sisa orang shalih yaitu Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr yang hidup antara Nabi Adam dan Nabi Nuh AS. Perhatikan Qs. Nuh:23. 

Kaum Nabi Nuh adalah orang-orang yang paling lalim dan paling durhaka (Qs An Najm: 52).Nabi Nuh menyeru kepada kaumnya untuk hanya menyembah Allah, agar kaumnya meninggalkan sesembahan berhala (Qs 7:65). Namun mereka mendustakan dan membantah Nuh AS, bahkan mengancam Nuh di rajam jika tidak mau berhenti berdakwah. Selama 950 tahun lamanya beliau berdakwah, namun hanya segelintir dari kaumnya yang beriman. 

Dakwah Nabi Nuh itu cukup lama tetapi pengikutnya hanya sedikit. Kaumnya diazab Allah oleh thufan (banjir bandang). Sebelumnya, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat kapal besar (bahtera). Bahtera tersebut ada tiga Lantai. Setiap lantai tingginya adalah 10 hasta. Tingkatan bawah diisi oleh binatang melata dan binatang buas. Tingkat kedua diisi manusia dan tingkat paling atas diisi kawanan burung.

Kisah Nabi Nuh juga diungkap dalam Qs Hud ayat berikut;

25.  Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata), “Sungguh, aku ini adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,

26.  agar kamu tidak menyembah selain Allah. Aku benar-benar khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat pedih.”

27.  Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari kaumnya, “Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah orang pendusta.”

28.  Dia (Nuh) berkata,  ”Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan (rahmat itu) disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya?

29.  Dan wahai kaumku! Aku tidak meminta harta kepada kamu (sebagai imbalan) atas seruanku. Imbalanku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman. Sungguh, mereka akan bertemu dengan Tuhannya, dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh.

30.  Dan wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Tidakkah kamu mengambil pelajaran?

31.  Dan aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang gaib, dan tidak (pula) mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat, dan aku tidak (juga) mengatakan kepada orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu, “Bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sungguh, jika demikian aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.”

32.  Mereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar.”

33.  Dia (Nuh) menjawab, “Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri.

34.  Dan nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin memberi nasihat kepadamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

35.  Bahkan mereka (orang kafir) berkata, “Dia cuma mengada-ada saja.” Katakanlah (Muhammad), “Jika aku mengada-ada, akulah yang akan memikul dosanya, dan aku bebas dari dosa yang kamu perbuat.”

36.  Dan diwahyukan kepada Nuh, “Ketahuilah tidak akan beriman di an-tara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat.

37.  Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”

38.  Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami).

39.  Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan (siapa) yang akan ditimpa azab yang kekal.”

40.  Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman.” Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit.

41.  Dan dia berkata,  ”Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

42.  Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.”

43.  Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!”  (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.

44.  Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah.” Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan,  ”Binasalah orang-orang zalim.”

45.  Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.”

46.  Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.”

47.  Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.”

48.  Difirmankan, “Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat (mukmin) yang bersamamu. Dan ada umat-umat yang Kami beri kesenangan (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab Kami yang pedih.”

49.  Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa.

*

Jumlah mereka yang beriman kepada Nuh AS dan ikut naik bahteranya amat sedikit. Menurut riwayat Ibnu Abbas bahwa yang beriman kepada Nuh AS, hanya 80 orang termasuk kaum wanita dan sebagian anak-anaknya. Anak Nabi Nuh ada 4 yaitu : Kanan atau Yam (yang sudah mati saat banjir, bandang), Sam, Ham dan Yafits. Selain itu semuanya mati selain yang ada di bahtera Nabi Nuh. 

Perahu Nuh terus berlayar hingga akhirnya langit berhenti menurunkan hujan dan bumi menyumbat pancaran airnya, lalu terdamparlah perahu Nuh tersebut di bukit Juudy. Sebagian ahli menyebutkan bahwa bukit Judiy terletak di Mousol di wilayah Iraq. Bahtera terdampar pada hari Asyura, hari yang sama saat Nabi Musa diselamatkan Allah dari kejaran Firaun, oleh karenanya Nabi Nuh dan Musa berpuasa pada hari Asyura sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT.


Ketika mereka turun ke kaki gunung, mereka membangun desa yang kemudian disebut dengan Tsamanin sehingga pada suatu hari lisan mereka bercampur aduk menjadi delapan puluh bahasa, salah satunya bahasa Arab. Sebagian mereka akhirnya tidak memahami bahasa sebagian yang lain.

Adapun anak-anak Nabu Nuh yaitu Ham, Sam, dan Yafits membawa keturunan selanjutnya. Nabi Nuh disebut bapak manusia, sebagaimana Nabi Adam. Karenanya dalam ayat disebutkan,

وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ

“Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.” (QS. As-Saffat: 77)

Semua manusia yang hidup di muka bumi saat ini dengan berbagai jenisnya berasal dari keturunan Adam dan Nuh dari tiga anaknya yaitu Sam, Ham, dan Yafits.” Sam adalah kakek moyang orang Arab. Ham adalah kakek moyang orang Habsy. Yafits adalah kakek moyang orang Romawi.

Berkaitan dengan istri Nabi Nuh dikisahkan sebagai berikut.

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ

Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”. (Qs At Tahrim ayat 10)

Dalam Tafsir Al-Jalalain (hlm. 572) disebutkan bahwa istri Nuh itu bernama Wahilah, ia mengatakan pada kaumnya bahwa suaminya itu majnun (gila). Sedangkan isti Luth bernama Wa’ilah, ia tunjukkan pada kaumnya (yang suka pada sesama jenis) bahwa ada tamu yang datang pada malam hari, di mana Wa’ilah menunjukkannya dengan menyalakan api ketika itu. Kalau tamu itu datang pada siang hari diberi tanda dengan asap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.