إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia. (Qs 3:59)
Nabi Adam AS tidak memiliki ayah, dia diciptakan Allah SWT dari tanah. Ādam hidup sekitar 3760-2830 SM, yaitu selama 930 tahun sampai 1000 tahun. Sedangkan istri Adam AS diciptakan ketika Adam AS berusia 130 tahun. Istri Nabi Adam AS disebut Hawa karena berasal dari sesuatu yang hidup yaitu tulang rusuk Adam AS.
Allah SWT menempatkan Nabi Adam AS di bumi, untuk bertugas di wilayah Mekkah, tetapi ada pula yang mengatakan di India. Kaum Nabi Adam disebut dengan Zhurriyah Adam (anak keturunan Adam AS). Adam AS wafat di Mekkah, ada pendapat lain di India. Al Quran menyebut namanya sebanyak 25 kali. Menurut hadits Imam Bukhari, Adam AS memiliki tinggi 60 hasta (sekitar 27,432 m).
Secara singkat kisah perjuangannya sebagai berikut. Nabi Adam AS adalah nabi, rasul dan khalifah pertama dalam Islam. Nabi Adam AS “turun” ke bumi untuk melaksanakan tugas kekhalifahan bersamaan dengan turunnya musuh umat manusia yaitu Iblis. Iblis senantiasa berusaha untuk menggelincirkan Adam AS dari pelaksanaan tugas dan jabatan kekhalifahan. Menurut riwayat Muslim, Adam AS masuk ke Al-Jannah hari Jumat dan di hari itu pula ia keluar dan ditempatkan di Al-Ardhi.
Iblis la’natullah akan senantiasa menggoda dan menjerumuskan seluruh petugas dan pejabat kekhalifahan di bumi agar tergelincir dari tugas dan misinya sebagai khalifah. Inilah awal perseteruan antara Adam AS selaku khalifah dengan Iblis la’natullah. Qs. 2:30-34 7:11-25 17:61-65 20:115-120 20:121-127. Dalam kisah Adam AS juga dikenal untuk pertama kalinya pembunuhan dalam sejarah manusia, di mana Habil di bunuh oleh saudaranya sendiri Qabil. Qs. 5: 27-32.
Setelah terbunuhnya Habil, Allah mengaruniai Adam AS seorang anak bernama Syits yang berarti Hibatullah (pemberian Allah), ia menjadi seorang Nabi setelah Nabi Adam AS, hal ini berdasar nash hadits Ibnu Hibban dari Abu Dzar secara marfu’. Dari 140 shahifah (lembaran) wahyu yang diberikan kepada para Nabi, Allah mengaruniai Nabi Syits 50 shahifah, demikian disebutkan dalam hadits.
Menjelang kematiannya, Nabi Syits memerintahkan anaknya Anusy untuk memimpin segala urusan setelah Syits, kemudian kepemimpinan ini beralih kepada anaknya Qinan, kemudian beralih kepada anaknya Mahlayil. Mahlayil ini menurut orang-orang Persia dikenal sebagai pendiri kota Babylonia dan As-Sus al-Aqsha. Mahlayil mengestafetkan kepemimpinannya kepada anaknya Yaris, kemudian beralih kepada anaknya Khanukh, yang lebih dikenal dengan nama Idris AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.