Adab-Adab Dalam Pembinaan

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١١)

" Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu : "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa deraat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. " (Qs. Al Mujadalah 58.11)

Dalam proses pembinaan, penting untuk diperhatikan baik oleh setiap Pembina bahwa Pembinaan adalah merupakan aktifitas pembelajaran di mana di dalamnya berlangsung proses transformasi kesadaran dan transfer pengetahuan. Proses semacam ini harus dijaga ketertibannya dan kedisiplinannya sehingga tujuan-tujuan yang telah dicanangkan dapat diraih secara optimal. Untuk itu maka adab-adab di bawah ini harus menjadi pegangan para pembina dalammembentuk kedisiplinan proses pembinaan untuk mencapai tujuan-tujuan pembinaan :

1. Keikutsertaan dalam aktifitas pembinaan bagi seorang muslim hendaknya dilandasi dengan keihlasan karena Allah SWT dan semata-mata karena mengharap ridho-Nya (Qs. 98:5)

2. Keikutsertaan dalam aktifitas pembinaan juga hendaknya didasari karena memenuhi seruan Allah bagi setiap mu'min untuk mencari washilah (sarana) sebagai wahana mendekatkan dirinya kepada Allah dan melaksanakan jihad . (Qs. 5:35)

3. Pembinaan hendaknya dijadikan sebagai majlis untuk membicarakan kebajikan dan ketaqwaan, sebagai majlis ilmu dan amal, bukan untuk membicarakan kemusuhan dan kemakshiyatan, baik kepada Allah, Rasul maupun mu'minin. (Qs. 58:9)

4. Sebelum memasuki rumah yang dijadikan tempat pembinaan, seseorang harus mengucapkan salam terlebih dahulu, ucapan ini hendaknya tidak sekedar sebagai formalitas syari'ah tetapi juga dirasakan maknanya sebagai do'a bagi sesama muslim. (Qs. 24:47)

5. Seseorang yang sudah memasuki rumah yang dijadikan tempat pembinaan hendaknya memberikan kelapangan bagi siapa saja yang berada dalam Majlis maupun bagi yang akan datang. Siapa saja yang memberikan kelapangan dalam majlis maka Allah akan memberikan kelapangan kepadanya. (Qs. 58:11)

6. Sebelum memulai acara, biasakan untuk mengeluarkan shodaqoh ("sunduk") terlebih dahulu. Dana ini untuk selanjutnya dapat digunakan bagi keperluan-keperluan Majlis maupun anggota majlis. Keperluan untuk majlis seperti penyediaan sarana dan prasarana pembinaan sedangkan untuk anggota majlis yaitu seperti bagi yang memerlukan biaya atau keperluan-keperluan mendesak lainnya. (Qs. 58:12-13)

7. Setiap acara dalam majlis pembinaan hendaknya dimulai dengan pengharapan kepada Allah SWT agar berkenan memberikan rahmah, hidayah, ilmu dari-Nya. Majlis pembinaan hendaknya juga dibuka dengan membaca Basmalah.

8. Setiap acara dalam majlis pembinaan hendaknya tidak terlepas dari melakukan kajian atas isi Al Our'an (Qs. 18:27-28), dan sebelum membaca Al Qur'an mintalah perlindungan terlebih dahulu kepada Allah SWT dari godaan Syaithon yang terkutuk. (Qs. 16:98-100) Dalam haditsnya bahkan Rasulullah berdo'a sebelum membaca Al Qur'an.

9. Dengar dan perhatikanlah setiap pembicaraan dalam majlis, terutama bila dibacakan ayat-ayat Allah SWT, mudah-mudahan Allah SWT memberikan rahmat-Nya. (Qs. 7:204 8:2 21:2)

10. Dalam menyampaikan sesuatu jangan bersuara keras apalagi kasar, baik terhadap sesama anggota majlis terlebih kepada pimpinan majlis. Merendahkan suara hanya bisa dilakukan bagi mereka-mereka yang telah teruji hatinya dalam ketaqwaan kepada Allah SWT. (Qs. 49:2-3)

11. Di dalam majlis terlarang melakukan perdebatan terhadap ayat-ayat Allah SWT, sikap yang baik adalah menerima kebenaran darimanapun datangnya dan tolak kebathilan darimanapun datangnya, jangan gunakan emosi dan prasangka yang jelek. Hanya orang-orang yang di dalamnya dadanya menginginkan kebesaran/kesombongan yang melakukannya. (Qs. 40:4 40:56)

12. Jangan bertanya tentang sesuatu hal yang sesungguhnya dimaksudkan untuk menolak kebenaran atau menolak melakukan apa yang dituntut oleh kebenaran itu sendiri. Juga terlarang bertanya tentang sesuatu yang sebenarnya akan menyusahkan diri sendiri. Orang-orang semacam itu dapat menolak alhaq dan berbalik menjadi kafir. (Qs. 5:101-102)

13. Di dalam majlis pembinaan, sangat wajar jika membahas perkembangan-perkembangan yang terjadi baik dilingkungan majlis sendiri (kehadiran anggota, kedisiplinan anggota, dll) maupun di luar majlis (perkembangan politik, isu yang beredar dimasyarakat, dll) Yang perlu diperhatikan adalah setiap berita/informasi diteliti terlebih dahulu, baik "sancanya" maupun "matannya". Hati-hati dengan berita/informasi yang ke luar dari orang-orang fasiq. Tidak boleh memutuskan sesuatu atas dasar informasi/berita yang tidak jelas "sanadnya" maupun "matannya" (Qs 49.6)

14. Masih dalam kaitannya dengan analisa berita/informasi, setiap berita/informasi yang menyangkut "keamanan dan ketakutan" hendaknya disampaikan terlebih dahulu kepada pimpinan majlis. Jika seorang anggota majlis mengetahui terlebih dahulu, maka ia harus menyampaikannya kepada pimpinan majlis sebelum memberitahukannya/mensiarkannya kepada yang lain. Hal ini dimaksudkan agar berita/informasi tersebut dapat diverifikasi dan diolah terlebih dahulu oleh pimpinan. (Qs. 4:83)

15. Setiap persoalan yang dihadapi di dalam majlis hendaknya dimusyawarahkan terlebih dahulu secara bersama-sama. Tumbuhkan kebiasaan-kebiasaan dan adab-adab dalam berjama'ah sejak dini pada diri anggota. Bukankah sebuah "sapu lidi" akan lebih bermanfaat ketimbang "sebuah lidi". (Qs. 3:159 42:38)

16. Dalam bermusyawarah, rujukan utama haruslah dikembalikan kepada Al Our'an dan Sunnah, berpegang kepada kedua warisan tersebut akan menyelamatkan manusia dari kehinaan di dunia dan akhirat (Qs. 4:59 33:36)

17. Di dalam majlis pembinaan, sesama anggota hendaknya saling berkasih sayang dan mencintai satu sama lain, serta tolong menolong baik dalam keadaan suka maupun duka, sebagaimana layaknya sebuah ke luarga/usroh (Qs 9:71 59:9 48:29)

18. Jika terdapat hubungan yang kurang baik diantara sesama anggota hendaknya diistilahkan oleh pimpinan majlis, sadarkan kembali bahwa mereka sesungguhnya bersaudara, dalam pengertian sebenarnya. Karena hanya Allah yang mempu menyatukan hati manusia maka berdo'alah kepada-Nya dalam melakukan ishlah ini. (Qs. 49:9-10 8:63)

19. Sesama anggota di dalam sebuah majlis pembinaan dilarang saling mengolok-olok dan memanggil-manggil dengan gelar-gelar yang buruk, jauhkan segala prasangka kepada sesama anggota apalagi kepada pimpinan, jangan mencari-cari kesalahan dan jangan pula menggunjing. Itu semua adalah perilaku yang tercela yang harus ditinggalkan oleh setiap anggota majlis (Qs. 49:11-12)

20. Sesama anggota hendaknya saling membuka diri kepada anggota lain dan terlebih kepada pimpinan majlis, baik latar belakang dirinya, karakter-karakternya, kebiasaan-kebiasaannya, persoalan-persoalan yang dihadapinya, dan agar pimpinan dapat membantunya pada hal-hal yang bisa ia bantu maka seorang anggota perlu memberitahukan kehidupannya bahkan pada hal-hal yang sifatnya pribadi, tentu tetap berada pada batas-batas syari'ah. Capai tingkat ma'rifah kepada sesama anggota (ikhwah) dalam satu majlis pembinaan. Perkenalan (ta'aruf) yang baik akan menghasilkan kerjasama dalam majlis. (Qs. 49:13 9:71)

21. Di dalam majlis pembinaan, tumbuhkanlah kebiasaan untuk saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan keshabaran. Inilah modal dasar untuk saling memperbaiki diri. (Qs. 103:1-3)

22. Sebelum acara majlis selesai jangan meninggalkan majlis sebelum memberitahukannya terlebih dahulu kepada pimpinan majlis. Utarakan secara jujur keperluan untuk meninggalkan majlis, biasakan untuk selalu memprioritaskan acara majlis, kecuali jika ada prioritas lain yang bersamaan waktunya dilakukan. Termasuk dalam pemberitahuan kepada pimpinan majlis adalah jika seorang anggota berhalangan hadir atas sebab yang memenuhi kriteria syar'i. (Qs. 24.62)

23. Disetiap akhir akhir acara majlis, hendaknya diakhiri dengan membaca do'a penutup majlis, sebagaimana yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW

24. Ber'azam dan berjanjilah kepada Allah SWT, tidak akan meninggalkan majlis yang dilandasi ketaqwaan kepada Allah SWT, tidak akan meninggalkan orang-orang yang mengharap keridhaan-Nya dalam majlis ini hanya karena mengharap perhiasaan duniawi. Yakinkan dalam diri bahwa kehadiran dalam majlis adalah atas perkenan dan izin Allah SWT yang telah memilih diantara manusia untuk menjadi hamba terkasih-Nya, menjadi hamba tersayang-Nya berada dalam Khoiro Ummah dalam Lingkaran Majlis ini. (Qs. 18:28 22:78)

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.