Jazirah Arah disebut dengan Shibhul Jazirah atau “Semenanjung”, namun orang Arab menamai negeri mereka sendiri dengan Jazirah atau Pulau. Arab atau Arabia artinya adalah Sahara, gurun pasir. Sehingga Jazirah Arab disebut dengan pulau yang penuh dengan gurun pasir. Tetapi menurut Muhammad Hisyim Athiyah, Arab berasal dari kata Abar yang artinya rahlah/rihlah atau kembara, karena masyarakatnya terkenal suka mengembara dan berpindah-pindah.
Letaknya yang seperti memisah dari benua Afrika dan Asia menyebabkan ia disebut Jazirah (pulau). Posisinya yang memisahkan diri tersebut menyebabkan Jazirah Arab disebut sebagai hatinya dunia, jantung dunia, sekalipun tanahnya bersambung dengan benua Asia di sebelah barat daya (kini disebut Asia Barat). Bentuknya pun mirip jantung. Ia merupakan daerah yang sangat tandus, hal yang menjadikan wilayah tersebut tidak diminati oleh siapapun yang ingin menjajahnya atau menjadi teman sepersekutuannya. Sekalipun demikian Jazirah Arab merupakan pusat dunia Islam, karena di dalamnya terdapat Ka’bah sebagai arah kiblat sholat umat Islam.
Lingkungan di dalam jazirah ini penuh dengan jalan kafilah. Jalan yang berbatasan dengan Teluk Persia, Sungai Dijla, bertemu dengan padang Syam dan Palestina diberi nama Jalan Timur. Sedangkan jalan-jalan yang berbatasan dengan Laut Merah diberi nama Jalan Barat. Melalui dua jalur perdagangan ini, barang-barang dari Timur sampai ke Barat, dan demikian sebaliknya. Orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. Dalam perjalanan itu mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa-penguasa dari negeri-negeri yang dilaluinya.
لإيلافِ قُرَيْشٍ (١) إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (٢)
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. (Qs Quraisy 106:1-2)
Hijaz termasuk daerah yang tidak dikenal dalam lalu lintas perdagangan dunia, kecuali Yaman. Yaman dikenal dengan tanahnya yang subur karena curah hujan yang turun teratur pada setiap musim. Penduduknya yaitu suku bangsa Himyar dikenal cerdas, dibuktikan dengan adanya Sadd Ma’rib, bendungan terbesar ketika itu. Ketika bendungan ini hancur karena kurang pemeliharaan, penduduknya pindah ke daerah lain, yang menyebabkan terjadinya interaksi besar-besaran dengan daerah-daerah lain di tanah Arab. Namun Yaman tidak menjadi pusat perhatian, yang menjadi pusat perhatian adalah Hijaz karena disana ada Ka’bah yang dibangun oleh Ibrahim AS dan Ismail AS.
Kondisi geografis yang ditutupi oleh lautan pasir dan dataran yang gersang menjadikan daerah ini tidak diminati sebagai daerah jajahan atau sekedar teman. Jazirah Arab tidak pernah dijajah oleh bangsa-bangsa lain manapun di dunia, tanahnya yang luar biasa tandus dan gersang menjadikan bangsa penjajah ennggan melihatnya.
Batas-batas Jazirah Arab yaitu sebelah barat berbatasan dengan Laut Merah, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Persia, Teluk Oman, Sungai Tigris dan Sungai Euprat. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Laut Arab atau Laut Hindia Belanda, dan sebelah utara berbatasan dengan sahara Tieh, yaitu lautan pasir yang berada diantara negeri Syam dan sungai Euprat
Jazirah Arab luasnya 1,1 juta mil2, atau 126.00 farsakh2 atau 3.156.558 km2. Sepertiga wilayah ini ditutupi lautan pasir, yang paling luas terkenal dengan nama Rabi’ul Khali. Juga terdapat Sahara Tieh di dekat Syam. Wilayah ini juga ditutupi gunung-gunung batu, yang terbesar bernama Jabal As-Sarat.
Jazirah Arab terdiri dari 8 bagian yaitu :
1. Tanah Hijaz, terletak di sebelah tenggara dari Thursina ditepi laut Merah. Disebut “hijaz” karena ia menutup antara tanah Tihamah dan Najd. Disini terdapat Mekkah dan Ka’bah
2. Tanah Yaman, terletak disebelah selatan Hijaz. Disebut “yaman” karena letaknya di sebelah kanan Ka’bah, merupakan daerah yang sangat subur. Sebelah baratnya ada laut merah, di selatannya ada samudera Hindia, di utaranya ada Hijaz, di timurnya ada Hadramaut. Kota-kota besarnya seperti kota Saba’, Ma’rib, Shan’a, Hudaidah dan And.
3. Tanah Hadramaut, terletak di sebelah timur Yaman dan berada di tepi Laut Hindia.
4. Tanah Murah, terletak di sebelah timur Hadramaut
5. Tanah Uman/Oman, terletak di sebelah utara bersambung dengan teluk Persia dan sebelah tenggara dengan samudera Hindia.
6. Tanah Al-Hasa terletak di pantai teluk Persia dan panjangnya sampai ke tepi sungai Euprat.
7. Tanah Najd terletak di tengah-tengah antara Hijaz, Al-hasa, sahara negeri Syam dan negeri Yamamah. Merupakan tanah tinggi, datar dan luas, bersambung di utara dengan Syam, di timur dengan Iraq, di barat dengan Hijaz dan di selatan dengan Yamamah.
8. Tanah Ahqaf, terletak tanah Arab sebelah selatan dan sebelah barat daya Uman, merupakan dataran rendah.
Negeri Yamamah terletak di antara Najd dan Yaman, atau di sebelah timur al-Ihsa, di barat Hijaz, disebelah selatan Najd. Dinamakan juga dengan Arudh, karena tanah ini menceraikan Najd dan Yaman. Negeri Timamah terletak di selatan Yaman, sebelah utara Hijaz.
Mekkah terletak di sebuah perut jurang dan dikelilingi oleh gunung-gunung dari semua arah. Dari arah timur membentang Jabal Abu Qubais, dari arah barat ada Jabal Qaiqa’an. kedua Jabal ini membentang dengan bentuk bulan sabit dan mengabit bangunan Ka’bah. Daerah dataran rendah disebut Batha’ disini terletak Ka’bah yang dikelilingi kompleks pemukiman orang Quraisy. Daerah dataran tinggi disebut Al-Ma’la. Di ujung gunung yang mirip bulan sabit ini berdiri pemukiman sederhana milik penduduk dusun yang miskin dan suka berperang.
Mekkah terdapat di tanah Hijaz, berada di tengah lembah yang dikelilingi gunung-gunung. Kawasan yang rendah di sekitar Ka’bah disebut al-Bathha’, bagian timur Majidil Haram disebut dengan Ma’la, bagian barat dan selatan disebut Misfalah. Rasulullah SAW berasal dari Misfalah, beliau dilahirkan di sana dan saat Futuh Mekkah masuk lewat sana.
Mekkah memiliki 3 pintu masuk yaitu Ma’la, Misfalah dan Syabikah. Mekkah berada pada derajat 19,25,21 LU dan 46,49,39 LS, dan berada pada ketinggian 300 mdpl.
Mekkah merupakan pusaran bumi dan tengah-tengahnya bumi. Nama-nama Mekkah dalam Al Qur’an: Mekkah Qs. 48/29, Bakkah Qs. 3/96, Ummul Qura, pusat negeri, ibu bumi Qs. 6/92, Al-Balad, negeri Qs. 14/35, Al-Balad Al-Amin, negeri yang aman Qs. At-Tiin/3, Al-Baldah, negeri Qs. 27/91, Haraman Aaminan, daerah haram yang aman Qs. 28/57, Waadin Ghairu Dzi Zar’in (tempat yang tidak mempunyai tanaman) Qs. 14/37, Ma-‘ad, tempat kembali Qs. 28/85, Qaryah, negeri Qs. 47/13, Masjidil Haram Qs. 2/144.
Al-Haram Al-Makki adalah daerah-daerah sekitar Mekkah. Daerah ini memiliki luas 550 km2 dengan garis panjang perbatasan 127 km. Batas-batas wilayah ini adalah :
1. Masjid Tan’im (Masjid Aisyah), sekitar 7,5 km dari masjidil haram disebelah utara melewati Mekkah, tempat yang paling dekat dengan batas al-haram, merupakan tempat Aisyah memakai pakaian ihram ketika haji Wada’ (9H)
2. Ji’ranah, nama seorang seorang wanita dari Bani Tamim yang disebut Raythah dan bergelar Ji’ranah (diabadikan dalam Qs.16/92). Kini merupakan perkampungan di lembah Saraf, sekitar 24 km dari masjidil haram ke arah timur laut.
3. Hudaybiah, nama sebuah sumur di jalan lama Mekkah-Jeddah, berjarak 22 km dari masjidil haram. Di dekatnya kini berdiri Masjidil Haram, berjarak 2 km dari batas tanah haram.
4. Nakhlah, nama tempat antara Mekkah-Thaif, merupakan batas tanah haram di sebelah timur laut, berjarak 13 km dari masjidil haram. Nakhlah terbagi menjadi Nakhlah Yamaniyah disebelah jalan kiri Thaif (Sail) dan Nakhlah Syamaliyah (selatan), keduanya dipisahkan pegunungan panjang yang disebut Ba’ah.
5. Adhat Laban (“anak sungai keputihan”), merupakan gunung yang memanjang diatasnya, berjarak 16 km dari masjidil haram, merupakan batas tanah haram di sebelah selatan. Kini disebut dengan al-Uqaisyiyyah (Ibnu Uqaisyiyyah adalah pemilik adhat laban abad 9 H).
6. Jabal Arafat, berjarak 22 km dari masjidil haram di sebelah timur.
Pada masa Nabi SAW terdapat beberapa jalan masuk kedalam Mekkah. Di sebelah utara terdapat jalan menuju Yatsrib dan Syam, di selatan ada jalan menuju Yaman, di sebelah barat ada jalan menuju Jeddah, dan di timur ada jalan menuju Bashrah dan Thaif. Mekkah dikelilingi bukit/gunung, diantaranya Jabal Qubais, Jabal Amr, Jabal Ahmar, Jabal Hindi.
Ka’bah adalah baitullah, “rumah Allah”. Ia merupakan bangunan yang menjadi pusat peribadatan, yang dengannya ummat Islam memiliki satu arah dalam melakukan sholat dan haji. Nama-nama Ka’bah dalam Al Qur’an : Ka’bah Qs. 5/97, Al-Bayt Qs. 3/96, Baytullah Qs. 2/125, Baitul Haram Qs. 5/97, Baitul ‘Atiiq, rumah tua Qs. 22/29, dan Kiblat, arah muka Qs. 2/144.
Tidak dapat dipastikan sejak kapan Ka’bah sudah berdiri, yang jelas ia sudah sangat lama (Qs. 3/95-96). Abdullah bin Umar berkata bahwa Ka’bah sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS sebagai tempat thawaf, sebagaimana halnya Arasy sebagai tempat thawaf para malaikat. Saat terjadi banjir semasa Nuh AS, rumah ini diangkat oleh Allah SWT, atau hancur sebahagian.
Yang jelas, Al Qur’an menceritakan Ibrahim AS bersama Ismail AS menyusun baitullah dari pondasi yang masih tersisa (Qs. 2/127), ini terjadi sekitar 5000 tahun yang lalu. Ketika Qushay bin Kilab memegang kekuasaan Mekkah, ia memimpin renovasi Ka’bah, sampai kemudian diperbaiki lagi oleh tetua suku Quraisy semasa Rasulullah SAW masih belia (35 tahun). Rusaknya Ka’bah ketika itu disebabkan karena adanya banjir bah yang merusak kota mekkah dan Ka’bah. Ketika itu barulah diletakkan tutup Ka’bah diatasnya.
Sampai tahun 65 H Ibnu Zubair merenovasi Ka’bah dari pondasi yang masih ada, ketika itu Yazid bin Rumah menceritakan pondasi Ka’bah berupa batu-batu seperti punuk unta. Renovasi total Ka’bah dilakukan semasa pemerintahan Sultan Murad tahun 1040 H. Tahun 1417 H terungkap kondisi sebenarnya pondasi Ka’bah yaitu di sekitar tempat thawaf dengan kedalaman 1,4 m. Ketika itu Raja Fahd bin Abdul Azis tahun 1417 merehabilitasi total bangunan Ka’bah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.