Rasulullah memiliki perangai yang agung (Qs 68:4), karena itu seluruh perilakunya menjadi uswah bagi kaum muslimin (Qs. 33:21) baik sunnahnya, haditsnya maupun sejarah kehidupan yang ditempuhnya telah memberikan landasan syari'at, manhaj harakah dan akhlaq kepada kaum muslimin. Rasulullah dengan sifat-sifatnya yang mulia diutus Allah SWT dengan dibekali al-Huda dan Dimil Haq untuk dizhahirkan dan dimenangkan atas seluruh din-din lainnya (Os. 9:33 48:28 61:9)
Beberapa sifat utama dalam Al Our'an dijelaskan dalam ayat-ayat sebagai berikut: Di dalam Qs. 7:157 disebutkan sifat-sifat pengikut Rasulullah :
a) Melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar (sebagai ciri khairu ummah) Qs 3:110
b) Menghalalkan yang ihayyib dan mengharamkan yang khabilsah (menjaga dan menegakkan syariat) (Qs. 42:13)
c) Membuang beban dan belenggu dimasyarakat (membebaskan dari penjajahan sesama manusia) (Qs. 28:4-6)
Didalam Qs. 48:29 sifat-sifat orang-orang yang bersama dengannya :
a) Keras dan tegas terhadap orang kafir (Qs. 9:73)
b) Lemah lembut dengan sesama orang mu'min (Qs. 49:10 58:28)
c) Ruku dan sujud mengharap ridho Allah (Qs. 49:1)
d) Nampak perilakunya sebagai bekas (atsar) sujudnya
e) Laksana tanaman yang akarnya menghujam bumi dan dahannya menjulang keangkasa dan mengeluarkan buah-buahan, sebagai simbol dari solidnya kaderisasi dilakukan. (Qs. 66:14) sebagaimana adanya pelanjut perjuangan Isa AS/Hawariyyun
Didalam Os. 5.54 disebutkan generasi pengganti yang baik . Mencintai Allah dan Allahpun mencintai mereka (Qs. 2:165 61:4-5), Lemah lambut terhadap orang mu'min, Keras, tegas terhadap orang kafir. Berjihad fi sabilillah (Qs. 2:207), Tidak takut celaan orang yang suka mencela (Qs. 25:52 9:16). Disebutkan dalam Qs. 3:159 diuraikan sebagai berikut berlaku lemah lembut, memaafkan orang, memohonkan ampun, bermusyawarah.
Disebutkan dalam Qs 9:128 sifat Rasulullah adalah : merasakan beratnya penderitaan dan ketertindasan masyarakat binaannya, sangat menginginkan keimanan bagi masyarakat binaannya, pengasih dan penyayang.
Disebutkan dalam Qs 9:128 sifat Rasulullah adalah : merasakan beratnya penderitaan dan ketertindasan masyarakat binaannya, sangat menginginkan keimanan bagi masyarakat binaannya, pengasih dan penyayang.
Jika diperhatikan dari ayat-ayat diatas dan dalam rekaman-rekaman shiroh nabawiyah ada satu sifat Rasulullah yang sangat menonjol dan menjadi poros semua segi kehidupan moral, itulah yang disebut dengan Hilm. Menurut al-Zabidi kata hilm didefinisikan sebagai tindakan pengekangan jiwa seseorang dan menaham sifat seseorang dari emosi kekerasan suatu kemarahan. Sedangkan menurut al-Bustani hilm adalah keadaan jiwa tetap tenang sehingga tidak dapat bergerak dengan mudah dan tidak gentar menghadapi bencana apapun yang timbul, suatu keadaan tenang yang mantap meskipun terserang kemarahan, dan lamban dalam membalas orang yang salah. Perhatikan Qs 3:134 7:199 41 34 24:22 3:159. Sabda Rasulullah : "Bukanlah dikatakan pemberani orang yang cepat marah tetapi sesungguhnya pemberani itu adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah".
Dari kutipan shiroh berikut menarik sekali untuk digali nilai-nilai hilm pada diri Rasulullah.Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairoh, dia berkata : "Seorang Arab Badui datang, lalu buang air kecil kedalam masjid, maka orang-orang berdiri dan siap untuk memukulnya. Berkata Nabi SAW : "Biarkanlah dia dan siramlah segera air kencingnya dengan seember air, sesungguhnya kami diutus sebagai pemberi kemudahan dan tidaklah hanya diutus sebagai pemberi kesempitan".
Dari Abi Umamah, sesungguhnya seorang pemuda telah datang kepada Nabi SAW dan berkata : "Wahai Nabi Allah izinkanlah saya berzina". Maka orang-orang berteriak kepadanya. Kemudian Nabi SAW bersabda : "Mendekatlah kamu". Laki-laki itu mendekati Rasulullah dan duduk didepannya Kemudian Nabi SAW berkata : "Apakah kamu suka berzina dengan ibumu ?" Dia menjawab : "Tidak ! Semoga Allah menjadikan aku penebusmu" Nabi SAW berkata lagi : "Demikian pula orang lain tidak suka menzinahi ibu-ibu mereka. Apakah kamu suka berzina dengan anak-anakmu ?" Laki-laki itu menjawab : 'Tidak ! Semoga Allah menjadikan aku sebagai penebusmu" Nabi SAW berkata lagi: "Maka demikian pula halnya dengan orang banyak, mereka tidak menyenangi zina dengan anak-anak mereka Apakah anda suka menzinahi saudara perempuanmu ?" Dia menjawab : "Tidak ! Semoga Allah menjadikan aku penebusmu". Nabi SAW berkata lagi : "Maka demikian pula halnya dengan orang lain tidak menyukai yang demikian itu pada saudara-saudara perempuan mereka". Kemudian Rasulullah SAW meletakkan tangannya pada laki-laki itu dan bersabda : "Ya Allah, bersihkanlah hatinya, ampunilah dosanya dan peliharalah kemaluannya." HR Imam Ahmad dengan sanad Jayyid.
Mu'awiyyah bin Hakam assulaim berkata : Pada suatu hari ketika saya sedang sholat bersama Rasulullah SAW tiba-tiba seorang dari jama'ah bersin dan saya berucap "Yarhamukallah" Maka ketika itu oang-orang menolehkan pandangan mereka kepada saya, dan saya berucap : "Aduh celaka ibu, kenapa mereka melihat saya ?", malahan mereka memukul-mukulkan tangannya pada pipi-pipi mereka sendiri. Mereka terdiam ketika saya melihatnya, saya diam pula. Ketika Rasulullah SAW selesai sholat, demi Allah saya belum pernah melihat pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik didikannya dari pada beliau. Demi Allah beliau belum pernah memaksa atau bermuka masam kepada saya, tidak memukul dan tidak mencaci, bahkan beliau bersabda : "Sesungguhnya pada sholat ini, tidaklah pantas ada sesuatu apapun dari perkataan manusia kecuali tasbih, takbir dan membaca Al Our'an" HR Muslim.
Anas meriwayatkan : "Saya pernah berjalan bersama Rasulullah SAW dan ketika beliau memakai mantel Najran kasar sisi-sisinya, tiba-tiba seorang Arab menghampirinya dan menarik mantel Nabi dengan sekuat-kuatnya, maka ketika saya melihat pundak beliau lipatan pinggir mantelnya telah terlepas akibat dari kerasnya tarikan orang itu, kemudian dia berkata : "Hai Muhammad berikanlah padaku harta Allah yang ada padamu". Maka saya menengok kepada beliau dan beliau hanya tertawa, kemudian memberi orang itu". Jika kita perhatikan dengan seksama cuplikan-cuplikan diatas, nyata sekali sifat hilm Rasulullah telah menjadi karakteristiknya. Dengan sifat hilm inilah Rasulullah memimpin ummatnya dan memecahkan persoalan-persoalan rumit yang dihadapinya selaku Nabi, Rasulullah dan Pemimpin Masyarakat dan pemimpin negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.