Pengabdian kepada Allah harus bersih dari syirik (Qs. 4:36 18:110). Namun kenyataannya manusia bahkan orang mu'min sendiri yang beriman kepada Allah sebagian besar dalam keadaan musyrik (Qs. 12:106).
Ini menjadi masalah yang sangat serius sebab musyrik adalah masalah mendasar, yaitu masalah yang menentukan hitam dan putihnya keimanan seseorang, tak perduli bagaimana ibadah yang dilakukan atau seberapa bagus akhlaqnya.
Inilah sebabnya seseorang yang akan masuk kedalam Jama'ah pertama kali yang harus dinilai adalah ketauhidannya, apakah orang tersebut masih memiliki kemusyrikan atau tidak. Hal ini dilakukan Rasulullah pada saat Iqrar Aqabah, dimana salah satu point bay'ahnya adalah berjanjinya penduduk Yatsrib untuk tidak memperserikatkan Allah dengan sesuatu yang lain (Qs. 60:12).
Ini menjadi masalah yang sangat serius sebab musyrik adalah masalah mendasar, yaitu masalah yang menentukan hitam dan putihnya keimanan seseorang, tak perduli bagaimana ibadah yang dilakukan atau seberapa bagus akhlaqnya.
Inilah sebabnya seseorang yang akan masuk kedalam Jama'ah pertama kali yang harus dinilai adalah ketauhidannya, apakah orang tersebut masih memiliki kemusyrikan atau tidak. Hal ini dilakukan Rasulullah pada saat Iqrar Aqabah, dimana salah satu point bay'ahnya adalah berjanjinya penduduk Yatsrib untuk tidak memperserikatkan Allah dengan sesuatu yang lain (Qs. 60:12).
Allah SWT sedemikian memperhatikan masalah syirik ini, dan melarang kaum muslimin untuk memperserikatkan-Nya dengan sesuatu yang lain. Apakah sesuati itu disebut dengan benda, manusia, konsep, sistem, ajaran, idiologi atau lainnya. Perhatikan larangan ini didalam Os. 4:48 31:13 4:116 39:53 9:113-114 6:151 7:33.
Syirik secara bahasa berarti an-nashiib yaitu bagian. . Secara istilah, syirik adalah mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Sesuatu itu bisa berarti benda, manusia, konsep, sistem, ajaran, idiologi dan lain sebagainya. Sedangkan secara istilah syari, syirik berarti menjadikan selain Allah punya bagian dalam hal-hal yang khusus bagi Allah.
Allah berfirman,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Ada berbagai macam bentuk syirik:
Syirik terbagi dalam syirik kecil yaitu Riya (Qs. 98:5) dan syirik besar. Syirik besar terbagi dalam beberapa jenis:
a) Syirkud da'wah artinya syirik dalam berdo'a atau memohon sesuatu tidak kepada Allah, tetapi kepada sesuatu yang lain. (Qs. 29:65 35.13)
b) Syirkun Niyah artinya syirik dalam niat, meniatkan sesuatu tidak karena Allah. Melakukan hijrah tidak karena Allah, berjihad tidak karena Allah, berda'wah tidak karena Allah. (Os
c) Syirkut Tha'ah artinya syirik dalam ketaatan, yaitu menaati pimpinan yang tidak berasal dari jama'ah kaum muslimin atau pimpinan yang tidak memiliki hubungan dengan Allah dan Rasul. (Qs. 9:31)
d) Syirkui Mahabbah artinya syirik dalam kecintaan, ada yang dicintai melebihi Allah dan Rasul, atau mencintai seseorang tidak karena Allah dan Rasul. Bisa juga mencintai sesuatu (bisa anak, istri, harta, usaha, dll) melebihi kecintaan kepada Allah, Rasul. Jama'ah dan Jihad. (Qs. 9:24 2:165)
e) Syirkui Walayah artinya syirik dalam loyalitas atau dalam masalah perwalian. Ada yang mengambil wali tetapi bukan dari lingkungan jama'ah kaum muslimin. (Qs. 4:144)
f) Syirkui ibadah artinya syirik dalam peribadatan, ada yang d'ibadati tetapi bukan kepada Allah, bukan dengan cara yang Allah dan Rasul tuntunkan. (Qs. 4:117-118)
g) Syirkui Hakimiyah artinya syirik dalam masalah hukum, merumuskan hukum tidak bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits Shohih, mengambil hukum bukan hukum Islam, yaitu hukum dari bukan jama'ah kaum muslimin. (Qs. 42:21 4:50 4:60)
h) Syirkui Khauf artinya syirik dalam ketakutan, ada yang ditakuti tetapi bukan Allah (Qs. 39:36)
Syirik bisa terjadi karena sebab-sebab sebagai berikut:
a) Tidak bersyukur atas nikmat Allah (Qs. 16:54 30:33-34 29:65)
b) Mengabdi kepada selain Allah, seperti benda, manusia atau konsep (Qs. 7:70 7:170)
c) Mengkultuskan pemimpin (Qs. 9:31 14:21)
d) Mengikuti ajaran nenek moyang/lingkungan (Qs. 7:172-173 16:35)
e) Mengutamakan prasangka/dzhan (Qs. 6:148 10:66 10:35-36)
f) Mengikuti bisikan syaithan (Qs. 14:22)
Syirik berakibat buruk bagi yang melakukannya. Ancaman Allah sangat keras bagi orang yang berperilaku syirik, seperti dinyatakan Al-Qur'an sebagai berikut:
a) Orang musyrik akan dikuasai oleh syaithan (Qs. 16:100)
b) Terhapus seluruh amalannya (Qs. 39:65 6:88)
c) Dimasukkan kedalam neraka (Qs. 3:151)
d) Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (Qs. 4:48 4:116)
e) Allah mengazab mereka di neraka (Qs. 33:73 48:6)
f) Allah haramkan baginya syurga (Qs. 5:72)
g) Seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar burung atau diterbangkan angin ketempat jauh (Qs. 22:31)
Sikap Mu'min terhadap perilaku syirik dan orang musyrik :
a) Berpaling dari orang musyrik dan hanya mengikuti Al Qur'an (Qs. 6:106 15:94)
b) Perangi orang musyrik itu semuanya (Qs. 9:36)
c) Berlepas diri dari apa yang dipersekutukan orang musyrik (Qs. 6:19)
d) Tidak boleh menjadikan rahib dan akhbar (intelektual) sebagai Rabb selain Allah (Qs. 9:31)
e) Bersikap keras terhadap orang musyrik dan perilaku kemusyrikan (Qs 10:71)
f) Jangan menikahi wanita musyrik (Qs. 2:221 24:3)
g) Jangan biarkan orang musyrik masuk kedalam masjidil haram (Qs. 9:28)
h) Boleh melakukan perjanjian/kesepakatan dengan orang musyrik sepanjang dilakukan dalam kepentingan jama'ah, tetapi jika mereka melanggar perjanjian/kesepakatan yang dibuat harus berlepas diri dari mereka (Qs. 9:1,3)
i) Anak-anak harus diajari tauhid dan tidak melakukan syirik sejak kecil (Qs. 31:13 7:190)
j) Pergauli orang tua dengan baik sekalipun mereka musyrik (Qs 31:15 29:8) k) Boleh memberikan perlindungan kepada orang musyrik jika mereka meminta, namun dalam rangka da'wah yaitu agar mereka dapat mendengar kalamullah (Qs. 9:6)
Orang musyrik mengambil wali selain Allah (Qs. 6:14). Orientasi hidup mereka selalu kepada kebendaan/materialisme bukan kepada Allah (QS. 6:79).
Allah memiliki Kerajaan di langit maupun dibumi (Qs. 2:107 3:189 5:17,18,40,120 7:158 9:116 24:42 25:2 39:44 42:49 43:85 45:27 48:14 57.2,5 85:9). Tidak ada sekutu bagi Allah dalam mulkiyah-Nya (wala syarikun lahu fil mulki). Karena itu ciri dari institusi yang memiliki konfigurasi tauhidullah adalah bersih dari syirik, dari noda-noda, tandingan-tandingan (Qs. 17:111 25:2) Peaimpamaan bagi orang yang menjadikan Jama'ah sebagai satu-satunya washilah bagi dirinyaadalah seperti seorang budak yang hanya dikuasai oleh satu tuan (Qs. 39:29)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.