Misi dan Tugas Nabi dan Rasul



Semua rasul membawa misi Tauhid, yaitu menuggalkan Allah sebagai satu-satunya ilah, sebagai satu-satunya yang disembah (al ma'bud) (Qs 21:7 21:25 18:lib 23:52 28:88). 

“Tidaklah Kami mengutus sebelum engkau [Muhammad] seorang rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya; tidak ada ilah [yang benar] selain Aku, maka sembahlah Aku [saja].” (QS. Al-Anbiya’: 25)

“Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul [yang berseru]: Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. An-Nahl: 36)

“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia berkata; Wahai kaumku, sembahlah Allah tiada bagi kalian sesembahan selain-Nya.” (QS. Al-A’raaf: 59).

“Dan kepada kaum ‘Aad, Kami utus saudara mereka yaitu Hud. Dia berkata; Wahai kaumku, sembahlah Allah tiada bagi kalian sesembahan selain-Nya.” (QS. al-A’raaf: 65).

“Dan kepada kaum Tsamud, Kami utus saudara mereka yaitu Shalih. Dia berkata; Wahai kaumku, sembahlah Allah tiada bagi kalian sesembahan selain-Nya.” (QS. Al-A’raaf: 73).

“Dan kepada kaum Madyan, Kami utus saudara mereka yaitu Syu’aib. Dia berkata; Wahai kaumku, sembahlah Allah tiada bagi kalian sesembahan selain-Nya.” (QS. Al-A’raaf: 85).


Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, beliau mengisahkan bahwa suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memboncengkan Mu’adz di atas seekor binatang tunggangan (keledai bernama ‘Ufair). Nabi berkata, “Wahai Mu’adz.” Mu’adz menjawab, “Kupenuhi panggilanmu dengan senang hati, wahai Rasulullah.” Lalu Nabi berkata, “Hai Mu’adz.” Mu’adz menjawab, “Kupenuhi panggilanmu dengan senang hati, wahai Rasulullah.” Sampai tiga kali. Lalu Nabi bersabda, “Tidak ada seorang pun yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan -yang benar- selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah secara jujur dari dalam hatinya kecuali Allah pasti mengharamkan dia tersentuh api neraka.” Mu’adz berkata, “Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya saya menyampaikan kabar ini kepada orang-orang agar mereka bergembira?”. Beliau menjawab, “Kalau hal itu disampaikan, nantinya mereka justru bersandar kepadanya (malas beramal)?”. Menjelang kematiannya, Mu’adz pun menyampaikan hadits ini karena khawatir terjerumus dalam dosa [akibat menyembunyikan ilmu] (HR. Bukhari dan Muslim)

Misi utama para nabi dan rasul pada intinya hanya ada dua yaitu menegakkan penganbdian semata kepada Allah dan mengkufurkan / meninggalkan pengabdian kepada berbagai macam Thagut. Pengabdian kepada Allah tidak akan sampai kepada kesempurnaan dan totalitas jika tidak menolak Thagut (Qs. 16:36 2:256).

Tugas para Rasul adalah :
a) Menyampaikan Risalah (Qs 5:67 33:39)
Tentang pencipta alam semesta (Qs. 6:102 13:16) dan sifat-sifat Allah (Qs. 59:24)
Mengajak manusia mentauhidkan Allah (Qs. 21:25 16:76:5
Menyampaikan syari’at Allah kepada manusia (Qs 5:67  16:44)
Memberi khabar gembira dan ancaman (Qs. 6:48 2:213 18:56)
Sebaai hujjah atas manusia (Qs 4:165,41,42,16,89 20.34 26:108,136)
Menunjuki manusia jalan yang lurus (Qs. 40:38 19:43)

b) Mendidik Dan Membimbing Ummat Manusia
Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskannya dari hawa nafsu dan sifat tercela (Qs. 62:2 3:164)
Meluruskan aqidah/idiologi dan fikrah yang menyimpang dari Islam (Qs. 2:213)

c) Memimpin Dan Mengatur Masyarakat dan Negara
Memimpin jama'ah/umat dengan menjalankan syirah dan minhaj rabbani (Qs. 38.26 6:165).
Menegakkan dan menerapkan syari’at Allah diantara hamba-hambaNya (Qs. 5:49)
Memberi keputusan hukum atas persoalan-persoalan yang muncul (Qs. 4:64-65).
Membentuk kekhalifahan yang tegak atas manhaj nubuwwah dan mengayomi seluruh kepentingan Islam dan ummatnya (Qs. 24:55).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.