Kedudukan Ukhuwah Dalam Al Qur'an dan Sunnah


Ukhuwah lil Islam menempati posisi yang tinggi, ia merupakan batu bata bagi tegaknya bangunan perjuangan Islam. Aktifitas-aktifitas mulia yang berskala luas dan besar yang menjadi proyek Jama'ah tidak bisa di jalankan manakala tidak dibangun di atas landasan ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah-lah yang menjadikan terikatnya dan bersatunya orang-orang mukmin dalam menjalankan Jihad dan Dakwah.

Dalam menafsirkan Qs.59:10, Ibnu Laila berkata, "Manusia berada dalam tiga kelompok : kelompok Muhajirin (Qs. 59:8), kelompok orang yang terdahulu menempati Madinah dan beriman sebelum kedatangan Muhajirin (Qs 59:9) dan kelompok orang yang datang setelah mereka (Qs. 59:10). Berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk tidak ke luar dari ketiga kelompok di atas." Jadi dalam konteks Ukhuwah, manusia terbagi tiga golongan yaitu Muhajirin, Anshor dan Tabi'in.

Al Qurthuby memberikan penjelasan saat menafsirkan Qs. 49:12, "Ayat ini berkenaan dengan dua orang sahabat Nabi yang sedang menggunjing kawannya. Biasanya apabila Nabi SAW mengadakan perjalanan jauh, beliau menyatukan seorang lelaki miskin dengan dua orang lelaki kaya untuk melayani keduanya. Salman masuk ke dalam kemah, kedua matanya terkantuk dan iapun tidur sebelum mempersiapkan apapun untuk dua orang sahabat yang dilayaninya. Kedua sahabatnya datang, karena tidak menemukan makanan dan lauk pauk mereka berkata kepada Salman, "Pergilah dan mintakan untuk kami makanan dan lauk pauk kepada Rasulullah SAW. Salmanpun melaksanakan apa yang diperintahkan mereka "Temuilah Usamah bin Zaid (bendahara Nabi), tanyakan kepadanya apakah ia masih memiliki sisa makanan untuk diberikan kepadamu", kata Rasul kepada Salman. Iapun pergi menemui Usamah, "Saya tidak memiliki apa-apa", kata Usamah

Salman kembali kepada keduanya dan menceritakan keadaan itu kepada mereka. Mereka berkata, "Sebenarnya dia punya hanya saja dia bakhil" Kemudian mereka menyuruh Salman untuk menemui sejumlah sahabat, tetapi juga tidak mendapatkan apa-apa dari mereka. Kedua sahabat Salman itu berkata, "Seandainya kita menyuruh Salman pergi ke sumur Samihah, tentu airnyapun kering, atau jangan-jangan sebenarnya Usamah memiliki sesuatu". Nabi SAW melihat keduanya, lalu berkata, "Mengapa saya melihat daging segar di mulut kalian ?". "Wahai Nabiullah demi Allah kami tidak memakan daging atau lainnya pada hari ini, jawab mereka tidak mengerti. "Tetapi kalian berdua telah memakan daging Salman dan Usamah", tegas Rasulullah. Maka turunlah ayat tersebut. Hadits-Hadits tentang Ukhuwah bisa dilihat pada bagian lampiran buku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.