Estafeta Kepemimpinan Risalah



Sejak awal, Allah sudah memaklumatkan akan menghadirkan maqom kekhalifahan/kenubuwahan di muka bumi ini Qs. 2:30), inni ja'ilunfil ardhi khalifah. Adam sebagai manusia mendapat peran menempati dan menjalankan tugas dalam maqom ini untuk pertama kalinya. 

Untuk mendukung dan menopang pelaksanaan misi dan tugas suci ini, Allah menurunkan hudan Qs 2:38. Maqom kenubuwahan sebagai bingkai/konfigurasi dan hudan sebagai esensi/substansinya. Keduanya adalah integral, nubuwah dan hudan.

Setelah Adam wafat, maqom kenubuwahan ini kosong, tiada yang menempati, sampai kemudian Allah melantik Idris sebagai penanggung jawab maqom kenubuwahan berikutnya Demikian seterusnya. Ketika Isa AS wafat, maqom inipun kembali kosong tiada yang menempati, inilah masa-masa kekosongan Rasul, fatratin minarrusulu, tiadanya institusi kenubuwahan (Qs. 5:19). Namun Allah berkehendak untuk menghadirkan khataman nabiyyin dan diangkatlah Rasulullah yang berasal dari Bangsa Arab yaitu Muhammad SAW (Qs 33:30).

Dalam estafeta kepemimpinan risalah, setiap Nabi melakukan prosesi suci berupa perikatan dengan Allah SWT yang disebut dengan mitsaq ghalizan(Qs. 33:7-8 3:81-82). Mitsaq inilah yang menjadikan estafeta kenubuwahan menjadi Legitimate/Sah. Tentu yang dimaksud adalah legitimate dalam pandangan Allah SWT, sebab masyarakat Arab ketika itu masih belum mengikuti dan para Penguasa Mekkah jelas-jelas menganggap Rasulullah sebagai pemberontak, pemecah belah dan kekuasaan yang menjadi tandingan dan mencoba merebut Pengaruh penduduk Mekkah. Legitimate kenubuwahan ini menjadi penting karena semakin mendekati akhir zaman akan semakin banyak manusia yang mengaku menjadi nabi dan rasul sementara pada hakikatnya mereka tidak pernah melakukan mitsaqan ghalizan.

Rasululullah-pun melakukan Mitsaq ini melalui pernyataan  ketika sedang bertahannuts di dalam Gua Hira. Rasulullah sendiri menyatakan kenubuwahan secara terbuka di atas Bukit Shafa pada tahun ke-3 bi'tsah Nubuwah (Qs. 7:158) yang kemudian menjadi titik balik sikap Penguasa Mekkah yang semula membiarkan gerakan Rasulullah menjadi membenci dan memusuhi Rasulullah.

Setelah Rasulullah meninggal, kepemimpinan ummat tidak lagi dipimpin oleh Nabi tetapi dipimpin oleh para Khulafaur Rasyidin. Yang pertama yaitu Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq. Legitimate-nya Abu Bakar sebagai Khalifah diperoleh/didapat melalui syuro ummah yang diwakili oleh perwakilan-perwakilan rakyat yang ada. 

Bertempat di Baitus Saqifah, Abu Bakar dilantik sebagai khalifah dan mengucapkan khutbah politik kepala negara di dalam Masjid Nabawi di Madinah Pelantikan Abu Bakar sebagai khalifah dalam khazanah Fiqh Siyasah disebut dengan bayat. Bay'at adalah perjanjian politik antara kepala negara dengan rakyat melalui majlis syuro ummah.

Pada hakikatnya di dalam Bay'ah terkandung pesan bahwa Rakyat menyerahkan hak-hak subjektifnya untuk diatur oleh Khalifah dan Khalifah sendiri menerimanya dengan kesiapan memimpin rakyat dengan Amanah, 'Adil dan penuh Hikmah. Pengangkatan kepemimpinan ummat dalam syuro berakhir sejak diangkatnya Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Setelah itu lahirlah berbagai dinasti kepemimpinan ummat yang berdasar nasabiahseperti Abasiyah, Fathimiyah, Utsmaniyah. Sejak masa Mu'awiyah, khilafah 'ala minhaj nubuwah berganti menjadi mulkan adhon, dan sejak 1924 M ketika Sultan Abdul Hamid II diganti oleh Musthafa Kemal Pasha yang menyatakan dibubarkannya kekhalifahan, maka umat muslim memasuki masa baru yang disebut dengan mulkan jabriyah.

Estafeta kepemimpinan ummat akan terus berlanjut, proses legitimasinya harus mencontoh kepada periode Khulafaur Rasyidin. kepemimpinan umaat harus dibangun di tingkat lokal (qawm, qabilah, syuub) sebagaimana praktik Rasulullah yang membangun negeri Islam di sebuah kampung kecil yang bernama Yatsrib.  Rasulullah tidak bermimpi dengan membangun secara langsung di tingkat dunia, tetapi ia memprosesnya di lingkup bangsa (Nation) yang paling mungkin yaitu masyarakat Jazirah Arab. Pembentukan pada tingkat Dunia baru terjadi pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab yang ketika itu sanggup menghancurkan dua dinasti Kerajaan pemegang kekuasaan Dunia yaitu ROMAWI dan PERSIA. Ini adalah Uswah Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin yang harus diikuti tahap demi tahap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.