Al Wala' Wal Baro' Sebagai Tindak Lanjut Syahadatain


Titik mula perubahan besar yang terjadi di Mekkah adalah ketika Rasulullah SAW untuk pertama kali menyebarkan dakwah dan menyerukan kalimat syahadatain, "La ilaha illallah Muhammad Rasulullah" Muhammab bin Sa'id bin Salim Al Qahthany menyebutkan yang menulis thesis tentang Al Wala' wal Baro fil Islam menyebutkan, "Kalimat inilah yang mencabik-cabik setiap hubungan dan mengenyahkan setiap keterikatan kecuali keterikatan aqidah dan hubungan kecintaan karena Allah serta persaudaraan karena iman. Sehingga selain hubungan itu dianggap sia-sia, baik hubungan darah, keturunan, daerah, jenis maupun warna kulit".

Selama 13 tahun Rasulullah berjuang, embrio masyarakat Islam di Mekkah hanya memiliki keterikatan kepada ikatan aqidah dan walayah. Indikasi dari hadirnya komunitas baru dalam masyarakat Jahiliyyah di Mekkah ini adalah ketika kaum muslimin menyadari bahwa ia tidak akan bisa menjadi lurus, meskipun telah mentauhidkan Allah dan meninggalkan syirik, kecuali setelah memusuhi kaum musyrikin, menyatakan permusuhan dan kebencian secara terus terang. (Qs 58:22 16:36) Landasan alwala' adalah mahabhah (kecintaan) sedangkan landasan albaro' adalah albughdhu' (kebencian).

Dalam struktur bahasa, kalimat tauhid Lailaha illallah memberikan gambaran bagaimana seorang muslim bisa membangun keyakinan yang kokoh (ishlahul 'aqidah) dalam dirinya. Tauhid hanya bisa ditegakkan manakala dalam sudah hilang norma dan nilai-nilai syirik pada diri seseorang, syirik yang dimaksud disini adalah segala hal yang berupaya menjadikan selain Allah sebagai ilah. "La" dalam bahasa 'Arab merupakan kalimatunnafiy (kalimat peniadaan) sedangkan "Ilah" adalah kalimat yang ditiadakan (kalimalul munfiy). Setelah proses penafian dilakukan maka penegakan tauhid baru bisa dilakukan, maka muncullah "lila" sebagai kalimalul itshat atau kalimat pengokohan, sedangkan yang dikokohkan (kalimalul mutsbaf) adalah "Allah". Proses pertama akan melahirkan karakter Baro'ah kepada selain Allah sedangkan yang kedua melahirkan Walayah hanya kepada Allah.

Dengan demikian, wala' karena Allah ialah mencintai Allah, menolong Din-Nya, mencintai dan menolong wali-wali-Nya, serta membangun kerajaan-Nya (Mulkiyatullah), sedangkan Bara' ialah membenci musuh-musuh Allah dan memerangi mereka, serta menghancurkan kerajaannya (Kerajaan-Kerajaan Fira'un), mereka inilah yang disebut dengan wali-wali syaithon (Qs. 2:257 4:76). Allah tidak akan mengutus seorang Nabi dan Rasul-Nya, yang membawa misi risalah Tauhid ini melainkan Dia juga akan membangkitkan orang-orang yang memusuhi sang pembawa risalah (Qs. 6:112 6:123 = akabiro mujrimihalpembesar yang jahat, 11:27).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.